Harga BBM Tak Kunjung Turun, PB HMI Ingatkan Negara Bukan Tengkulak

Rabu, 06 Mei 2020 - 16:56 WIB
loading...
Harga BBM Tak Kunjung...
Pj Ketua Umum PB HMI Arya Kharisma Hardy. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Sikap PT Pertamina yang tidak kunjung menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di tengah anjloknya harga minyak dunia menuai kritik berbagai pihak, salah satunya dari Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI).

Pertamina dinilai tidak peka dengan situasi ekonomi dan sosial masyarakat di tengah pandemi Covid-19 saat ini.

"Manajemen PT Pertamina sedang mempertontonkan gejala bisnis yang tidak sehat untuk sebuah BUMN tunggal yang menjadi harapan terpenuhinya kebutuhan energi minyak nasional," ujar Pj Ketua Umum PB HMI Arya Kharisma Hardy dalam keterangan tertulis kepada SINDOnews, Rabu (6/5/2020).

Menurut Arya, dalam kondisi saat ini, selayaknya Pertamina menurunkan harga minyak dalam negeri di tengah turunya harga minyak dunia.

"Karena Pertamina itu perusahaan negara, bukan tengkulak,” katanya.( )

Arya juga mengatakan, manajemen PT Pertamina tidak mengindahkan permintaan Presiden untuk me-review harga BBM. Menurut dia, seharusnya kebijakan perusahaan sejalan dengan kebijakan pemerintah.

“Logikanya adalah tindakan strategis perusahaan negara harus in line dengan kebijakan pemerintah. Presiden sudah meminta untuk me-review harga BBM, tapi tidak sedikit pun diindahkan oleh manajemen Pertamina," kata Arya.

Arya menjelaskan, saat ini masyarakat menengah ke bawah sangat menanti kabar baik terkait turunnya harga BBM yang selama ini tidak pernah dipahami dan diumumkan oleh Pertamina.

Jika Pertamina sebagai instrumen strategis tidak bisa bekerja sama dengan pemerintah maka keadaan dikhawatirkan mengarah pada krisis sosial yang akan menjadikan situasi nasional semakin tidak terkontrol.

“Kondisi masyarakat, khususnya menengah ke bawah yang secara langsung merasakan dampak dari pendemi ini masih menanti-nanti kabar baik turunnya harga BBM yang tak pernah dipahami dan diumumkan oleh Pertamina,” urainya.

Arya meyakini bahwa kondisi ekonomi ini akan terus terkoreksi hingga mengarah pada krisis sosial yang pada akhirnya akan menjadikan situasi nasional menjadi semakin tidak terkontrol jika instrumen energi strategis seperti Pertamina tidak bersedia untuk bekerja sama dengan pemerintah dalam meringankan beban ekonomi masyarakat.
(dam)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1340 seconds (0.1#10.140)