Ada Pesan Khusus di Balik Kunjungan PM Jepang ke Indonesia

Kamis, 22 Oktober 2020 - 02:05 WIB
loading...
Ada Pesan Khusus di...
Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama PM Jepang Yoshihide Suga bersama istri masing-masing berfoto bersama di Istana Negara, Jakarta. Foto/Setkab
A A A
JAKARTA - Wakil Ketua DPR Rachmat Gobel menilai kedatangan Perdana Menteri (PM) Jepang Yoshihide Suga ke Indonesia bukan sekadar kunjungan kenegaraan, namun membawa pesan khusus dalam rangka menjaga jembatan kerja sama kedua negara yang sudah terjalin selama 62 tahun.

Hal ini disampaikan Rachmat Gobel usai menghadiri jamuan PM Yoshihide Suga dan alumni mahasiswa Jepang dari Indonesia, di Jakarta, Rabu 21 Oktober 2020.

“Kunjungan PM Suga memiliki pesan kuat dan strategis dari Jepang kepada mitranya di ASEAN, termasuk Indonesia. Di bawah pemerintahan siapa pun, Jepang selalu berkeinganan merajut hubungan yang hangat. Komitmen selalu hadir sebagai mitra terkuat ASEAN, khususnya Indonesia untuk kepentingan stabilitas politik dan ekonomi, baik dalam kancah regional maupun global,” kata Rachmat dalam keterangan persnya kepada wartawan.( )

Rachmat menegaskan, komitmen ini yang perlu dibaca oleh pemerintah, berbagai lembaga terkait dan pelaku usaha. Karena, 62 tahun kerja sama RI-Jepang telah memberi kontribusi secara berkesinambungan dalam pembangunan Indonesia di berbagai sektor.

"Jepang tidak hanya hadir sebagai salah satu investor asing terbesar di bidang industri migas dan nonmigas, tetapi juga berperan besar dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia," paparnya.( )

Politikus Partai Nasdem ini berharap, pasca-kunjungan PM Suga, komitmen kerja sama RI-Jepang di berbagai sektor akan semakin besar. Dia pun optimistis ketika melihat data pertumbuhan perdagangan dan investasi Jepang ke Indonesia yang dilansir Jetro, menunjukkan pertumbuhan kinerja ekonomi Indonesia ke Jepang meningkat secara signifikan.

Total investasi perusahaan Jepang 10 tahun terakhir hingga 2018 senilai USD31 miliar yang ditanamkan di sektor industri, infrastruktur, dan jasa.

Sementara itu, sambung Rachmat, kontribusi ekspor perusahaan Jepang terhadap total ekspor Indonesia ke pasar dunia mencapai 24,4% dengan serapan sebanyak 7,2 juta pekerja dan hampir 90% perusahaan Jepang di Indonesia memberikan pelatihan kepada lebih dari 50.000 pekerja dan profesional. Sementara di bidang infrastruktur salah satunya adalah membangun pembangkit listrik berkapasitas 17 Gigawatt.

"Di bidang peningkatan sumber daya manusia, hasil survei yang dilakukan setiap tahun oleh Japan Student Services Organization (JASSO) menunjukan jumlah siswa Indonesia yang belajar di Jepang meningkat dua kali lipat dalam lima tahun terakhir hingga mencapai 6.277 orang pada tahun 2018, meskipun secara rasio masih di bawah Vietnam. Vietnam yang telah mengirimkan 72.345 orang siswanya pada tahun 2018, padahal total populasi Vietnam hanya 96 juta jiwa," bebernya.

Karena itu, Rachmat menilai, kunjungan PM Suga ke Indonesia juga membuka peluang besar kepada pelaku ekonomi nasional dalam berbagai sektor yakni keuangan, perdagangan, industri manufaktur, serta infrastruktur. Ini dilakukan untuk perluasan kerja sama yang sudah berjalan maupun kerja sama baru dengan pebisnis Jepang yang ikut dalam rombongan tersebut.

“Dari kunjungan ini kita dapat saksikan langsung perkembangan dan hasil kerja sama Indonesia-Jepang dalam berbagai sektor, termasuk progres proyek infrastruktur yang dibiayai Jepang. Ini harus dimanfaatkan untuk menggali berbagai peluang baru. Semoga kunjungan ini mengkalibrasi hubungan dari hati ke hati sesuai dengan Doktrin Fukuda, menjadi lebih kuat lagi,” tegas pengusaha itu.

Dengan demikian, legislator Dapil Gorontalo itu menaruh harapan, melalui instansi terkait, pemerintah perlu terus menjaga hubungan baik dengan menjamin adanya regulasi yang adil untuk semua negara mitra Indonesia, termasuk Jepang. Terlebih, di tengah perkembangan industri dan teknologi informasi yang masih akan terus berkembang secara pesat di masa mendatang.

“Sepanjang hubungan terjalin secara adil kepada seluruh negara mitra strategis tradisional, kita bisa berharap tidak hanya nilai investasi yang akan meningkat, kualitas investasi pun akan mampu memperkuat struktur ekonomi nasional dan menghadapi berbagai tantangan di era industry 4.0, termasuk mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045 yang dicanangkan Presiden Jokowi,” pungkasnya. *kiswondari
(dam)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3756 seconds (0.1#10.140)