Elektabilitas Gatot Nurmantyo di Atas Mahfud MD dan Puan, Ini Faktor Penyebabnya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo menjadi salah satu figur yang masuk dalam bursa calon presiden 2024. Elektabilitasnya bahkan mengalahkan Mahfud MD dan Puan Maharani.
Indonesia Political Opinion (IPO) dalam rilis survei terbaru mencatat elektabilitas mantan Panglima TNI itu berada di angka 4 persen. Dari rilis itu, elektabilitas Gatot terbilang stagnan, tetapi posisinya masih unggul dari figur parpol dan non-parpol seperti Menko Polhukam Mahfud MD (2,5 persen), Airlangga Hartarto (2,9 persen), Puan Maharani (1,9 persen), Erick Thohir (1,1 persen) dan Ketum PKB, Muhaimin Iskandar (1,0 persen).
Namun, Gatot masih kalah dari figur seperti Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Mendagri Tito Karnavian, Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono. Kemudian, di atas figur-figur ini berturut-turut Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang memiliki elektabilitas nomor wahid.
(
).
Kembali ke elektabilitas Gatot . Meski purnawirawan jenderal bintang empat itu tak diasosiasikan dengan parpol mana pun, tetap masuk dalam jajaran figur yang berpeluang di Pilpres 2024. Lalu, apa faktor yang mempengaruhi sehingga Gatot berhasil mengungguli Mahfud MD dkk?
( ).
"Faktor dalam survei (Gatot) berkaitan dengan anggapan ketegasan, integritas, kepintaran, dan kewibawaan," beber Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah saat dikonfirmasi SINDOnews, Sabtu (31/10/2020).
Dedi juga mengatakan, ada faktor lain yang mempengaruhi Gatot bisa unggul dari figur seperti Mahfud MD , Airlangga, Puan, dan Cak Imin. Gatot dianggap salah satu figur yang berada di barisan oposisi pemerintah dengan 'manuver' politiknya yang memiliki efek kejut.
Dedi menganggap, jika performa Gatot bisa terjaga dengan baik, tak menutup kemungkinan mantan Kepala Staf Angkatan Darat itu bisa dilirik oleh partai politik. Terlebih, Gatot saat ini dianggap figur militer yang dekat dengan kelompok Islam setelah Prabowo menyeberang ke pemerintahan Jokowi.
"Hanya saja dalam konteks lain, bisa saja karena faktor meningkatnya kekecewaan publik pada tokoh-tokoh politik, sekaligus faktor popularitas Gatot yang terus meningkat," jelas Dedi.
Untuk diketahui, elektabilitas dan popularitas Gatot Nurmantyo juga terekam dalam rilis survei Indikator Politik pimpinan analis politik asal UIN Jakarta, Burhanudin Muhtadi. Berdasarkan data survei Indikator yang dirilis Minggu, 25 Oktober 2020, mantan Pangkostrad tersebut memiliki elektabilitas 1,4 persen atau sama dengan hasil survei pada Juli 2020. Pria kelahiran Tegal 13 Maret 1960 itu masih unggul dibanding Menko Polhukam Mahfud MD yang kali ini memiliki elektabilitas 1,3 persen.
Selain itu, Gatot juga unggul dari Ketua DPR RI Puan Maharani yang elektabilitasnya hanya 0.9 persen. Gatot juga unggul dari Ketua Umum Partai Golkar yang juga Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. Elektabilitas Airlangga berdasarkan survei tersebut sebesar 1,2 persen.( ).
Lihat Juga: Cerita Mahfud MD Dikawal 2 Anggota Sat-81/Gultor Kopassus Anak Buah Luhut saat Konflik Cicak Vs Buaya
Indonesia Political Opinion (IPO) dalam rilis survei terbaru mencatat elektabilitas mantan Panglima TNI itu berada di angka 4 persen. Dari rilis itu, elektabilitas Gatot terbilang stagnan, tetapi posisinya masih unggul dari figur parpol dan non-parpol seperti Menko Polhukam Mahfud MD (2,5 persen), Airlangga Hartarto (2,9 persen), Puan Maharani (1,9 persen), Erick Thohir (1,1 persen) dan Ketum PKB, Muhaimin Iskandar (1,0 persen).
Namun, Gatot masih kalah dari figur seperti Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Mendagri Tito Karnavian, Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono. Kemudian, di atas figur-figur ini berturut-turut Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang memiliki elektabilitas nomor wahid.
(
Baca Juga
Kembali ke elektabilitas Gatot . Meski purnawirawan jenderal bintang empat itu tak diasosiasikan dengan parpol mana pun, tetap masuk dalam jajaran figur yang berpeluang di Pilpres 2024. Lalu, apa faktor yang mempengaruhi sehingga Gatot berhasil mengungguli Mahfud MD dkk?
( ).
"Faktor dalam survei (Gatot) berkaitan dengan anggapan ketegasan, integritas, kepintaran, dan kewibawaan," beber Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah saat dikonfirmasi SINDOnews, Sabtu (31/10/2020).
Dedi juga mengatakan, ada faktor lain yang mempengaruhi Gatot bisa unggul dari figur seperti Mahfud MD , Airlangga, Puan, dan Cak Imin. Gatot dianggap salah satu figur yang berada di barisan oposisi pemerintah dengan 'manuver' politiknya yang memiliki efek kejut.
Dedi menganggap, jika performa Gatot bisa terjaga dengan baik, tak menutup kemungkinan mantan Kepala Staf Angkatan Darat itu bisa dilirik oleh partai politik. Terlebih, Gatot saat ini dianggap figur militer yang dekat dengan kelompok Islam setelah Prabowo menyeberang ke pemerintahan Jokowi.
"Hanya saja dalam konteks lain, bisa saja karena faktor meningkatnya kekecewaan publik pada tokoh-tokoh politik, sekaligus faktor popularitas Gatot yang terus meningkat," jelas Dedi.
Untuk diketahui, elektabilitas dan popularitas Gatot Nurmantyo juga terekam dalam rilis survei Indikator Politik pimpinan analis politik asal UIN Jakarta, Burhanudin Muhtadi. Berdasarkan data survei Indikator yang dirilis Minggu, 25 Oktober 2020, mantan Pangkostrad tersebut memiliki elektabilitas 1,4 persen atau sama dengan hasil survei pada Juli 2020. Pria kelahiran Tegal 13 Maret 1960 itu masih unggul dibanding Menko Polhukam Mahfud MD yang kali ini memiliki elektabilitas 1,3 persen.
Selain itu, Gatot juga unggul dari Ketua DPR RI Puan Maharani yang elektabilitasnya hanya 0.9 persen. Gatot juga unggul dari Ketua Umum Partai Golkar yang juga Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. Elektabilitas Airlangga berdasarkan survei tersebut sebesar 1,2 persen.( ).
Lihat Juga: Cerita Mahfud MD Dikawal 2 Anggota Sat-81/Gultor Kopassus Anak Buah Luhut saat Konflik Cicak Vs Buaya
(zik)