Peluang RS Swasta dan Hotel
loading...
A
A
A
Sementara itu, RS Pelni Jakarta punay cara tersendiri menangkap peluang dalam melayani pasien Covid-19. RS yang terafiliasi dengan BUMN PT Pelni (Persero) itu sejak Mei lalu menyediakan program Staysolation. Program tesebut merupakan salah satu upaya penanganan pasien Covid melalui isolasi mandiri yang bekerja sama dengan sejumlah hotel untuk dijadikan safe house.
“Program ini sudah dilaksanakan sejak akhir Mei lalu. Sudah lebih dari 200 orang pasien yang kami ditangani,” kata Kepala Divisi Pengembangn RS Pelni Didid Winnetouw kemarin.
Dalam program tersebut RS Pelni safehouse dipilih yang memiliki jaraknya antara 3-5 kilometer (km). Hal itu untuk berjaga-jaga jika ada kondisi darurat, sehingga evakuasi ke RS Pelni bisa cepat. “Evakuasinya ke RS Pelni karena kebetulan RS ini juga rujukan Covid-19 . Tim kami cukup lengkap untuk assessment dan penanganan,” ujarnya.
RS Pelni tidak sembarangan memilih safehouse. Mereka yang bekerja sama harus memenuhi sejumlah syarat, seperti kebersihan, bangunan, sarana dan prasarana, sumber daya manusia (SDM), dan tanggung jawab untuk menjalankan protokol Covid-19. (Baca juga: Tak Perduli Pandemi Covid-19, Pesta Mewah Digelar di Tuban)
Hotel Siap
Selain rumah sakit, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebelumnya menyatakan, akan memanfaatkan hotel bintang 2 dan bintang 3 sebagai tempat isolasi mandiri pasien Covid-19. Langkah ini disambut baik kalangan pengusaha perhotelan karena akan membantu para pengelola hotel yang pada masa pandemi ini kehilangan tingkat okupansi.
Sekjen Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran menegaskan, sejauh ini hotel-hotel sudah siap dengan rencana pemerintah untuk memanfaatkan hotel dalam membantu perawatan isolasi mandiri bagi pasien Covid-19 berstatus Orang Tanpa Gejala (OTG).
“Kami mewakili para pelaku usaha hotel sudah siap. Pada prinsipnya, ini bukan ide baru karena pada PSBB jilid pertama sudah dilakukan hotel sebagai tempat menginap tenaga kesehatan atau nakes. Dari situ sudah kelihatan apa saja yang harus dilakukan,” ujar Maulana.
Dia menilai pemanfaatan hotel untuk isolasi mandiri akan membantu, bukan hanya bagi penanganan Covid-19, tetapi juga bisnis perhotelan secara umum yang sangat terdampak pandemi. Karena itu, pihaknya tengah menunggu kejelasan koordinasi pemerintah dalam penggunaan hotel untuk isolasi mandiri.
Keseriusan pemerintah menjadikan hotel sebagai lokasi isolasi mandiri ini pun mendapat dukungan dari pemerintah pusat. Hal ini terungkap dari porsi anggaran tambahan yang dialokasikan oleh Kementerian Keuangan untuk Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tahun ini senilai Rp3,5 triliun. (Lihat videonya: Marion Jola Bikin heboh karena Bra, Gisella Menyesal Bercerai)
“Program ini sudah dilaksanakan sejak akhir Mei lalu. Sudah lebih dari 200 orang pasien yang kami ditangani,” kata Kepala Divisi Pengembangn RS Pelni Didid Winnetouw kemarin.
Dalam program tersebut RS Pelni safehouse dipilih yang memiliki jaraknya antara 3-5 kilometer (km). Hal itu untuk berjaga-jaga jika ada kondisi darurat, sehingga evakuasi ke RS Pelni bisa cepat. “Evakuasinya ke RS Pelni karena kebetulan RS ini juga rujukan Covid-19 . Tim kami cukup lengkap untuk assessment dan penanganan,” ujarnya.
RS Pelni tidak sembarangan memilih safehouse. Mereka yang bekerja sama harus memenuhi sejumlah syarat, seperti kebersihan, bangunan, sarana dan prasarana, sumber daya manusia (SDM), dan tanggung jawab untuk menjalankan protokol Covid-19. (Baca juga: Tak Perduli Pandemi Covid-19, Pesta Mewah Digelar di Tuban)
Hotel Siap
Selain rumah sakit, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebelumnya menyatakan, akan memanfaatkan hotel bintang 2 dan bintang 3 sebagai tempat isolasi mandiri pasien Covid-19. Langkah ini disambut baik kalangan pengusaha perhotelan karena akan membantu para pengelola hotel yang pada masa pandemi ini kehilangan tingkat okupansi.
Sekjen Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran menegaskan, sejauh ini hotel-hotel sudah siap dengan rencana pemerintah untuk memanfaatkan hotel dalam membantu perawatan isolasi mandiri bagi pasien Covid-19 berstatus Orang Tanpa Gejala (OTG).
“Kami mewakili para pelaku usaha hotel sudah siap. Pada prinsipnya, ini bukan ide baru karena pada PSBB jilid pertama sudah dilakukan hotel sebagai tempat menginap tenaga kesehatan atau nakes. Dari situ sudah kelihatan apa saja yang harus dilakukan,” ujar Maulana.
Dia menilai pemanfaatan hotel untuk isolasi mandiri akan membantu, bukan hanya bagi penanganan Covid-19, tetapi juga bisnis perhotelan secara umum yang sangat terdampak pandemi. Karena itu, pihaknya tengah menunggu kejelasan koordinasi pemerintah dalam penggunaan hotel untuk isolasi mandiri.
Keseriusan pemerintah menjadikan hotel sebagai lokasi isolasi mandiri ini pun mendapat dukungan dari pemerintah pusat. Hal ini terungkap dari porsi anggaran tambahan yang dialokasikan oleh Kementerian Keuangan untuk Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tahun ini senilai Rp3,5 triliun. (Lihat videonya: Marion Jola Bikin heboh karena Bra, Gisella Menyesal Bercerai)