Smile Train Indonesia-Pusrehab Kemhan Luncurkan Terapi Wicara Bibir Sumbing
loading...
A
A
A
Dia menambahkan, jika ada pasien yang hasilnya negatif, pasien kita minta dirawat dulu. Yang negatif kita masukkan ke tempat ini yang dilengkapi dengan fasilitas cukup bagus seperti eka filter, MCK dan pasien dirawat inap sejak hari Sabtu kemarin sampai sekarang. "Kita telah siapkan 5 tempat tidur dimana sebelum mereka masuk tadi harus mengikuti potokol dan prosedur seperti laboratorium, foto torax dan pemeriksaan fisik oleh para dokter," katanya.
Kepala Rumah Sakit Dr Suyoto Pusrehab Kemhan, Kolonel Ckm dr Daniel, SpRad menyatakan siap menjadi salah satu mitra Yayasan Smile Train dan PERAPI dalam melaksanakan pelayanan komprehensif terhadap pasien sumbing bibir dan sumbing langit-langit bagi pasien dari kalangan masyarakat tak mampu di Indonesia.
“Bentuknya berupa pelayanan operasi secara gratis serta menjadi pusat rujukan rehabilitasi khususnya untuk program speech terapi gratis untuk pasien pasca operasi sumbing langit-langit,” Daniel menjelaskan.
Sementara itu, Ketua Dharma Wanita Persatuan Kementerian Pertahanan RI Yayuk Donny Ermawan menegaskan Dharma Wanita Persatuan Kemenhan telah melakukan kegiatan sosial mengikuti program Kementerian Pertahanan RI seperti donor darah, operasi katarak dan sunatan massal.
“Kegiatan ini rutin dilaksanakan setiap tahun. Selain itu kita juga memperhatikan orang-orang disekeliling kita. Jadi kita sudah mengadakan kunjungan Anjangsana ke panti werdha, panti asuhan dan kita juga mendukung kegiatan anak-anak kita di Kemenhan RI dengan memberikan alat pendidikan untuk edukasi. Kemudian kita yang tak kalah penting memberikan bantuan kepada anggota kita sendiri bagi yang sakit menahun atau yang sedang sakit dirumah sakit. Jadi ada sekitar 40 pasien yang sudah mendapat operasi bibir sumbing sejal kemarin hingga sekarang,” tutur Yayuk.
Deasy Larasati, Program Director dan Country Manager Smile Train Indonesia menyampaikan Yayasan Smile Train berkomitmen tidak hanya untuk memberikan akses ke operasi gratis celah bibir dan/atau langit-langit bagi pasien dari kalangan masyarakat tak mampu.
“Tetapi juga kami mempunyai kewajiban untuk memberdayakan tenaga medis mitra kami, serta memberikan perawat komprehensif sebelum, saat, dan sesudah operasi. Kami ingin lebih banyak masyarakat sadar bahwa operasi celah bibir dan/atau langit-langit pada anak hanyalah awal dari lebih banyak langkah lagi bagi anak untuk mencapai kualitas hidup pasca-operasi yang lebih baik,” tuturnya.
Kepala Rumah Sakit Dr Suyoto Pusrehab Kemhan, Kolonel Ckm dr Daniel, SpRad menyatakan siap menjadi salah satu mitra Yayasan Smile Train dan PERAPI dalam melaksanakan pelayanan komprehensif terhadap pasien sumbing bibir dan sumbing langit-langit bagi pasien dari kalangan masyarakat tak mampu di Indonesia.
“Bentuknya berupa pelayanan operasi secara gratis serta menjadi pusat rujukan rehabilitasi khususnya untuk program speech terapi gratis untuk pasien pasca operasi sumbing langit-langit,” Daniel menjelaskan.
Sementara itu, Ketua Dharma Wanita Persatuan Kementerian Pertahanan RI Yayuk Donny Ermawan menegaskan Dharma Wanita Persatuan Kemenhan telah melakukan kegiatan sosial mengikuti program Kementerian Pertahanan RI seperti donor darah, operasi katarak dan sunatan massal.
“Kegiatan ini rutin dilaksanakan setiap tahun. Selain itu kita juga memperhatikan orang-orang disekeliling kita. Jadi kita sudah mengadakan kunjungan Anjangsana ke panti werdha, panti asuhan dan kita juga mendukung kegiatan anak-anak kita di Kemenhan RI dengan memberikan alat pendidikan untuk edukasi. Kemudian kita yang tak kalah penting memberikan bantuan kepada anggota kita sendiri bagi yang sakit menahun atau yang sedang sakit dirumah sakit. Jadi ada sekitar 40 pasien yang sudah mendapat operasi bibir sumbing sejal kemarin hingga sekarang,” tutur Yayuk.
Deasy Larasati, Program Director dan Country Manager Smile Train Indonesia menyampaikan Yayasan Smile Train berkomitmen tidak hanya untuk memberikan akses ke operasi gratis celah bibir dan/atau langit-langit bagi pasien dari kalangan masyarakat tak mampu.
“Tetapi juga kami mempunyai kewajiban untuk memberdayakan tenaga medis mitra kami, serta memberikan perawat komprehensif sebelum, saat, dan sesudah operasi. Kami ingin lebih banyak masyarakat sadar bahwa operasi celah bibir dan/atau langit-langit pada anak hanyalah awal dari lebih banyak langkah lagi bagi anak untuk mencapai kualitas hidup pasca-operasi yang lebih baik,” tuturnya.
(dam)