Memadukan Kecerdasan, Daya Juang, dan Spiritualitas
loading...
A
A
A
Hari ini masih banyak lembaga-lembaga pendidikan yang melakukan seleksi awal dengan melakukan pengukuran kecerdasan ini. Apalagi sekolah-sekolah yang mendeklarasikan sebagai sekolah unggulan, disamping uang sekolahnya mahal karena dukungan fasilitas yang lengkap juga melakukan tes kecerdasan sebagai pertimbangan.
Memang terkesan tidak adil bagi sekolah memberlakukan ini. Disamping uang sekolahnya yang mahal yang hanya bisa dijangkau kalangan ekonomi menengah ke atas juga mereka yang dianggap tingkat kecerdasan di bawah rata-rata tidak akan diterima. Mestinya layanan pendidikan diberikan untuk semua.
Para penyelenggara pendidikan jenis ini meyakini bahwa prestasi akademik pasti akan diraih dengan kemampuan awal (entry behavior) anak-anak yang memiliki skor IQ tinggi. Didukung dengan fasilitas yang mewah dan memadahi menjadikan lembaga-lembaga seperti ini banyak menjadi rebutan orang-orang mampu yang menginginkan putra-putrinya tumbuh dan berkembang menjadi orang yang hebat di masa akan datang.
Sebenarnya untuk pendidikan tingkat dasar belum bisa diukur akurasinya dengan pasti dengan pertimbangan ini. Perjalanan mereka masih panjang dari tingkat dasar hingga menengah apalagi perguruan tinggi.
Di sepanjang perjalanan ini masih banyak kelok-kelok dan hambatan yang juga terkadang turut menentukan. Terhadap anak-anak yang berpotensi ini kita harus tetap mengawal jika ingin potensi mereka betul-betul terjaga sesuai yang diharapkan berkembang optimal pada setiap tahapannya atau jenjang pendidikan yang dilaluinya.
Kecerdasan intelektual menjelaskan sifat fikiran yang kompleks yang mencakup sejumlah kemampuan seperti kemampuan menalar, memproyeksikan, memecahkan masalah, berfikir abstrak, pemahaman terhadap gagasan, daya tangkap dan kemampuan belajar. Kompleksitas variabel ini membutuhkan treatment yang kompleks juga jika ingin terus tetap berkembang optimal pada sesorang. Pemahaman terhadap semua variabel kecerdasan ini penting bagi dan pendidikagar mereka para peserta didik bisa mendapatkan perhatian dibutuhkan.
Memang orang-orang hebat seperti Albert Einstein, BJ Habibie, Kim Um-yong, Christopher Hirata, dan sejumlah tokoh terkenal lainnya dikenal sebagai orang yang memiliki skor di atas rata-rata IQ manusia di kisaran 90-109. Kecerdasan orang-orang hebat ini disamping anugerah Tuhan juga karena mereka mampu melampaui tahapan belajar yang sungguh-sungguh.
Jadi seberapapun potensi skor IQ kita, masih diperlukan tahapan belajar yang tepat dan sungguh-sungguh. Bagi yang diberikan skor tinggi ini adalah anugerah Tuhan, tetapi bagi mereka yang skor IQ-nya di bawah rata-rata pasti juga masih banyak diberikan keunikan. Intinya kita tidak boleh pasrah dan terus bekerja keras mengoptimalkan taqdir yang diberikan oleh Tuhan.
Daya Juang
Ternyata banyak sekali orang bersyukur dengan perjalanan hidupnya yang penuh derita, sengsara dan serba kekurangan. Kenapa ini disyukuri? Karena mereka menyadari betul dengan pelbagai penderitaan yang pernah dialaminya dan mampu dilampuinya itu yang mengantarkan sebuah keberhasilan yang gemilang.
Ini adalah pembelajaran, pengalaman dan juga anugerah yang luar biasa. Orang yang mampu mengatasi persoalan, melampaui rintangan, melawan keterbatasan mereka adalah para juara sejati. Hanya mereka yang memiliki daya juang (adversity quotient) yang tinggi seperti ini yang akan bisa membalikkan kekhawatiran-kekhawatiran.
Memang terkesan tidak adil bagi sekolah memberlakukan ini. Disamping uang sekolahnya yang mahal yang hanya bisa dijangkau kalangan ekonomi menengah ke atas juga mereka yang dianggap tingkat kecerdasan di bawah rata-rata tidak akan diterima. Mestinya layanan pendidikan diberikan untuk semua.
Para penyelenggara pendidikan jenis ini meyakini bahwa prestasi akademik pasti akan diraih dengan kemampuan awal (entry behavior) anak-anak yang memiliki skor IQ tinggi. Didukung dengan fasilitas yang mewah dan memadahi menjadikan lembaga-lembaga seperti ini banyak menjadi rebutan orang-orang mampu yang menginginkan putra-putrinya tumbuh dan berkembang menjadi orang yang hebat di masa akan datang.
Sebenarnya untuk pendidikan tingkat dasar belum bisa diukur akurasinya dengan pasti dengan pertimbangan ini. Perjalanan mereka masih panjang dari tingkat dasar hingga menengah apalagi perguruan tinggi.
Di sepanjang perjalanan ini masih banyak kelok-kelok dan hambatan yang juga terkadang turut menentukan. Terhadap anak-anak yang berpotensi ini kita harus tetap mengawal jika ingin potensi mereka betul-betul terjaga sesuai yang diharapkan berkembang optimal pada setiap tahapannya atau jenjang pendidikan yang dilaluinya.
Kecerdasan intelektual menjelaskan sifat fikiran yang kompleks yang mencakup sejumlah kemampuan seperti kemampuan menalar, memproyeksikan, memecahkan masalah, berfikir abstrak, pemahaman terhadap gagasan, daya tangkap dan kemampuan belajar. Kompleksitas variabel ini membutuhkan treatment yang kompleks juga jika ingin terus tetap berkembang optimal pada sesorang. Pemahaman terhadap semua variabel kecerdasan ini penting bagi dan pendidikagar mereka para peserta didik bisa mendapatkan perhatian dibutuhkan.
Memang orang-orang hebat seperti Albert Einstein, BJ Habibie, Kim Um-yong, Christopher Hirata, dan sejumlah tokoh terkenal lainnya dikenal sebagai orang yang memiliki skor di atas rata-rata IQ manusia di kisaran 90-109. Kecerdasan orang-orang hebat ini disamping anugerah Tuhan juga karena mereka mampu melampaui tahapan belajar yang sungguh-sungguh.
Jadi seberapapun potensi skor IQ kita, masih diperlukan tahapan belajar yang tepat dan sungguh-sungguh. Bagi yang diberikan skor tinggi ini adalah anugerah Tuhan, tetapi bagi mereka yang skor IQ-nya di bawah rata-rata pasti juga masih banyak diberikan keunikan. Intinya kita tidak boleh pasrah dan terus bekerja keras mengoptimalkan taqdir yang diberikan oleh Tuhan.
Daya Juang
Ternyata banyak sekali orang bersyukur dengan perjalanan hidupnya yang penuh derita, sengsara dan serba kekurangan. Kenapa ini disyukuri? Karena mereka menyadari betul dengan pelbagai penderitaan yang pernah dialaminya dan mampu dilampuinya itu yang mengantarkan sebuah keberhasilan yang gemilang.
Ini adalah pembelajaran, pengalaman dan juga anugerah yang luar biasa. Orang yang mampu mengatasi persoalan, melampaui rintangan, melawan keterbatasan mereka adalah para juara sejati. Hanya mereka yang memiliki daya juang (adversity quotient) yang tinggi seperti ini yang akan bisa membalikkan kekhawatiran-kekhawatiran.