Kinerja Dinilai Negatif, Komisi IX Minta Menkes Terawan Benahi Sejumlah Hal
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kinerja Menteri Kesehatan ( Menkes ) Terawan Agus Putranto dalam penanganan pandemi Covid-19 mendapat sorotan, bahkan dinilai negatif oleh sebagian besar masyarakat. Tidak sedikit warganet yang membandingkan pernyataan Terawan dari sebelum Covid-19 masuk Indonesia, hingga kini kasus Covid-19 menembus angka 271 ribu terkonfirmasi positif.
Anggota Komisi IX DPR Kurniasih Mufidayati mengatakan, Komisi IX sejak awal sudah mendorong agar Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menjadi leading sector dalam penanganan pandemi Covid-19. (Baca juga: Update Covid-19: Kasus Positif Bertambah 4.494, Sembuh Naik 3.207)
“Karena bencana yang sedang dihadapi adalah bencana kesehatan,” kata Mufida saat dihubungi SINDO Media, Sabtu (26/9/2020).
Namun, sambung Mufida, semua masukan publik itu harus menjadi masukan untuk meningkatkan kinerja Kemenkes secara keseluruhan, khususnya dalam penanganan pandemi Covid-19. (Baca juga: Instansi Pemerintah Diminta Bentuk Crisis Center COVID-19)
Menurut politikus PKS ini, banyak hal yang harus diperbaiki oleh Kemenkes dalam penanganan pandemi ini, Di antaranya 3 langkah T yakni testing, tracing, dan treatment sebagai kunci pengahan penularan Covid-19 yang mana masih banyak kelemahan-kelamahan. (Baca juga: Menteri PPPA: Perempuan Berperan Besar Lindungi Keluarga dari Covid-19)
“Testing, hasil test yang masih lama, antrean testing yang masih panjang via Puskesmas, harga testing mandiri sangat bervariatif cenderung mahal, dan lainnya. Tracing, sering lama dilakukan karena sulit melacak jejak kontak yang mata rantainya panjang. Follow up tracing juga masih sering lamban. Misal harus test nunggu beberapa hari karena antre,” paparnya.
Untuk treatment, Mufida menemukan banyak fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) yang mulai penuh kapasitasnya. Tenaga kesehatan dan tenaga medis juga sudah overload dalam menangani pasien. Bahkan, banyak juga nakes yang gugur akibat terpapar Covid-19.
“Standar layanan fasyankes belum sama dalam penanganan pasien Covid-19, obat belum ada, alat kesehatan, APD (alat pelindung diri), obat dan nutrisi perlu ditingkatkan lagi,” tambah Mufida.
Anggota Komisi IX DPR Kurniasih Mufidayati mengatakan, Komisi IX sejak awal sudah mendorong agar Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menjadi leading sector dalam penanganan pandemi Covid-19. (Baca juga: Update Covid-19: Kasus Positif Bertambah 4.494, Sembuh Naik 3.207)
“Karena bencana yang sedang dihadapi adalah bencana kesehatan,” kata Mufida saat dihubungi SINDO Media, Sabtu (26/9/2020).
Namun, sambung Mufida, semua masukan publik itu harus menjadi masukan untuk meningkatkan kinerja Kemenkes secara keseluruhan, khususnya dalam penanganan pandemi Covid-19. (Baca juga: Instansi Pemerintah Diminta Bentuk Crisis Center COVID-19)
Menurut politikus PKS ini, banyak hal yang harus diperbaiki oleh Kemenkes dalam penanganan pandemi ini, Di antaranya 3 langkah T yakni testing, tracing, dan treatment sebagai kunci pengahan penularan Covid-19 yang mana masih banyak kelemahan-kelamahan. (Baca juga: Menteri PPPA: Perempuan Berperan Besar Lindungi Keluarga dari Covid-19)
“Testing, hasil test yang masih lama, antrean testing yang masih panjang via Puskesmas, harga testing mandiri sangat bervariatif cenderung mahal, dan lainnya. Tracing, sering lama dilakukan karena sulit melacak jejak kontak yang mata rantainya panjang. Follow up tracing juga masih sering lamban. Misal harus test nunggu beberapa hari karena antre,” paparnya.
Untuk treatment, Mufida menemukan banyak fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) yang mulai penuh kapasitasnya. Tenaga kesehatan dan tenaga medis juga sudah overload dalam menangani pasien. Bahkan, banyak juga nakes yang gugur akibat terpapar Covid-19.
“Standar layanan fasyankes belum sama dalam penanganan pasien Covid-19, obat belum ada, alat kesehatan, APD (alat pelindung diri), obat dan nutrisi perlu ditingkatkan lagi,” tambah Mufida.
(nbs)