Demam Berdarah Merebak, Kasus Terbanyak di Jawa Barat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Kesehatan mengungkapkan Jawa Barat menjadi provinsi dengan kasus demam berdarah dengue (DBD) tertinggi, yakni mencapai 14.636 kasus dari total kasus nasional sebanyak 84.734 kasus.
Tercatat saat ini sebanyak 10 provinsi dengan sebaran kasus DBD tertinggi di Tanah Air. Jawa Barat berada di peringkat teratas sebanyak 14.636 kasus. Diikuti Bali 8.935 kasus, Jawa Timur 7.026 kasus, Lampung 5.603 kasus, NTT 5.596 kasus, Jawa Tengah 4.671 kasus, DKI Jakarta 4.491 kasus, NTB 4.024 kasus, DI Yogyakarta 3.058 kasus, dan Riau 2.583 kasus.
“Jawa Barat menjadi ranking pertama jumlahnya 14 ribu kasus DBD yang tertinggi. Riau 2.000 sekian kasus yang terendah. DKI Jakarta masih di bawah beberapa provinsi Bali, Jatim, Lampung, NTT, Jawa Tengah, dimana di provinsi DKI Jakarta sekitar 4.000-an kasus DBD,” kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik,Kementerian Kesehatan, Didik Budijanto dalam sebuahwebinar, Selasa 15 September 2020.
Didik menjelaskan, jumlah kasus DBD dari Januari hingga September 2020 fluktuatif. Namun, tercatat kasus DBD terjadi peningkatan pada bulan Maret dan April.
“Jumlah kasus DBD dari Januari sampai dengan September memang berfluktuatif ya. Kalau tadi memang terlihat terjadi peningkatan pada bulan Maret, April,” katanya. ( )
Dia mengatakan, saat ini semakin banyak kabupaten/kota yang menjadi wilayah epidemi penyebaran kasus DBD di Tanah Air. “Nah, kalau kita melihat kabupaten/kota yang terjangkit, kita bisa melihat dari tahun 1998 hingga 2020 makin banyak kabupaten kota yang menjadi endemis,” kata Didik.
Upaya untuk mencegah kasus DBD ini terutama dengan kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan 3M Plus. “Upaya-upaya untuk bisa mengendalikan ketika terjadi pergantian musim dari kemarau ke penghujan. Ini yang perlu diantisipasi dengan kegiatan-kegiatan PSN dan 3M Plus, ini yang bisa kita lakukan,” ungkapnya. ( )
Tercatat saat ini sebanyak 10 provinsi dengan sebaran kasus DBD tertinggi di Tanah Air. Jawa Barat berada di peringkat teratas sebanyak 14.636 kasus. Diikuti Bali 8.935 kasus, Jawa Timur 7.026 kasus, Lampung 5.603 kasus, NTT 5.596 kasus, Jawa Tengah 4.671 kasus, DKI Jakarta 4.491 kasus, NTB 4.024 kasus, DI Yogyakarta 3.058 kasus, dan Riau 2.583 kasus.
“Jawa Barat menjadi ranking pertama jumlahnya 14 ribu kasus DBD yang tertinggi. Riau 2.000 sekian kasus yang terendah. DKI Jakarta masih di bawah beberapa provinsi Bali, Jatim, Lampung, NTT, Jawa Tengah, dimana di provinsi DKI Jakarta sekitar 4.000-an kasus DBD,” kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik,Kementerian Kesehatan, Didik Budijanto dalam sebuahwebinar, Selasa 15 September 2020.
Didik menjelaskan, jumlah kasus DBD dari Januari hingga September 2020 fluktuatif. Namun, tercatat kasus DBD terjadi peningkatan pada bulan Maret dan April.
“Jumlah kasus DBD dari Januari sampai dengan September memang berfluktuatif ya. Kalau tadi memang terlihat terjadi peningkatan pada bulan Maret, April,” katanya. ( )
Dia mengatakan, saat ini semakin banyak kabupaten/kota yang menjadi wilayah epidemi penyebaran kasus DBD di Tanah Air. “Nah, kalau kita melihat kabupaten/kota yang terjangkit, kita bisa melihat dari tahun 1998 hingga 2020 makin banyak kabupaten kota yang menjadi endemis,” kata Didik.
Upaya untuk mencegah kasus DBD ini terutama dengan kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan 3M Plus. “Upaya-upaya untuk bisa mengendalikan ketika terjadi pergantian musim dari kemarau ke penghujan. Ini yang perlu diantisipasi dengan kegiatan-kegiatan PSN dan 3M Plus, ini yang bisa kita lakukan,” ungkapnya. ( )
(dam)