Strategi Konkret Paslon Soal Corona Pengaruhi Masyarakat untuk Memilih
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pilkada Serentak tepat menyisakan 1 bulan lagi. Masa kampanye terbuka dilaksanakan dalam momen yang sangat berbeda. Pilkada di kala pandemi menjadi sejarah sekali yang tidak ingin terulang.
Pemahaman calon kepala daerah (Cakada) terhadap Covid-19 (virus Corona) dan solusi penanganannya akan menjadi sangat penting. (Baca juga: Dituduh Rizal Ramli Kerap Menjegal, JK Malah Tertawa dan Kasihan)
Hal ini mendapat tanggapan dari pengamat masalah kebangsaan, Doktor bidang Hukum Universitas Pelita Harapan (UPH), Jessica N Widjaja. (Baca juga: Penempatan Pekerja Migran Dinilai Harus Sesuai Nilai Kemanusiaan)
"Masyarakat Indonesia sudah cerdas, mereka sudah berproses melalui berkali-kali Pilkada. Tentunya mereka akan pilih kandidat dengan program terbaik, salah satu yang dicari adalah pemimpin yang mampu menangani masalah utama yang saat ini sedang dihadapi bangsa yaitu Covid 19," kata Jessica, Senin (9/11/2020).
Ditanya mengenai proses Pilkada yang berlangsung, Jessica menyampaikan kinerja pelaksana sudah sesuai harapan, KPU, Bawaslu, Kemendagri, dan semua stakeholder menunjukan upaya maksimal.
"Meski di awal terjadi pro dan kontra, namun keputusan Pemerintah, DPR dan Penyelenggara Pilkada untuk melanjutkan Pilkada dengan Protokol kesehatan ketat adalah langkah benar. Kita tidak mau terjebak dalam pandemi ini berkepanjangan," yakinnya.
Lebih lanjut Jessica yang merupakan Ketua Delegasi Indonesia dalam W20 G20 ini mengungkapkan, Pemerintah membutuhkan dukungan penuh masyarakat untuk dapat mensukseskan Pilkada serentak 2020.
"Salah satu dukungan konkrit yang dapat diberikan adalah dengan tidak memilih paslon yang tidak peduli pada Covid, tidak memiliki visi dan strategi yang jelas dalam menangani Covid ataupun yang mengundang cluster Covid dengan kampanye dalam keramaian," imbaunya.
Ketua The Grandeur Center (TGC) International ini menyerukan, agar pemuda pemilih pemula juga cerdas memilih dengan mengutamakan kualitas program kandidat.
"Pemilih pemula harus mendapat edufikasi, memilih paslon yang paham solusi pengentasan Covid dapat menjadi solusi perubahan kehidupan masyarakat daerah. Karena Covid semua menjadi berantakan, ekonomi merosot, rakyat terdampak menderita, harus segera kita selesaikan," serunya.
"Saat ini sedang berlangsung Debat Paslon di berbagai daerah, kita harus mencermati Debat tersebut untuk memilah dan memilih mama paslon yang benar benar miliki visi dan strategi yang jelas untuk melawan Covid-19," tambahnya.
Di tempat lain Varhan Abdul Aziz, pengamat birokrasi dan pelayanan publik Alumni Magister Ketahanan Nasional Universitas Indonesia menyatakan pandangan senada.
"Dalam masa sebulan sebelum pencoblosan Bawaslu harus lebih memonitor gerakan kampanye para paslon apakah selalu taat Prokes atau mulai nakal manfaatkan masa kampanye yang tidak lama lagi," ujar Varhan.
Varhan juga meminta agar KPU dalam Debat Paslon memberikan porsi sesi yang cukup untuk semua Paslon memaparkan visi dan strateginya melawan Covid baik dari sisi kesehatan maupun dampak ekonominya.
Pemahaman calon kepala daerah (Cakada) terhadap Covid-19 (virus Corona) dan solusi penanganannya akan menjadi sangat penting. (Baca juga: Dituduh Rizal Ramli Kerap Menjegal, JK Malah Tertawa dan Kasihan)
Hal ini mendapat tanggapan dari pengamat masalah kebangsaan, Doktor bidang Hukum Universitas Pelita Harapan (UPH), Jessica N Widjaja. (Baca juga: Penempatan Pekerja Migran Dinilai Harus Sesuai Nilai Kemanusiaan)
"Masyarakat Indonesia sudah cerdas, mereka sudah berproses melalui berkali-kali Pilkada. Tentunya mereka akan pilih kandidat dengan program terbaik, salah satu yang dicari adalah pemimpin yang mampu menangani masalah utama yang saat ini sedang dihadapi bangsa yaitu Covid 19," kata Jessica, Senin (9/11/2020).
Ditanya mengenai proses Pilkada yang berlangsung, Jessica menyampaikan kinerja pelaksana sudah sesuai harapan, KPU, Bawaslu, Kemendagri, dan semua stakeholder menunjukan upaya maksimal.
"Meski di awal terjadi pro dan kontra, namun keputusan Pemerintah, DPR dan Penyelenggara Pilkada untuk melanjutkan Pilkada dengan Protokol kesehatan ketat adalah langkah benar. Kita tidak mau terjebak dalam pandemi ini berkepanjangan," yakinnya.
Lebih lanjut Jessica yang merupakan Ketua Delegasi Indonesia dalam W20 G20 ini mengungkapkan, Pemerintah membutuhkan dukungan penuh masyarakat untuk dapat mensukseskan Pilkada serentak 2020.
"Salah satu dukungan konkrit yang dapat diberikan adalah dengan tidak memilih paslon yang tidak peduli pada Covid, tidak memiliki visi dan strategi yang jelas dalam menangani Covid ataupun yang mengundang cluster Covid dengan kampanye dalam keramaian," imbaunya.
Ketua The Grandeur Center (TGC) International ini menyerukan, agar pemuda pemilih pemula juga cerdas memilih dengan mengutamakan kualitas program kandidat.
"Pemilih pemula harus mendapat edufikasi, memilih paslon yang paham solusi pengentasan Covid dapat menjadi solusi perubahan kehidupan masyarakat daerah. Karena Covid semua menjadi berantakan, ekonomi merosot, rakyat terdampak menderita, harus segera kita selesaikan," serunya.
"Saat ini sedang berlangsung Debat Paslon di berbagai daerah, kita harus mencermati Debat tersebut untuk memilah dan memilih mama paslon yang benar benar miliki visi dan strategi yang jelas untuk melawan Covid-19," tambahnya.
Di tempat lain Varhan Abdul Aziz, pengamat birokrasi dan pelayanan publik Alumni Magister Ketahanan Nasional Universitas Indonesia menyatakan pandangan senada.
"Dalam masa sebulan sebelum pencoblosan Bawaslu harus lebih memonitor gerakan kampanye para paslon apakah selalu taat Prokes atau mulai nakal manfaatkan masa kampanye yang tidak lama lagi," ujar Varhan.
Varhan juga meminta agar KPU dalam Debat Paslon memberikan porsi sesi yang cukup untuk semua Paslon memaparkan visi dan strateginya melawan Covid baik dari sisi kesehatan maupun dampak ekonominya.
(maf)