Jika Pandemi Corona Berakhir, Protokol Kesehatan Harus Tetap Dijalankan

Senin, 28 September 2020 - 09:00 WIB
loading...
Jika Pandemi Corona...
Perilaku manusia diprediksi akan berubah meskipun pandemi Covid-19 (virus Corona) perlahan hilang. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Perilaku manusia diprediksi akan berubah meskipun pandemi Covid-19 (virus Corona) perlahan hilang. Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) menyatakan protokol kesehatan Covid-19 akan tetap berlaku meskipun vaksin sudah ditemukan.

(Baca juga: Waspada, Cuaca Ekstrem Intai Sejumlah Wilayah di Indonesia)

Sekjen PHRI Maulana Yusran menerangkan beberapa hal yang akan berubah dari perilaku pelancong, serta pengguna jasa hotel, serta restoran. Pertama, protokol kesehatan Covid-19 akan berjalan dalam waktu yang panjang.

(Baca juga: Bertambah 3.874 Kasus, Berikut Sebaran Penambahan Covid-19 di 34 Provinsi)

"Vaksin enggak jamin melepas protokol. Ini akan ada perubahan pola traveller. Memang yang namanya wisata alam akan menjadi favorit. Indonesia punya potensi di alam," kata Maulana saat dihubungi SINDOnews, Senin (28/9/2020).

Wisata alam ini menurutnya, akan membuat Indonesia tetap menjadi destinasi wisata baik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Tinggal, pemerintah pusat, daerah, pengelola, dan masyarakat menjaga dan melestarikan keindahan alam itu.

Indonesia memang punya sajian lengkap untuk para pelancong, mulai dari wisata budaya, sejarah, kuliner, pantai, hingga gunung. Wisata belanja untuk oleh-oleh khas lokal pun sudah tumbuh di sentra-sentra wisata.

Maulana Yusran menuturkan perubahan lain perilaku orang selama dan pasca pandemi Covid-19 adalah berkurangnya rapat di hotel dan restoran. Alasannya, selama enam bulan masyarakat menjadi melek teknologi dan terbiasa melakukan rapat melalui aplikasi.

"Yang namanya wedding dan exhibition masih (ada)," ucapnya.

Pagebluk Covid-19 membuat bisnis penginapan dan restoran terpuruk. Maulana Yusran mengusulkan agar pemerintah memberikan keleluasan bagi pelaku usaha yang sudah menjalankan protokol kesehatan untuk menjalankan bisnisnya.

Dia secara tidak terbuka menyatakan tidak setuju dengan penggunaan istilah klaster. Baginya, jika dilakukan pelacakan dan testing secara masif pasti ada yang positif Covid-19. Apalagi sekarang banyak orang tanpa gejala (OTG).

"Sekarang masalah mengubah pola hidup di masyarakat merupakan hal yang utama. Kalau kita bicara klaster, enggak ada habisnya,” pungkasnya.
(maf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1558 seconds (0.1#10.140)