Kemenkes Dorong Pelacakan Kontak Masif untuk Tekan Positivity Rate COVID-19

Selasa, 03 November 2020 - 13:22 WIB
loading...
Kemenkes Dorong Pelacakan Kontak Masif untuk Tekan Positivity Rate COVID-19
Kemenkes melalui Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan Kemenkes, drg Vensya Sitohang mendorong pelacakan kontak masif untuk menekan angka positivity rate COVID-19 di Tanah Air. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Kementerian Kesehatan ( Kemenkes ) melalui Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan Kemenkes, drg Vensya Sitohang mendorong pelacakan kontak masif untuk menekan angka positivity rate COVID-19 di Tanah Air.

Saat ini, kata Vensya, positivity rate COVID-19 di Tanah Air masih cukup besar yakni 14,2%. Padahal, target pemerintah adalah menekan angka positivity rate hingga dibawah 5%. (Baca juga: Pemprov DKI Cari 1.545 Relawan Pelacak Covid-19)

“Bahwa positivity rate yang ada di Indonesia saat ini cukup besar sampai 14,2%. Di mana sebenarnya targetnya adalah di bawah 5%,” ujarnya saat peluncuran Program Penguatan Tracing di 51 Kabupaten/Kota Prioritas secara virtual, Selasa (3/11/2020).

Vensya pun menegaskan bahwa target pemerintah ini tidak bisa dicapai kalau surveilans tidak berjalan dengan baik. “Surveilans dalam hal ini yang paling menentukan ataupun kegiatan yang menjadi tolak ukur atau tulang punggung daripada kegiatan surveilans dalam hal ini adalah pelacakan kontak,” jelasnya.

Selain itu, karena masih tingginya jumlah kasus harian terkonfirmasi. Sehingga, dibutuhkan cara yang lebih efektif dalam melacak dan mengarahkan karantina pada orang yang terduga kontak erat, serta mendampingi orang yang terkonfirmasi positif COVID-19 saat menjalani isolasi.

“Kita melihat total kasus konfirmasi positif yang ada di Indonesia memang ada kenaikan di kasusnya naik 2.618 dan kenaikan tertinggi ini terlapor adalah pada 8 Oktober kemarin yaitu tembus angka 4.850 kasus,” kata Vensya.

Dan tentunya, tegas Vensya, pemerintah berharap lagi ada kasus-kasus yang cukup banyak. “Walau demikian kalau nanti mengaktifkan pelacakan atau pelacakan kontak yang aktif akan ada ritme atau gelombang yang memang mungkin akan kenaikan kasusnya cukup tinggi, tapi akan terlihat penurunan selanjutnya. Itu yang berarti kabar baik.”

Untuk menyelesaikan masalah ini, Vensya menambahkan penting ada petugas lapangan kontak tracer untuk melakukan penyelidikan epidemiologinya agar menekan angka kasus COVID-19. (Baca juga: Melaney Ricardo Akui Positif COVID-19, Ini Gejala yang Dirasakan)

“Ini untuk menyelesaikan permasalahan hal-hal atau suspek-suspek atau kontak erat yang masih belum dilakukan penyelidikan epidemiologinya dan testingnya. Dan tentunya belum dilakukan karantinanya atau belum teridentifikasinya kontak erat yang pada suspek yang ada di masyarakat,” tutup Vensya.
(kri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1039 seconds (0.1#10.140)