Smile Train Indonesia-Pusrehab Kemhan Luncurkan Terapi Wicara Bibir Sumbing

Rabu, 11 November 2020 - 10:31 WIB
loading...
Smile Train Indonesia-Pusrehab...
Bakti Sosial Operasi Gratis Bibir Sumbing di RS Dr Suyoto Pusat Rehabilitasi Kemhan, Bintaro, Jakarta Selatan, Selasa 10 November 2020. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Yayasan Smile Train Indonesia bekerja sama dengan Pusat Rehabilitasi Kementerian Pertahanan dan Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik Indonesia (Perapi) meluncurkan program terapi wicara bagi pasien celah bibir dan/atau langit-langit yang sudah menerima operasi.

Program terapi wicara merupakan salah satu dari serangkaian perawatan komprehensif yang disediakan Smile Train untuk meningkatkan kualitas hidup pasien pasca operasi. Yayasan Smile Train adalah organisasi nirlaba internasional,

Hasil kolaborasi tersebut diumumkan pada acara Bakti Sosial Operasi Gratis Bibir Sumbing dan Langit-Langit yang dipadu, dengan kegiatan memperingati Hari Pahlawan yang bertempat di RS Dr Suyoto Pusat Rehabilitasi Kemhan, Bintaro, Jakarta Selatan, Selasa 10 November 2020.

Acara tersebut dihadiri oleh Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Pertahanan Yayuk Donny Ermawan. “Kegiatan ini didukung oleh DWP dan KKT Kemhan, yang dikaitkan dengan Hari Pahlawan 10 November, dan sebagai rangkaian memperingati Hari Ulang Tahun DWP Kemhan yang ke-21, dengan puncak acara pada tanggal 7 Desember 2020,” tutur Kapusrehab Kemhan Brigjen dr Budiman, SpBP-RE, MARS, yang saat ini juga menjabat sebagai Ketua Umum Perhimpunan Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik Indonesia.( )

Menurut Budiman, tema kegiatan kali ini adalah Menebar Senyum di Masa Pandemi. Kegiatan digelar dengan tetap mengikuti protokol kesehatan untuk Covid-19.

“Dalam masa transisi ini kita masih bisa berbuat banyak yaitu memberikan harapan melalui operasi dan perawatan komprehensif celah bibir dan/atau langit-langit bagi saudara-saudara kita yang membutuhkan,” kata Budiman.
( ).

Sementara itu, di Indonesia sendiri saat ini banyak ditemukan anak-anak yang terlahir dengan kelainan celah bibir dan/atau langit-langit . Kondisi tersebut dapat membawa berbagai dampak terhadap kualitas hidup anak serta berbagai masalah kesehatan seperti kesulitan makan, bernapas, dan kesulitan mengembangkan kemampuan berbicara secara normal.

“Seperti anak-anak pada umumnya, anak-anak yang lahir dengan celah bibir dan/atau langit-langit belajar berbicara dari hari pertama sejak mereka dilahirkan dan mengeluarkan suara-suara sebagaimana bayi terlahir tanpa kondisi celah bibir dan/atau langit-langit. Namun, ke depannya perkembangan kemampuan berbicara anak-anak ini dapat terhambat karena mereka tidak dapat menggunakan bagian-bagian rongga mulut untuk berbicara dengan normal. Hal ini dapat menyebabkan hambatan komunikasi seperti keterbelakangan berbicara, masalah artikulasi, hypernasality, dan berbagai masalah lainnya,” ungkap Kolonel Kes dr. Budi Satriyo Utomo, SpKFR,MARS, Kabid Rehab Medik Pusrehab Kemhan RI. mewakili tim rehabilitasi medik RS Dr. Suyoto Pusrehab.

Saat ditanyakan terkait persiapan dan kesiapan Rumah Sakit Dr. Suyoto Pusrehab, Kolonel Kes dr. Budi Satriyo Utomo, SpKFR, MARS menegaskan setiap pasien yang dirawat telah menjalani test kesehatan sesuai standar Covid-19 dan Rumah Sakit.

“Kami menyiapkan semuanya dari awal, seperti mendapatkan data pasien sejak 1 bulan yang lalu bahkan lebih karena ada beberapa pasien yang pulang. Mulai dari situ tetap mengikuti protokol kesehatan Covid-19, kita terima pasien sejak hari Sabtu, kita lakukan pemeriksaan sesuai protokol Covid-19,” ujar Budi Satriyo.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1890 seconds (0.1#10.140)