Ancaman Pencopotan Membayangi Direktur Narkoba

Kamis, 01 Oktober 2020 - 07:15 WIB
loading...
Ancaman Pencopotan Membayangi Direktur Narkoba
Kapolri Jenderal Idham Azis. Foto/Koran SINDO/Yulianto
A A A
JAKARTA - Para bandar dan pengedar narkotika dikasih peringatan untuk tidak menjadikan Indonesia sebagai tempat beroperasi. Tindakan tegas dengan tembak di tempat akan diberlakukan, apalagi sampai membahayakan petugas.

Peringatan keras juga ditunjukkan kepada para direktur reserse narkoba di masing-masing polda. Mereka harus berani menangkap dan menindak tegas para bandar tersebut. Kalau tidak bisa jabatan taruhannya. Penegasan itu disampaikan Kapolri Jenderal Polisi Idham Azis saat rapat kerja dengan Komisi III DPR RI secara daring di Jakarta kemarin. (Baca: Waspada dan Jangan Meremehkan Sifat Lalai)

Idham mengancam para direktur narkoba akan memasukkan pemain pengganti jika tidak bisa menindak tegas bandar-bandar narkoba di wilayahnya. “Saya sudah bilang ke semua dirnarkoba (direktur narkoba), kalau dia takut-takut saya cari pemain pengganti. Banyak pemain pengganti itu, kalau dirnarkobanya 'ayam sayur',” kata Idham.

Jenderal bintang empat itu menegaskan komitmennya untuk memberantas bandar-bandar narkoba yang mau merusak generasi bangsa. Sampai hari ini dia belum cabut perintah tegas untuk menindak tegas para bandar narkoba baik di luar maupun di dalam negeri. “Saya akan ambil alih tanggung jawab itu," kata Idham.

Kapolri mengaku, meski di tengah pandemi Covid-19, kasus penyelundupan narkoba di Tanah Air semakin marak. Beragam modus dilakukan para pelaku untuk memasukkan barang haram tersebut ke Indonesia. Namun, sepandai-pandai tupai melompat pasti akan jatuh juga.

Sepanjang Januari hingga Agustus 2020 jajarannya telah mengungkap 29.615 kasus narkoba dengan 38.960 tersangka. Barang bukti narkoba yang diamankan adalah sabu, ganja, ekstasi, heroin, serta kokain. (Baca juga: Bantu Guru PJJ, Kemendikbud Luncurkan Program Guru Belajar)

Idham menuturkan, pengungkapan yang mendapat perhatian publik antara lain pengungkapan yang dilakukan Satgassus Merah Putih atas penyitaan 821 kilogram (kg) dan 402 kg sabu-sabu. Lalu, Polda Metro Jaya 288 kg sabu-sabu dan 336 kg ganja.

Kemudian Polda Kalimantan Selatan 212,86 kg sabu-sabu dan 14.032 ekstasi, Polda Bangka Belitung 200 kg sabu-sabu, serta Polda Sumatera Utara 100 kg sabu-sabu dan 50.000 ekstasi. Sementara Dirtipidnarkoba Bareskrim Polri 71 kg sabu-sabu.

Di hadapan ketua dan anggota Komisi III DPR, Kapolri berjanji akan terus menjaga komitmennya untuk tetap tegak lurus menegakkan hukum di Indonesia hingga akhir jabatannya nanti. "Di akhir masa jabatan saya, saya tidak akan pernah surut untuk menegakkan semua, apakah itu tambang ataukah proyek-proyek di Polri. Saya sudah bilang kepada Asisten Perencanaan dan Anggaran Polri, semua tegak lurus saja. Saya juga tidak kenal itu vendor, tidak kenal rekanan, saya lurus-lurus saja begitu," jamin mantan Kapolda Metro Jaya ini.

Ketua Komisi III DPR RI Herman Herry mengapresiasi keberhasilan Polri dalam mengungkap dan menangkap sindikat sabu-sabu jaringan internasional. Herman mengatakan, di tengah pandemi Covid-19 ini Polri tidak lengah dan menunjukkan keberhasilan luar biasa dalam mengungkap sindikat narkoba sebagai salah satu virus yang mengancam masa depan anak bangsa. “Saya selaku Ketua Komisi III DPR mengucapkan selamat dan berterima kasih kepada Satgassus Polri. Ini sungguh tugas yang sangat mulia," katanya. (Baca juga: RUU Kejaksaan Dinilai Ingin Jadikan Jaksa Superbody)

Politikus PDIP ini mengatakan, hal itu membuktikan Polri tetap fokus mengabdi untuk menyelamatkan bangsa dan negara dari ancaman narkoba. "Ini prestasi yang cukup luar biasa. Tanpa lelah, meski mengorbankan risiko keamanan dirinya sendiri," kata politikus asal Nusa Tenggara Timur itu.

Anggota DPR Fraksi PKS Iskan Qobal Lubis sebelumnya meminta Polri serius menindak kasus narkoba di Sumut. Menurut dia, banyak kasus narkoba di daerah Mandailing Natal, Padangsidimpuan, dan Labuan Batu Selatan. Daerah tersebut banyak pelabuhan tikus, salah satunya di Siombak. “’Tikus-tikus’ pembawa narkoba itu mengelilingi pantai di daerah dapil saya yang membuat Sumut, satu juta sudah terliputi narkoba. Bahkan anak-anak SD pun sudah kena," katanya.

Menurut Iskan, penyebab maraknya kasus narkoba di Sumut karena aparat penegak hukum tidak serius menutup jalan tikus yang ada di sana. Anggota Komisi VIII DPR itu pun menyebut kepolisian di Sumut tak serius memberantas narkoba. "Aparat keamanan tidak serius menutup ’daerah-daerah tikus’. Jadi, saya protes seperti apa keseriusan aparat ini mengusir ’tikus-tikus’ yang menghancurkan bangsa kita," paparnya. (Baca juga: Pneumonia Butuh Penanganan Serius)

Karena itu, Iskan mendesak DPR segera mengirimkan surat ke Idham Azis untuk segera menindaklanjuti masalah narkoba di Sumut. "Jadi, saya berharap supaya ini disurati Kapolri. Saya minta jawaban seminggu ini, kalau tidak saya akan teriak tiap minggu di parlemen ini. Jangan sampai kita lengah dengan Covid-19 ini tiba-tiba bangsa kita sudah hancur dengan narkoba," ancamnya.

Deputi Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN) Irjen Pol Arman Depari memprediksi, terdapat 3.609 juta pengguna narkoba di Indonesia pada 2020. Jumlah tersebut diperkirakan akan naik sekitar 100.000 jiwa dibandingkan tahun sebelumnya.

Arman menegaskan komitmen BNN dalam memberantas kasus penyalahgunaan narkoba melalui langkah-langkah pencegahan, pemberantasan, dan rehabilitasi. “Saat ini para bandar dan pengedar semakin lihai melakukan aksinya. Kurir pun bisa menggunakan berbagai macam jalur. Maraknya peredaran narkoba tentu berkaitan dengan tingginya permintaan. Karena itu, peran serta masyarakat menjadi yang utama dalam memutus mata rantai penyebaran narkoba,” ucapnya.

Beberapa program yang dilakukan BNN seperti Desa Bersinar (Desa Bersih dari Narkoba); peningkatan ketahanan keluarga, termasuk dari sisi ekonomi keluarga; serta penyebaran informasi melalui Rumah Edukasi Antinarkoba, diharapkan dapat menekan kasus penyalahgunaan narkoba secara signifikan. (Baca juga: Tempat Karaoke di Depok Ditutup Paksa Petugas)

“BNN melihat Iluni UI telah banyak melakukan kegiatan edukasi antinarkoba kepada masyarakat, bahkan menjadi relawan antinarkoba untuk terjun melindungi masyarakat,” kata Arman memuji. (Kiswondari/M Yamin)
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0855 seconds (0.1#10.140)