Wakaf Produktif Bisa Jadi Solusi bagi Permasalahan Umat

Minggu, 08 Maret 2020 - 08:22 WIB
Wakaf Produktif Bisa Jadi Solusi bagi Permasalahan Umat
Wakaf Produktif Bisa Jadi Solusi bagi Permasalahan Umat
A A A
SURABAYA - Potensi wakaf produktif yang sangat besar di Indonesia harus diimbangi dengan pengelolaan dan kerja sama berbagai pihak, sehingga menghasilkan solusi bagi permasalahan umat.

Kepala Badan Wakaf Indonesia (BWI) Prof Muhammad Nuh menjelaskan, potensi wakaf di Indonesia sangat besar sekali. Asetnya cukup besar, diperkirakan mencapai Rp2.000 triliun per tahun. Makanya, diperlukan kerja sama banyak pihak untuk mengembangkan dan menggali potensi tersebut.

"Saat ini sudah tidak zamannya lagi antarlembaga dan instansi bersaing. Tetapi harus bersinergi untuk mengembangkan potensi wakaf, sehingga nantinya berdampak pada penanganan permasalahan umat," katanya dalam Seminar Nasional Potensi dan Tantangan Pengelolaan Wakaf di Indonesia dalam Memberi Solusi Pemberdayaan Umat, yang digelar oleh Yayasan Dana Sosial Al Falah (YDSF) di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (7/3/2020).

Ia menggambarkan, betapa hebatnya andai Indonesia mempunyai badan wakaf dengan aset yang besar dan pengelolaan yang benar. Ini akan menjadi salah satu problem solving bagi negeri ini. Peran wakaf menjadi part of solution, bukan part of problem. (Baca Juga: Potensi Aset Wakaf Capai Rp2.000 Triliun per Tahun).

Mantan Menteri Pendidikan Nasional itu juga mengaitkan antara kewajiban zakat dan wakaf. Menurutnya, perintah zakat itu wajib, sementara wakaf itu tidak diwajibkan. Orang yang menjalankan kewajiban itu baik, tetapi jika ingin menjadi terbaik adalah dengan menjalankan perintah di atas kewajiban. Nah, wakaf adalah melebihi dari kewajiban.

"Maka kalau ingin menjadi yang terbaik di samping tetap berzakat, ya melaksanakan wakaf juga. Jadi antara zakat dan wakaf sama-sama penting serta saling melengkapi," tuturnya.

Wakil Rektor Universitas Darussalam Gontor Hamid Fahmi Zarkasyi yang juga menjadi pembicara mengungkapkan bahwa sejarah berdirinya Pondok Pesantren Gontor juga dibangun dengan semangat wakaf para pendirinya. "Semangat wakaf para pendiri Pondok Gontor itu tidak hanya dengan memberikan tanah, tetapi juga tenaga, ilmu bahkan sampai nyawa sekalipun," ujarnya.

Sementara itu, Jauhari Sani, Staf Ahli YDSF bidang wakaf yang menginisiasi kegiatan mengatakan tujuan diadakannya seminar tersebut untuk mengedukasi masyarakat tentang potensi wakaf, terutama wakaf produktif. Karena selama ini masyarakat mengenal wakaf biasanya dengan bentuk tanah, masjid, makam, atau madrasah. Padahal, banyak program wakaf lainnya yang bisa dikembangkan.

"Nah, kami sebagai lembaga pengelola zakat, infak, dan sedekah yang sudah 33 tahun berpengalaman mengelolanya ingin menggerakkan dana wakaf ini. Agar masyarakat paham sebenarnya wakaf itu bisa dikembangkan dengan program wakaf produktif," kata Jauhari.

Selain dua pembicara di atas juga hadir Kunrat Wirasubrata (Mantan Dirut Islamic Development Bank), Prof. Dr. Raditya Sukmana (ekonom syariah Unair), Iwan Agustiawan Fuad (Badan Wakaf Indonesia) serta Muhammad Budi Pahlawan (Ketua Majelis Wakaf dan Kehartabendaan Muhammadiyah Jatim).
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6319 seconds (0.1#10.140)