'Kalapisme' Masyarakat Kota

Selasa, 24 November 2020 - 10:54 WIB
loading...
Kalapisme Masyarakat...
Tantan Hermansah
A A A
Tantan Hermansah
Pengajar Sosiologi Perkotaan, Ketua Program Magister KPI UIN Jakarta

DEMAM sepeda, demam tanaman, demam piknik, begitulah kondisi sebagian masyarakat kota. Ketika demam sepeda mendera, tetiba semua menjadi goweser. Bahkan, bukan hanya sepeda, produk turunannya pun membahana mulai dari seragam, helm, botol minuman, sepatu, bahkan tas dan aksesori lainnya.

Ketika demam tanaman, hal serupa terjadi. Tiba-tiba menjadi banyak yang paham tanaman. Atau, menjadi pemburu tanaman. Membicarakan tanaman, mengunggah sedang belanja tanaman, bahkan memviralkan barter tanaman dengan barang yang mahal.

Di tempat lain, ada yang rela antre berjam-jam untuk menjadi pembeli pertama (meski bukan nomor satu) sebuah gawai. Atau, bahkan dalam situasi pandemi, orang rela berkerumun hanya untuk menjadi saksi penutupan sebuah gerai cepat saji.

Jika didalami lebih jauh, gejala sebagian masyarakat kota saat ini didesain untuk menjadi entitas yang mengalami demam akan suatu produk. Produk-produk dibuat dan kemudian dipasarkan untuk menghasilkan pengikut. Dengan adanya para loyalis konsumen ini, maka keberlanjutan suatu produk akan terjaga—dan citra sebuah produk akan semakin meningkat.

Sementara itu, para pengikut produk ini kemudian membangun citra sendiri terhadap produknya. Di dalam kehidupan mereka, ujungnya ada semacam keterhubungan antara produk dan dirinya. Produk-produk diberikan nyawa sehingga model relasinya sudah melampaui relasi subjek-objek lagi. Proses objektivasi relasional ini seakan-akan mengangkat suatu produk menjadi sesuatu yang lain, yang akhirnya seperti subjek manusia.

Ketika sudah sampai pada taraf relasi yang emosional, akhirnya manusia melakukan tindakan-tindakan yang kadang di luar nalar rasional. Tindakan-tindakan ini seperti semakin mendapatkan pembenaran karena adanya pengakuan eksistensial di luar sana, yang diproses melalui suatu ekspose menggunakan media sosial. Ekstraksi media sosial dalam menghubungkan manusia yang irrasional dengan produk dan kemudian mendapatkan pengikutnya, menyebabkan negasi atas tindakan irrasional itu seperti tidak berlaku lagi.

Tindakan ini, jika kemudian semakin dilakukan berulang, sering dan terus menerus, bisa dikatakan sebagai suatu ekspresi kalap. Kalap sendiri dalam KBBI diartikan sebagai (keadaan) lupa diri atau bingung, dan (bahkan) gila. Artinya, ekspresi ini hadir pada seseorang yang terlihat tidak memiliki kesadaran sepenuhnya atas apa yang dilakukannya.

Celakanya, tindakan kalap itu seperti dijadikan standar untuk mengulang lagi dan lagi. Begitu seterusnya. Jika sudah seperti ini, mereka yang dengan senang dan riang gembira melakukannya bisa disebut sebagai “kalapisme”.

Sebagaimana “isme” yang lain, kalapisme seperti memiliki penganut atau pengikutnya. Para kalapisme akan melakukan tindakan apa pun yang menurut kerangka rasionalitas mereka masuk di akal. Coba saja buktikan, untuk apa menghadiri penutupan sebuah gerai makanan cepat saji bahkan sampai mengabaikan protokol kesehatan. Atau, untuk apa sampai berkerumun dari pagi buta agar dapat produk ponsel baru. Semua ada penjelasannya di hadapan para pelaku, yang bagi sebagian dari kita justru terkesan aneh.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Denny JA Sebut Kesehatan...
Denny JA Sebut Kesehatan Holistik dan Spiritualitas Jadi Tren di 2024
Jangan Lewatkan Malam...
Jangan Lewatkan Malam Ini, Korupsi SYL, Gaya Hidup Pejabat Kita? di Interupsi Bersama Ariyo Ardi, Anisha Dasuki, dan Narasumber Kredibel, Live Hanya di iNews
Korupsi SYL, Gaya Hidup...
Korupsi SYL, Gaya Hidup Pejabat Kita? Besok Malam di Interupsi Bersama Ariyo Ardi, Anisha Dasuki, Sujiwo Tejo, dan Narasumber Kredibel, Live Hanya di iNews
Soroti Gaya Hidup Mewah,...
Soroti Gaya Hidup Mewah, Yudhistira Ikhsan Pramana Ingatkan Masyarakat Bisa Tahu Harta Kekayaan Pejabat
Dubes Akui Banyak Sekolah...
Dubes Akui Banyak Sekolah di Jepang Tutup, Pemicunya Gaya Hidup
Puasa dan Perilaku Antinarsistik
Puasa dan Perilaku Antinarsistik
Sertijab Kapolda, Polri...
Sertijab Kapolda, Polri Ingatkan Seluruh Personel Hindari Gaya Hidup Mewah
Viral Video Diduga Istri...
Viral Video Diduga Istri Brigjen Endar Priantoro Pamer Hidup Mewah, Ini Respons KPK
Tak Hanya Kekayaan Kepala...
Tak Hanya Kekayaan Kepala BPN Jaktim, Gaya Hedon Istri Sudarman Jadi Sorotan Publik
Rekomendasi
Kim Soo Hyun Tegaskan...
Kim Soo Hyun Tegaskan Bukan Penyebab Kim Sae Ron Meninggal Bunuh Diri
H+1 Lebaran, 11.874...
H+1 Lebaran, 11.874 Kendaraan Berangkat Arah Jakarta via Kalikangkung
Kim Soo Hyun Merasa...
Kim Soo Hyun Merasa Dijebak Keluarga Kim Sae Ron sebagai Pedofil
Berita Terkini
Gempa Besar M6,3 Guncang...
Gempa Besar M6,3 Guncang Maluku Barat Daya, Begini Analisa BMKG
47 menit yang lalu
Bantu Korban Gempa,...
Bantu Korban Gempa, Baznas Kembali Berangkatkan Tim Kemanusiaan ke Myanmar
50 menit yang lalu
Gibran Puji Didit Prabowo...
Gibran Puji Didit Prabowo Temui Jokowi hingga Megawati: Tokoh yang Bisa Diterima Semua Pihak
1 jam yang lalu
Korlantas Polri Catat...
Korlantas Polri Catat 1,9 Juta Kendaraan Tinggalkan Jakarta hingga Hari Kedua Lebaran
1 jam yang lalu
Pantau Kunjungan Keluarga...
Pantau Kunjungan Keluarga di Lapas Cipinang, Kemenko Polkam: Bagus, Tak Abaikan Keamanan
2 jam yang lalu
Kepala Bakamla Laksdya...
Kepala Bakamla Laksdya Irvansyah Berpotensi Jadi Wakil Panglima TNI
2 jam yang lalu
Infografis
Selama Ramadan, Penggunaan...
Selama Ramadan, Penggunaan Bahu Jalan Tol Dalam Kota Dimajukan
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved