Survei Alvara: Pemerintah Belum Penuhi Ekspektasi Publik

Rabu, 12 Februari 2020 - 16:08 WIB
Survei Alvara: Pemerintah Belum Penuhi Ekspektasi Publik
Survei Alvara: Pemerintah Belum Penuhi Ekspektasi Publik
A A A
JAKARTA - Pemilihan Presiden telah berlalu dengan partisipasi publik berdasarkan data dari Komisi Pemilihan Umum mencapai sebesar 81,97% di tahun 2019, naik dari tahun 2014 sebesar 70%.

Joko Widodo terpilih kembali menjadi Presiden untuk kedua kalinya, yang kali ini berpasangan dengan KH Ma’ruf Amin menjadi Wakil Presiden menggantikan Jusuf Kalla.

Di periode ke-2 ini, Jokowi dibantu oleh Kabinet Indonesia Maju. Kabinet ini dinilai cukup mengejutkan, selain dari partai politik koalisi pendukung juga diisi oleh tokoh muda bahkan tokoh dari partai politik yang menjadi lawan saat pemilihan presiden juga diangkat sebagai Menteri.

Untuk melihat persepsi publik terhadap kinerja di awal pemerintahan Jokowi periode kedua ini, Alvara Research Center melakukan survei pada akhir Januari hingga awal Februari 2020 terhadap 1.000 responden dengan margin error 3,16 % dan Tingkat Kepercayaan 95% melalui wawancara tatap muka yang dilakukan dengan multistage random sampling di 13 propinsi Indonesia. Hasil survei menunjukkan tingkat kepuasan publik di bulan Januari 2020 sebesar 69,4%.

Founder & CEO Alvara Research Center, Hasanuddin Ali mengatakankan, dibandingkan dengan kepuasan publik pada survei periode-periode sebelumnya, untuk pertama kalinya sejak 2018 tingkat kepuasan publik terhadap Pemerintahan Joko Widodo berada di bawah 70%.

“Penurunan tingkat kepuasan publik ini menunjukkan ekspektasi publik yang begitu tinggi belum dapat dipenuhi oleh pemerintah dalam 100 hari pemerintahan yang baru ini, sehingga hal ini menjadi lampu kuning bagi pemerintah untuk lebih memacu kinerjanya diberbagai sektor strategis," tutur Hasanuddin dalam siaran persnya, Rabu (12/2/2020).

Survei Alvara menunjukkan tingkat kepuasan publik di awal periode kedua pemerintahan Jokowi di Januari 2020 (69,4%) lebih rendah jika dibandingkan pada pengukuran tingkat kepuasan publik periode pertama pemerintahan Jokowi di bulan Januari 2015 (77,2%) yang juga dilakukan survei oleh Alvara Research Center.

Alvara memaparkan tujuh aspek yang memiliki kepuasan tertinggi di Januari 2020, secara berturut-turut antara lain aspek transportasi publik (84,8%), pendidikan (84,4%), telekomunikasi dan internet (83%), pembangunan infrastruktur (80,9%), layanan kependudukan (78,5%), kesehatan (77,6%) dan kebebasan berpendapat (74,7%).

Walaupun angkanya menurun dibandingkan akhir periode pertama pemerintahan Joko Widodo (Agustus 2019), secara peringkat terjadi perubahan pada tiga besar aspek kepuasan tertinggi di 100 hari awal periode kedua pemerintahan Jokowi (Januari 2020) ini, yakni aspek kepuasan terhadap transportasi publik naik menjadi peringkat ke-1 sebelumnya peringkat ke-2 (Agustus 2019), pendidikan naik peringkat ke-2 dari sebelumnya peringkat ke-3 (Agustus 2019), sementara telekomunikasi dan internet turun mendapat peringkat ke-3 dari sebelumnya peringkat ke-1 (Agustus 2019).

Hasanuddin menjelaskan kesehatan, telekomunikasi dan internet, dan kebebasan berpendapat adalah aspek yang mengalami penurunan terbesar bila dibanding tingkat kepuasan pada aspek yang memiliki kepuasan tertinggi pada pengukuran di bulan Agustus 2019.

"Naiknya iuran BPJS, pembatasan akses internet secara terbatas beberapa waktu lalu ternyata berpengaruh terhadap penurunan tingkat kepuasan publik," katanya. (Baca Juga: Survei 100 Hari Kabinet: Kemlu Terbaik, Erick Thohir Paling Disukai

Sementara itu tujuh aspek yang memiliki tingkat kepuasan publik terendah pada Januari 2020 ini secara berturut-turut antara lain peningkatan ekonomi keluarga (64,7%), penegakan hukum (63,6%), kesejahteraan tenaga kerja (62,2%), pemberantasan korupsi (61,5%), kemudahan lapangan kerja (60,8%), stabilitas harga bahan pokok (56,2%) dan pengentasan kemiskinan (51,9%).
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4955 seconds (0.1#10.140)