65% Kabupaten/Kota di Zona Oranye, Satgas: Pemda Lengah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan bahwa peta zonasi pada pekan ini mengalami beberapa perubahan. Dia menyayangkan terdapat lebih dari 50% kabupaten/kota yang sebelumnya berada di zona hijau berpindah ke zona kuning, zona orannye dan bahkan zona merah dalam pekan ini.
(Baca juga: Cepat Datangi RS Jika Alami Gejala Covid-19)
"Pada pekan ini sebanyak 336 kabupaten/kota berada di zona orange atau zona dengan risiko sedang. Ini artinya 65% dari seluruh kabupaten/kota di Indonesia berada pada risiko sedang," kata Wiku saat konferensi pers, Selasa (13/10/2020).
(Baca juga: 7 Mitos Penghambat Vaksinasi)
Dia menyebut peningkatan jumlah daerah zona oranye menunjukan bahwa pemda lengah. Meskipun memang jumlah kabupate/kota risiko tinggi atau zona merah mengalami penurunan.
"Hal ini menandakan bahwa daerah lengah atau sudah merasa nyaman dalam penanganan kasus covid 19. Meskipun kabupaten kota dengan zona merah atau zona risiko tinggi cenderung menurun jumlahnya setiap pekan, namun bukan berarti kabupaten/kota harus merasa aman berada di zona oranye," ungkapnya.
Wiku mengingatkan bahwa zonasi penularan covid-19 dihitung dengan berdasarkan tiga indikator yang mempengaruhi tingkat penularan. Diantaranyaepidemiologi, surveilans kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan.
"Dari masing-masing indikator tersebut ditentukan skor dan pembobotan yang menggambarkan risiko di wilayah tersebut. Untuk itu zona orannye atau zona risiko sedang skornya dimulai dari 1,81 sampai 2,4," jelasnya.
"Semakin mendekati 1,81 itu artinya kabupaten/kota tersebut semakin dekat dengan berubah dengan zona merah pada pekan berikutnya. Sebaliknya semakin mendekai 2,4 maka kabupaten kota tersebut makin dekat beruba pada zona kuning pada pekan berikutnya," tutupnya.
(Baca juga: Cepat Datangi RS Jika Alami Gejala Covid-19)
"Pada pekan ini sebanyak 336 kabupaten/kota berada di zona orange atau zona dengan risiko sedang. Ini artinya 65% dari seluruh kabupaten/kota di Indonesia berada pada risiko sedang," kata Wiku saat konferensi pers, Selasa (13/10/2020).
(Baca juga: 7 Mitos Penghambat Vaksinasi)
Dia menyebut peningkatan jumlah daerah zona oranye menunjukan bahwa pemda lengah. Meskipun memang jumlah kabupate/kota risiko tinggi atau zona merah mengalami penurunan.
"Hal ini menandakan bahwa daerah lengah atau sudah merasa nyaman dalam penanganan kasus covid 19. Meskipun kabupaten kota dengan zona merah atau zona risiko tinggi cenderung menurun jumlahnya setiap pekan, namun bukan berarti kabupaten/kota harus merasa aman berada di zona oranye," ungkapnya.
Wiku mengingatkan bahwa zonasi penularan covid-19 dihitung dengan berdasarkan tiga indikator yang mempengaruhi tingkat penularan. Diantaranyaepidemiologi, surveilans kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan.
"Dari masing-masing indikator tersebut ditentukan skor dan pembobotan yang menggambarkan risiko di wilayah tersebut. Untuk itu zona orannye atau zona risiko sedang skornya dimulai dari 1,81 sampai 2,4," jelasnya.
"Semakin mendekati 1,81 itu artinya kabupaten/kota tersebut semakin dekat dengan berubah dengan zona merah pada pekan berikutnya. Sebaliknya semakin mendekai 2,4 maka kabupaten kota tersebut makin dekat beruba pada zona kuning pada pekan berikutnya," tutupnya.
(maf)