Dua Parpol Ini Bakal Melejit Jika Habib Rizieq Jadi Ketua Umum

Senin, 16 November 2020 - 20:50 WIB
loading...
Dua Parpol Ini Bakal Melejit Jika Habib Rizieq Jadi Ketua Umum
Elektabilitas Partai Ummat dan Partai Masyumi akan melejit jika Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab menjadi ketua umumnya. Foto ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Kepulangan Pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab ke Tanah Air berpeluang mengubah peta politik menuju 2024. Para elite politik berlomba-lomba untuk merebut dukungan dari Habib Rizieq yang kini seolah menjadi magnet politik baru.

Temuan survei Indonesia Elections and Strategic (indEX) Research menunjukkan jika Habib Rizieq Shihab menjadi ketua umum Partai Ummat atau Partai Masyumi, elektabilitas kedua partai politik itu melejit dari nol koma menjadi kisaran 3%. “Jika Habib Rizieq Shihab ketua umum Partai Ummat, elektabilitas naik menjadi 3,0%, sedangkan jika menjadi ketua umum Partai Masyumi elektabilitasnya 3,5%,” ungkap Direktur Eksekutif indEX Research Vivin Sri Wahyuni dalam siaran pers di Jakarta, pada Senin (16/11/2020). (Baca juga: Habib Rizieq Diajak Gabung Partai Masyumi, Fadli Zon Sarankan Jangan)

Kenaikan elektabilitas kedua partai baru itu juga berpeluang menggerus partai-partai lain, terutama partai-partai berbasis massa Islam. PAN diprediksi bakal mengalami penurunan paling dalam jika Habib Rizieq menjadi ketua umum Partai Ummat atau Partai Masyumi. Sedangkan jika Habib Rizieq menjadi ketua umum Partai Ummat, elektabilitas PAN anjlok dari 1,7% menjadi hanya tersisa 0,7%. Sedangkan jika Rizieq menjadi ketua umum Partai Masyumi, elektabilitasnya menjadi 0,9%. (Baca juga: Berpengaruh, Habib Rizieq Bisa Satukan Tokoh Islam dalam Masyumi Reborn)

Dua Parpol Ini Bakal Melejit Jika Habib Rizieq Jadi Ketua Umum


Partai-partai lain yang mengalami penurunan elektabilitas jika Habib Rizieq menjadi ketua umum Partai Ummat adalah PKS dari 5,5% menjadi 5,1%, PPP dari 2,0% turun menjadi 1,8%, Demokrat dari 3,2% menjadi 2,9%, sementara Partai Gerindra dari 13,4% menjadi 13,2%, dan Golkar dari 8,0% turun menjadi 7,8%. Sementara itu, partai-partai nasionalis justru mengalami kenaikan jika Habib Rizieq menjadi ketua umum Partai Ummat. PDIP naik dari 31,5% menjadi 32,3%, lalu PSI dari 4,8% menjadi 4,9%, dan PKB dari 5,1% menjadi 5,4%. (Baca juga: Punya Agenda Politik, Habib Rizieq Tidak Akan Gabung Masyumi Reborn atau Partai Ummat)

Sedangkan, jika Habib Rizieq menjadi ketua umum Partai Masyumi, partai-partai yang mengalami penurunan elektabilitas adalah PKS dari 5,5% menjadi 4,9%, PPP dari 2,0% turun menjadi 1,5%, Demokrat dari 3,2% menjadi 3,0%, Gerindra dari 13,4% menjadi 13,3%, dan Golkar dari 8,0% menjadi 7,9%. Partai-partai nasionalis juga cenderung mengalami kenaikan jika Habib Rizieq menjadi ketua umum Partai Masyumi. PDIP naik dari 31,5% menjadi 32,0%, lalu PKB dari 5,1 menjadi 5,6%. “Polarisasi antara pemilih Islam dan nasionalis makin menguat dengan adanya faktor Habib Rizieq Shihab ke dalam peta elektoral,” jelas Vivin.

Dua Parpol Ini Bakal Melejit Jika Habib Rizieq Jadi Ketua Umum


Selain itu Habib Rizieq juga berpeluang mendapatkan suara dari pemilih yang semula belum menentukan pilihannya. Jika Habib Rizieq Shihab menjadi ketua umum Partai Ummat, yang semula tidak tahu/tidak menjawab turun dari 19,1% menjadi 17,9%. Sedangkan jika Habib Rizieq menjadi ketua umum Partai Masyumi, turun menjadi 18,5%. Partai-partai papan bawah juga terancam oleh Habib Rizieq. Jika Habib Rizieq menjadi ketua umum Partai Ummat, maka Partai Hanura turun dari 0,5% 0,3%, Perindo dari 0,6% menjadi 0,3%, Berkarya dari 0,4% turun menjadi 0,1%, Partai Gelora dari 0,2% menjadi 0%, dan Masyumi dari 0,1% turun menjadi 0%.

Begitu juga jika Habib Rizieq menjadi ketua umum Partai Masyumi, Hanura turun dari 0,5% jadi 0,3%, Perindo dari 0,6% menjadi 0,2%, Berkarya dari 0,4% turun menjadi 0%, PBB dari 0,1% menjadi 0%, Gelora dari 0,2% mennjadi 0%, dan Partai Ummat dari 0,1% menjadi 0%. Survei Index Research dilakukan pada 8-12 November 2020 terhadap 1.200 orang mewakili seluruh provinsi di Indonesia, dilakukan melalui telepon kepada responden yang dipilih acak dari survei sebelumnya sejak 2018. Margin of error ±2,9%, pada tingkat kepercayaan 95%.
(cip)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1166 seconds (0.1#10.140)