Legislator PKS Sentil Menkes Terawan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pernyataan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto yang mengatakan bahwa masih ada 3.500 dokter magang atau internship untuk menangani pandemi Covid-19 menuai polemik. Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher pun meminta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sebagai leading sector dalam penanganan Covid-19 bisa lebih bijak lagi dalam mengeluarkan pernyataan.
"Seakan-akan apa yang disampaikan ini seperti menutup mata atas meninggalnya ratusan dokter dan tenaga medis," ujar Netty Prasetiyani Aher kepada SINDOnews, Jumat (18/9/2020).
Istri mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan ini juga mengingatkan bahwa kematian dokter dan tenaga kesehatan (nakes) dalam berjuang melawan Covid-19 bukan hanya soal angka statistik, tapi soal nyawa manusia. "Mereka memiliki kerabat dan orang-orang yang dicintai, sudah seharusnya Kemenkes menjadi pelindung dengan kebijakan yang progresif," ujar Ketua Tim Covid-19 Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPR RI ini.
( ).
Dia mengatakan, jika perlindungan terhadap tenaga medis tidak diprioritaskan, akan mengalami kerugian besar di masa depan. Karena, lanjut dia, saat ini jumlah dokter kurang dari 200 ribu orang, alias masih belum sepadan dengan jumlah penduduk.
(Lihat Juga Infografis: Waspada, Gejala Happy Hipoxia Hadir di Tengah Kita ).
Dia melanjutkan, jika kebijakan perlindungan terhadap dokter tidak efektif, bukan tidak mungkin Indonesia akan mengalami krisis dokter dan tenaga medis. "Ini juga sesuai dengan apa yang disampaikan Ketua Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo yang menyebut jumlah dokter paru di Indonesia hanya 1.976 orang. Dengan jumlah tersebut, satu dokter paru harus melayani sekitar 245 ribu warga. Ini tidak akan cukup," pungkasnya.
"Seakan-akan apa yang disampaikan ini seperti menutup mata atas meninggalnya ratusan dokter dan tenaga medis," ujar Netty Prasetiyani Aher kepada SINDOnews, Jumat (18/9/2020).
Istri mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan ini juga mengingatkan bahwa kematian dokter dan tenaga kesehatan (nakes) dalam berjuang melawan Covid-19 bukan hanya soal angka statistik, tapi soal nyawa manusia. "Mereka memiliki kerabat dan orang-orang yang dicintai, sudah seharusnya Kemenkes menjadi pelindung dengan kebijakan yang progresif," ujar Ketua Tim Covid-19 Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPR RI ini.
( ).
Dia mengatakan, jika perlindungan terhadap tenaga medis tidak diprioritaskan, akan mengalami kerugian besar di masa depan. Karena, lanjut dia, saat ini jumlah dokter kurang dari 200 ribu orang, alias masih belum sepadan dengan jumlah penduduk.
(Lihat Juga Infografis: Waspada, Gejala Happy Hipoxia Hadir di Tengah Kita ).
Dia melanjutkan, jika kebijakan perlindungan terhadap dokter tidak efektif, bukan tidak mungkin Indonesia akan mengalami krisis dokter dan tenaga medis. "Ini juga sesuai dengan apa yang disampaikan Ketua Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo yang menyebut jumlah dokter paru di Indonesia hanya 1.976 orang. Dengan jumlah tersebut, satu dokter paru harus melayani sekitar 245 ribu warga. Ini tidak akan cukup," pungkasnya.
(zik)