Pemerintah Jamin Ketersediaan Obat untuk Perawatan Pasien Corona
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memastikan, pemerintah menjamin ketersediaan obat untuk perawatan pasien Covid-19 (virus Corona) .
(Baca juga: Data Terbaru, 1.108 WNI di Luar Negeri Sembuh Covid-19)
Dalam hal ini disediakan melalui BUMN baik yang impor maupun produksi sendiri. "Pemerintah menjamin ketersediaan obat melalui BUMN baik yang terkait dengan virus seperti oseltamivir," kata Airlangga seusai rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Senin (28/9/2020).
(Baca juga: Gatot Ungkap Kebangkitan Komunis, Pengamat: Terlalu Dibesar-besarkan)
"Pemerintah akan terus mengadakan stok dan akan ada stok yang terus diproduksi. Kemudian juga favipiravir. Di mana kapasitas oseltamivir mencapai 3 juta, favipiravir sekitar 3,7 juta. Sedangkan remdesivir 670 ribu," tambahnya.
Kemudian kata Ketua Umum Partai Golkar ini, impor obat juga terus dilakukan untuk dua jenis obat lainnya. "Dan juga yang terkait dengan lopinavir dan ritonavir. Di mana yang kedua ini masih impor. Dan juga ketersediaan obat ini akan terus didorong oleh BUMN," pungkasnya.
Pelaksanaan uji klinis vaksin Covid-19 hasil kerja sama antara Bio Farma dan Sinovac sejauh ini berjalan lancar. Menteri Luar Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan, hasil dari laporan Tim Uji Klinis bahwa belum ada laporan efek berat dari calon vaksin tersebut.
"Laporan yang diterima sampai saat ini uji klinis berjalan dengan lancar dan tidak diperoleh laporan efek yang berat. Jadi intinya dapat berjalan dengan lancar dan sejauh ini hasilnya baik," ucap Retno seusai rapat terbatas bersama Presiden Jokowi.
Dia mengatakan, pemerintah akan terus memantau persiapan Bio Farma untuk memproduksi vaksin hasil kerja sama dengan Sinovac. "Bio Farma memiliki total kapasitas produksi vaksin yang sudah dinaikkan dari 100 juta menjadi 250 juta (dosis)," tuturnya.
(Baca juga: Data Terbaru, 1.108 WNI di Luar Negeri Sembuh Covid-19)
Dalam hal ini disediakan melalui BUMN baik yang impor maupun produksi sendiri. "Pemerintah menjamin ketersediaan obat melalui BUMN baik yang terkait dengan virus seperti oseltamivir," kata Airlangga seusai rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Senin (28/9/2020).
(Baca juga: Gatot Ungkap Kebangkitan Komunis, Pengamat: Terlalu Dibesar-besarkan)
"Pemerintah akan terus mengadakan stok dan akan ada stok yang terus diproduksi. Kemudian juga favipiravir. Di mana kapasitas oseltamivir mencapai 3 juta, favipiravir sekitar 3,7 juta. Sedangkan remdesivir 670 ribu," tambahnya.
Kemudian kata Ketua Umum Partai Golkar ini, impor obat juga terus dilakukan untuk dua jenis obat lainnya. "Dan juga yang terkait dengan lopinavir dan ritonavir. Di mana yang kedua ini masih impor. Dan juga ketersediaan obat ini akan terus didorong oleh BUMN," pungkasnya.
Pelaksanaan uji klinis vaksin Covid-19 hasil kerja sama antara Bio Farma dan Sinovac sejauh ini berjalan lancar. Menteri Luar Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan, hasil dari laporan Tim Uji Klinis bahwa belum ada laporan efek berat dari calon vaksin tersebut.
"Laporan yang diterima sampai saat ini uji klinis berjalan dengan lancar dan tidak diperoleh laporan efek yang berat. Jadi intinya dapat berjalan dengan lancar dan sejauh ini hasilnya baik," ucap Retno seusai rapat terbatas bersama Presiden Jokowi.
Dia mengatakan, pemerintah akan terus memantau persiapan Bio Farma untuk memproduksi vaksin hasil kerja sama dengan Sinovac. "Bio Farma memiliki total kapasitas produksi vaksin yang sudah dinaikkan dari 100 juta menjadi 250 juta (dosis)," tuturnya.
(maf)