Arti Kemenangan dalam Perang Patriotik Raya (1941 - 1945) bagi Kami
loading...
A
A
A
Lyudmila Vorobieva
Duta Besar Rusia untuk Indonesia
TANGGAL 9 Mei 2020 adalah hari istimewa bagi semua orang Rusia-75 tahun Kemenangan dalam Perang Patriotik Raya atas Jerman fasis, perang yang berlangsung selama empat tahun yang panjang.
Pada 22 Juni 1941, pasukan Hitler menyerbu Uni Soviet dan mulai bergerak menuju Moskow. Tujuan mereka adalah pembasmian rakyat semua republik Uni Soviet, penghancuran Moskow dan semua kenangan tentangnya (rencana para fasis membanjiri Moskow dengan air dan menjadikannya danau besar), perbudakan rakyat, serta perebutan semua sumber daya mineral.
Tetap meresap ke hati lagu Alexander Alexandrov, Perang Suci , di mana ada lirik berikut: "Bangkitlah, negara besar, bangkitlah untuk pertempuran berdarah dengan kekuatan gelap fasis, dengan musuh terkutuk!". Hari ini di setiap keluarga Rusia ada kerabat dan orang dekat yang ikut berjuang melawan intervensi fasis di medan-medan perang, para gerilyawan, mereka yang membantu di garis belakang dan bekerja di evakuasi. Banyak dari mereka mengorbankan nyawa untuk Tanah Air.
1.418 hari memisahkan 22 Juni 1941 dan 8 Mei 1945 ketika akta penyerahan tanpa syarat tentara Jerman ditandatangani. Sekitar 56 juta orang tewas dalam Perang Dunia II (1939-1945), 27 juta orang dari mereka adalah warga negara Uni Soviet. Pada teritori negara kami telah dihancurkan 1.710 kota dan desa, lebih dari 30.000 pabrik, 80.000 sekolah. Pengepungan Kota Leningrad (sekarang Saint Petersburg) berlangsung selama 900 hari, dihujani 100.000 bom dan 150.000 rudal. Sedikit orang yang selamat - di antara mereka ada keluarga saya.
Fakta-fakta sejarah Perang Dunia II memberi pengertian mengapa Kemenangan begitu berartikan bagi kami. Setiap tahun pada 9 Mei, seluruh staf Kedutaan Besar Rusia dan perwakilan Rusia lain di Jakarta berpartisipasi dalam acara "Resimen Abadi". Di setiap keluarga kami ada pahlawan-pahlawan sendiri, pada tahun ini kami menceritakan mengenai mereka pada situs Kedutaan.
Dalam keadaan sekarang ini yang agak sulit, kita tidak boleh melupakan bahwa rakyat-rakyat Uni Soviet berkat heroisme dan kegagahannya menghancurkan fasisme, mengembalikan kemerdekaan dan harga diri kepada jutaan orang di berbagai negara. Kepahlawanan ini memberikan kepercayaan kepada kami bahwa kami bisa bertahan di depan ancaman apa pun yang berasal dari mana saja.
Hari ini keprihatinan khusus menimbulkan upaya sinis mengubah sejarah Perang Dunia II, memuliakan nazisme - hal yang bertentangan dengan putusan-putusan Pengadilan Nuremberg (1945-1946), menyembunyikan kebenaran tentang tragedi mengerikan dalam sejarah umat manusia. Berkaitan dengan ini, kami berterima kasih kepada mitra-mitra Indonesia atas dukungan terhadap resolusi "Combating glorification of nazism, neo-nazism and other practices that contribute to fuelling contemporary forms of racism, racial discrimination, xenophobia and related intolerance" yang diajukan untuk voting di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa atas prakarsa Rusia pada Desember 2019.
Perang Dunia II dan kekalahan Jepang militaris memiliki proyeksi langsung pada sejarah Indonesia. Pada September 1945, Uni Soviet dan negara-negara sekutu menerima penyerahan pihak Jepang. Sebelum itu, pada pertengahan Agustus 1945, tentara Jepang mendapatkan perintah menghentikan peperangan, termasuk di wilayah-wilayah luar negeri. Pada 17 Agustus 1945, pendiri bangsa dan negara Indonesia Soekarno melaksanakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Menggunakan kesempatan ini, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada para kepala misi diplomatik negara-negara bersaudara di Jakarta - Republik Azerbaijan, Republik Armenia, Republik Belarus, Republik Kazakhstan, dan Republik Uzbekistan, serta teman-teman Indonesia kami yang telah mengirimkan video ucapan selamat yang tulus-ikhlas berkaitan dengan jubileum ini. Kami mengundang semua orang mengunjungi halaman khusus "75 tahun Kemenangan Raya" pada situs web Kedutaan Besar, di mana kami telah memuat video ucapan tersebut dan bahan materi lain mengenai Hari Kemenangan. Selamat Hari Kemenangan kepada semua!
Duta Besar Rusia untuk Indonesia
TANGGAL 9 Mei 2020 adalah hari istimewa bagi semua orang Rusia-75 tahun Kemenangan dalam Perang Patriotik Raya atas Jerman fasis, perang yang berlangsung selama empat tahun yang panjang.
Pada 22 Juni 1941, pasukan Hitler menyerbu Uni Soviet dan mulai bergerak menuju Moskow. Tujuan mereka adalah pembasmian rakyat semua republik Uni Soviet, penghancuran Moskow dan semua kenangan tentangnya (rencana para fasis membanjiri Moskow dengan air dan menjadikannya danau besar), perbudakan rakyat, serta perebutan semua sumber daya mineral.
Tetap meresap ke hati lagu Alexander Alexandrov, Perang Suci , di mana ada lirik berikut: "Bangkitlah, negara besar, bangkitlah untuk pertempuran berdarah dengan kekuatan gelap fasis, dengan musuh terkutuk!". Hari ini di setiap keluarga Rusia ada kerabat dan orang dekat yang ikut berjuang melawan intervensi fasis di medan-medan perang, para gerilyawan, mereka yang membantu di garis belakang dan bekerja di evakuasi. Banyak dari mereka mengorbankan nyawa untuk Tanah Air.
1.418 hari memisahkan 22 Juni 1941 dan 8 Mei 1945 ketika akta penyerahan tanpa syarat tentara Jerman ditandatangani. Sekitar 56 juta orang tewas dalam Perang Dunia II (1939-1945), 27 juta orang dari mereka adalah warga negara Uni Soviet. Pada teritori negara kami telah dihancurkan 1.710 kota dan desa, lebih dari 30.000 pabrik, 80.000 sekolah. Pengepungan Kota Leningrad (sekarang Saint Petersburg) berlangsung selama 900 hari, dihujani 100.000 bom dan 150.000 rudal. Sedikit orang yang selamat - di antara mereka ada keluarga saya.
Fakta-fakta sejarah Perang Dunia II memberi pengertian mengapa Kemenangan begitu berartikan bagi kami. Setiap tahun pada 9 Mei, seluruh staf Kedutaan Besar Rusia dan perwakilan Rusia lain di Jakarta berpartisipasi dalam acara "Resimen Abadi". Di setiap keluarga kami ada pahlawan-pahlawan sendiri, pada tahun ini kami menceritakan mengenai mereka pada situs Kedutaan.
Dalam keadaan sekarang ini yang agak sulit, kita tidak boleh melupakan bahwa rakyat-rakyat Uni Soviet berkat heroisme dan kegagahannya menghancurkan fasisme, mengembalikan kemerdekaan dan harga diri kepada jutaan orang di berbagai negara. Kepahlawanan ini memberikan kepercayaan kepada kami bahwa kami bisa bertahan di depan ancaman apa pun yang berasal dari mana saja.
Hari ini keprihatinan khusus menimbulkan upaya sinis mengubah sejarah Perang Dunia II, memuliakan nazisme - hal yang bertentangan dengan putusan-putusan Pengadilan Nuremberg (1945-1946), menyembunyikan kebenaran tentang tragedi mengerikan dalam sejarah umat manusia. Berkaitan dengan ini, kami berterima kasih kepada mitra-mitra Indonesia atas dukungan terhadap resolusi "Combating glorification of nazism, neo-nazism and other practices that contribute to fuelling contemporary forms of racism, racial discrimination, xenophobia and related intolerance" yang diajukan untuk voting di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa atas prakarsa Rusia pada Desember 2019.
Perang Dunia II dan kekalahan Jepang militaris memiliki proyeksi langsung pada sejarah Indonesia. Pada September 1945, Uni Soviet dan negara-negara sekutu menerima penyerahan pihak Jepang. Sebelum itu, pada pertengahan Agustus 1945, tentara Jepang mendapatkan perintah menghentikan peperangan, termasuk di wilayah-wilayah luar negeri. Pada 17 Agustus 1945, pendiri bangsa dan negara Indonesia Soekarno melaksanakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Menggunakan kesempatan ini, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada para kepala misi diplomatik negara-negara bersaudara di Jakarta - Republik Azerbaijan, Republik Armenia, Republik Belarus, Republik Kazakhstan, dan Republik Uzbekistan, serta teman-teman Indonesia kami yang telah mengirimkan video ucapan selamat yang tulus-ikhlas berkaitan dengan jubileum ini. Kami mengundang semua orang mengunjungi halaman khusus "75 tahun Kemenangan Raya" pada situs web Kedutaan Besar, di mana kami telah memuat video ucapan tersebut dan bahan materi lain mengenai Hari Kemenangan. Selamat Hari Kemenangan kepada semua!
(thm)