Sandiaga: Indonesia Bisa Turunkan Tensi AS-Tiongkok di Laut China Selatan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pengusaha nasional sekaligus politikus Partai Gerindra Sandiaga Salahudin Uno mendorong pemerintah mengambil peran strategis dalam menurunkan tensi ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok di Laut China Selatan (LCS).
(Baca juga: Menristek Siapkan Rp300 Miliar untuk Uji Klinis Vaksin Merah Putih)
Sandi mengatakan, Indonesia sebagai negara dengan populasi keempat terbesar di dunia bisa menjadi kekuatan penyeimbang di antara dua negara besar yang sedang bersitegang.
(Baca juga: Masuk Zona Resesi, Indonesia Optimis Ekonomi Segera Bangkit)
"Indonesia adalah global balancer, negara penyeimbang. Kita harus tegas bahwa posisi kita adalah menurunkan tensi di Laut China Selatan," kata Sandi, Jumat (4/11/2020).
Sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, Sandi mengatakan Indonesia bisa menewarkan pendekatan dialog damai untuk menurunkan eskalasi di Laut China Selatan.
Menurut Sandi, masa depan dunia harus ditentukan dengan pendekatan dialog yang saling menguntungkan antara semua pihak.
"Untuk melakukan de-eskalasi di Laut China Selatan kita buka ruang dialog. Kita adalah negara dengan populasi muslim terbesar di dunia. Kita tawarkan dengan pendekatan kita yang damai, mengajak semua pihak melihat bahwa masa depan global harus ditentukan dengan win-win approach," kata Sandi.
"Bahwa memang ada kekuatasn besar disitu, Amerika Serikat dan China dengan berbagai kebijakannya. Terus ada negara-negara lain yang terdampak atas penerapan kebijakan-kebijakan tersebut. Kita harus memainkan peran di situ," imbuh Sandi.
(Baca juga: Menristek Siapkan Rp300 Miliar untuk Uji Klinis Vaksin Merah Putih)
Sandi mengatakan, Indonesia sebagai negara dengan populasi keempat terbesar di dunia bisa menjadi kekuatan penyeimbang di antara dua negara besar yang sedang bersitegang.
(Baca juga: Masuk Zona Resesi, Indonesia Optimis Ekonomi Segera Bangkit)
"Indonesia adalah global balancer, negara penyeimbang. Kita harus tegas bahwa posisi kita adalah menurunkan tensi di Laut China Selatan," kata Sandi, Jumat (4/11/2020).
Sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, Sandi mengatakan Indonesia bisa menewarkan pendekatan dialog damai untuk menurunkan eskalasi di Laut China Selatan.
Menurut Sandi, masa depan dunia harus ditentukan dengan pendekatan dialog yang saling menguntungkan antara semua pihak.
"Untuk melakukan de-eskalasi di Laut China Selatan kita buka ruang dialog. Kita adalah negara dengan populasi muslim terbesar di dunia. Kita tawarkan dengan pendekatan kita yang damai, mengajak semua pihak melihat bahwa masa depan global harus ditentukan dengan win-win approach," kata Sandi.
"Bahwa memang ada kekuatasn besar disitu, Amerika Serikat dan China dengan berbagai kebijakannya. Terus ada negara-negara lain yang terdampak atas penerapan kebijakan-kebijakan tersebut. Kita harus memainkan peran di situ," imbuh Sandi.
(maf)