Pedemo UU Ciptaker Mayoritas Milenial, Kinerja Stafsus Dipertanyakan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Aksi demonstrasi yang menolak Undang-Undang Cipta Kerja mayoritas kalangan milenial. Staf khusus (stafsus) milenial dinilai semestinya bisa membantu Presiden Joko Widodo meredam aksi demonstrasi.
Koordinator Relawan Merah Hati, Hendri Kurniawan mempertanyakan kinerja stafsus milenial tidak bekerja dan tak ada karya hingga terjadinya demo rusuh UU Cipta Kerja. "Stafsus milenial tidak membantu Jokowi dalam hal demonstrasi UU Cipta Kerja. Padahal background mereka aktivis dan anak konglomerat," kata Hendri Selasa (13/10/2020).
Kerusuhan demo UU Cipta Kerja, kata dia, sebenarnya bisa diminimalisasi oleh stafsus milenial dengan sosialisasi dan meluruskan berita bohong atau hoaks kepada kelompok pemuda. Apalagi, kebanyakan milenial yang berdemonstrasi juga tidak memahami atau membaca seluruh isi UU Cipta Kerja.
"Masa pandemi seperti ini mereka juga tidak terlihat karya dan kerjanya. Karya mereka cuma mendapatkan proyek Prakerja dan bikin gaduh," sesal hendri. ( )
Adapun nama stafsus milenial, yakni Angkie Yudistia, pendiri Thisable Enterprise, Aminuddin Ma’ruf, mantan Ketua Umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Ayu Kartika Dewi, Perumus Pergerakan Sabang Merauke Putri Indahsari Tanjung, CEO dan Founder Creativepreneur dan Gracia Billy Mambrasar, CEO Kitong Bisa. Sedangkan dua stafsus milenial lainnya Adamas Belva dan Andi Taufan telah mengundurkan diri beberapa waktu lalu.
Para milenial tak pernah dikunjungi oleh stafsus milenial, padahal kantong-kantong milenial sangat berpotensi untuk dilibatkan dalam program-program pemerintah.
"Jangan pernah membedakan kalangan milenial, walaupun mereka anak miskin, tukang becak serta tukang ojek, Stafsus Milenial harus blusukan ke bawah, seperti halnya yang dilakukan Presiden Jokowi," ucap Hendri. ( )
Koordinator Relawan Merah Hati, Hendri Kurniawan mempertanyakan kinerja stafsus milenial tidak bekerja dan tak ada karya hingga terjadinya demo rusuh UU Cipta Kerja. "Stafsus milenial tidak membantu Jokowi dalam hal demonstrasi UU Cipta Kerja. Padahal background mereka aktivis dan anak konglomerat," kata Hendri Selasa (13/10/2020).
Kerusuhan demo UU Cipta Kerja, kata dia, sebenarnya bisa diminimalisasi oleh stafsus milenial dengan sosialisasi dan meluruskan berita bohong atau hoaks kepada kelompok pemuda. Apalagi, kebanyakan milenial yang berdemonstrasi juga tidak memahami atau membaca seluruh isi UU Cipta Kerja.
"Masa pandemi seperti ini mereka juga tidak terlihat karya dan kerjanya. Karya mereka cuma mendapatkan proyek Prakerja dan bikin gaduh," sesal hendri. ( )
Adapun nama stafsus milenial, yakni Angkie Yudistia, pendiri Thisable Enterprise, Aminuddin Ma’ruf, mantan Ketua Umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Ayu Kartika Dewi, Perumus Pergerakan Sabang Merauke Putri Indahsari Tanjung, CEO dan Founder Creativepreneur dan Gracia Billy Mambrasar, CEO Kitong Bisa. Sedangkan dua stafsus milenial lainnya Adamas Belva dan Andi Taufan telah mengundurkan diri beberapa waktu lalu.
Para milenial tak pernah dikunjungi oleh stafsus milenial, padahal kantong-kantong milenial sangat berpotensi untuk dilibatkan dalam program-program pemerintah.
"Jangan pernah membedakan kalangan milenial, walaupun mereka anak miskin, tukang becak serta tukang ojek, Stafsus Milenial harus blusukan ke bawah, seperti halnya yang dilakukan Presiden Jokowi," ucap Hendri. ( )
(dam)