Televisi Jadi Media Pilihan Masyarakat di Era Pandemi Covid-19
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Komisi I DPR, Meutya Hafid mengatakan saat ini televisi menjadi pilihan masyarakat, terutama di era pandemi Covid-19 yang menuntut masyarakat untuk melakukan aktivitas dari rumah.
Televisi, kata Meutya, juga masih menjadi pilihan utama masyarakat meskipun ada kemajuan digitalisasi media. “Televisi masih menjadi pilihan masyarakat, kita tahu bahwa ada peralihan kebiasaan dari cetak kemudian ke media televisi, dan kemudian sekarang media cetak mulai ditinggalkan dengan kemajuan digitalisasi,” katanya dalam acara Gerakan Literasi Sejuta Pemirsa dengan tema Berkreasi Melalui Media Penyiaran di Era Digital secara virtual, Rabu (21/10/2020).( )
Meutya pun mengatakan dari data Nielsen Indonesia bahwa penonton televisi saat ini masih di atas 85%. “Juga televisi tentu saat ini masih nomor satu, tapi di saat bersamaan televisi juga memiliki tantangan baru karena harus berhadapan dengan tayangan-tayangan yang ada di sosial media. Tapi yang nonton televisi saat ini di saat pandemi masih di atas 85 persen. Sangat banyak,” katanya.
Bahkan, kata Meutya sejak implementasi work from home dan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) jumlah pemirsa televisi meningkat diatas rata-rata 12% lebih tinggi dari periode normal. “Jumlah penonton di segmen kelas atas meningkat sebesar 14% dengan durasi menonton televisi juga meningkat lima jam 46 menit. karena memang orang saat ini lebih banyak di rumah,” tuturnya.
Meutya pun mengatakan berdasarkan hasil pantauan Nielsen tahun 2020, Television Audience Measurement (TAM) di 11 kota pada masa pandemi Covid-19 menunjukkan rata-rata kepemirsaan televisi mulai meningkat. Dari rata-rata rating 12% di tanggal 11 Maret menjadi 13,8% di 18 Maret atau setara dengan penambahan sekitar 1 juta pemirsa.
“Jadi ini yang ingin disampaikan bahwa televisi masih menjadi sarana yang cukup powerfull dalam bentuk atau media yang powerfull dibandingkan dengan media-media yang lain yang ada,” papar Meutya.
Televisi, kata Meutya, juga masih menjadi pilihan utama masyarakat meskipun ada kemajuan digitalisasi media. “Televisi masih menjadi pilihan masyarakat, kita tahu bahwa ada peralihan kebiasaan dari cetak kemudian ke media televisi, dan kemudian sekarang media cetak mulai ditinggalkan dengan kemajuan digitalisasi,” katanya dalam acara Gerakan Literasi Sejuta Pemirsa dengan tema Berkreasi Melalui Media Penyiaran di Era Digital secara virtual, Rabu (21/10/2020).( )
Meutya pun mengatakan dari data Nielsen Indonesia bahwa penonton televisi saat ini masih di atas 85%. “Juga televisi tentu saat ini masih nomor satu, tapi di saat bersamaan televisi juga memiliki tantangan baru karena harus berhadapan dengan tayangan-tayangan yang ada di sosial media. Tapi yang nonton televisi saat ini di saat pandemi masih di atas 85 persen. Sangat banyak,” katanya.
Bahkan, kata Meutya sejak implementasi work from home dan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) jumlah pemirsa televisi meningkat diatas rata-rata 12% lebih tinggi dari periode normal. “Jumlah penonton di segmen kelas atas meningkat sebesar 14% dengan durasi menonton televisi juga meningkat lima jam 46 menit. karena memang orang saat ini lebih banyak di rumah,” tuturnya.
Meutya pun mengatakan berdasarkan hasil pantauan Nielsen tahun 2020, Television Audience Measurement (TAM) di 11 kota pada masa pandemi Covid-19 menunjukkan rata-rata kepemirsaan televisi mulai meningkat. Dari rata-rata rating 12% di tanggal 11 Maret menjadi 13,8% di 18 Maret atau setara dengan penambahan sekitar 1 juta pemirsa.
“Jadi ini yang ingin disampaikan bahwa televisi masih menjadi sarana yang cukup powerfull dalam bentuk atau media yang powerfull dibandingkan dengan media-media yang lain yang ada,” papar Meutya.
(dam)