Hindari Masker Scuba dan Buff

Kamis, 17 September 2020 - 06:10 WIB
loading...
Hindari Masker Scuba dan Buff
Foto/Koran SINDO
A A A
JAKARTA - Penggunaan masker jenis scuba dan buff hendaknya dihindari secara luas, bukan hanya bagi masyarakat yang hendak menggunakan jasa kereta rel listrik (KRL) komuter Jabodetabek. Langkah ini urgen dilakukan mengingat kedua jenis masker tersebut memang tidak layak dimanfaatkan untuk mencegah paparan virus corona (Covid-19).

Selain tipis, bahan kedua jenis masker tersebut mudah molor dan tidak berlapis sehingga tidak mampu memenuhi fungsinya untuk mencegah paparan droplet sesuai dengan rekomendasi badan kesehatan dunia WHO. Penggunaan kedua jenis masker juga sering tidak sesuai dengan protokol kesehatan karena memang multifungsi.

Selain untuk efektivitas dalam menyaring virus corona, dorongan penggunaan masker yang berkualitas juga patut mendapat perhatian mengingat kasus Covid-19, terutama di DKI Jakarta, terus meningkat. Bahkan kemarin penambahan kasus di Ibu Kota mencapai rekor baru, bertambah 3.963 kasus. (Baca: MAKI Sebut ada 'King Maker' di Kasus Djoko Tjandra)

Wakil Ketua DPR Koordinator Ekonomi dan Keuangan (Korekku) Sufmi Dasco Ahmad sepakat penggunaan masker jenis scuba dan buff dihindari untuk aktivitas secara luas selama pandemi ini karena tidak terlalu efektif menangkal persebaran Covid-19. “Jadi memang menurut hasil penelitian masker scuba atau buff itu untuk bakteri atau virus ketahanannya lebih rentan,” kata Dasco kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, kemarin.

Sebagai kompensasi, politikus Partai Gerindra itu meminta pemerintah menjamin ketersediaan masker yang dianjurkan di masyarakat sehingga masyarakat tidak perlu mengkhawatirkan kelangkaan masker. “Terlebih lagi pemerintah harus mencari jalan keluar bagaimana penyediaan dan ketersediaan masker di masyarakat,” ujar mantan Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR itu.

Pakar epidemiologi, Tri Yunis Miko Wahyono, menuturkan, masker scuba mempunyai pori-pori lebar, sedangkan masker buff hanya satu lapis. Karena itu kedua masker itu tidak bisa memproteksi orang dari bakteri apalagi dari virus yang ukurannya lebih kecil.

Karena itu Tri menyarankan masyarakat menggunakan masker yang bahannya memiliki pori-pori rapat demi mencegah penularan virus Sars Cov-II sebagai penyebab penyakit Covid-19. “Maskernya harus tidak bisa dilewati virus. Harus berlapis. Kalau pori-porinya kurang rapat harus dua lapis. Lapisan pertama lebih besar, maka lapis kedua harus lebih kecil. Misalnya masker bedah itu pori-pori yang depan lebih lebar, tapi kain putih yang lapis dalam lebih tipis tapi rapat,” ujarnya saat dihubungi KORAN SINDO, Rabu (16/9/2020).

Bahkan, ketika berada di KRL yang tengah penuh sesak atau di zona merah, masyarakat tidak cukup mengenakan masker saja, tapi juga face shield. "Dan betul-betul menjaga jarak karena zona merah kemungkinan kasusnya banyak. Zona oranye sama dengan merah. Zona kuning harus hati-hati, enggak usah pakai face shield. Hijau boleh enggak pakai face shield,” kata Tri. (Baca juga: Sifat Malu Adalah Kunci dari Semua Kebaikan)

Hingga kemarin Satgas Penanganan Covid-19 belum tegas melarang penggunaan masker scuba dan buff untuk perlindungan diri selama pandemi ini. Namun satgas mengakui kedua jenis masker tersebut terlalu tipis dan hanya satu lapis sehingga kemungkinan untuk tembus atau tidak bisa menyaring virus lebih besar. Karena itu satgas menyarankan masyarakat menggunakan masker yang berkualitas.

Selain itu masker scuba sering mudah untuk ditarik ke bawah, ke dagu sehingga fungsi masker jadi hilang. Maka dari itu gunakan masker dengan cara yang tepat untuk melindungi dan menutup area batang hidung, hidung, sampai mulut dan rapat di pipi,” ujar Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2715 seconds (0.1#10.140)