Positivity Rate COVID-19 Indonesia 15,43%, Tiga Kali Lipat Standar WHO

Rabu, 02 September 2020 - 14:09 WIB
loading...
Positivity Rate COVID-19...
Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Dewi Nur Aisyah mengungkapkan positivity rate COVID-19 di Indonesia sebesar 15,43% per Agustus 2020. FOTO/ILUSTRASI/DOK.SINDOphoto
A A A
JAKARTA - Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Dewi Nur Aisyah mengungkapkan positivity rate COVID-19 di Indonesia sebesar 15,43% per Agustus 2020. Angka ini, tiga kali lipat dari standar World Health Organization ( WHO ) yakni kurang dari 5%.

"Ada rata-rata bulanannya, kita hitung berdasarkan data bulanan di bulan Juni sekitar 11,71%, bulan Juli sekitar 14,29%, dan terakhir di bulan Agustus 15,43%. Tinggi sekali. Jadi target kita adalah sampai dari standar WHO kurang dari 5% positivity rate -nya," kata Dewi di Media Center Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Graha BNPB, Jakarta, Rabu (2/9/2020).

Dewi mengatakan, kenaikan positivity rate yang masih terjadi ini menandakan bahwa penularan COVID-19 masih terjadi di tengah masyarakat. "Memang kalau harian angka positif naik turun, naik turun, naik turun. Memang trennya peningkatan di bulan Juni sekitar rata-rata harian yang 12,17%, di bulan Juli menjadi 13,75% dan di bulan Agustus menjadi 16,17%. Jadi kita melihat sebetulnya masih adanya penularan di masyarakat yang terjadi semakin banyak, semakin tinggi," katanya. ( )

Dewi pun menjelaskan apa yang dimaksud dengan positivity rate. "Jadi positivity rate itu adalah jumlah orang yang positif diperiksa dibagi dengan jumlah orang-orang yang diperiksa. Jadi misalnya kalau hari ini ada 100 orang diperiksa, 10 orang positif, maka persentase positivity rate-nya adalah 10%," paparnya.

Kenapa akhirnya penting untuk melihat positivity rate? "Jadi kita bisa melihat adanya spike. Spike itu adalah tingkatan-tingkatan bahwa di hari itu dari jumlah orang yang diperiksa ada banyak nggak sih yang positi," kata Dewi.

"Semakin banyak yang positifnya ini adalah alert buat kita semua. Bahwa kita harus waspada. Ini kenapa penularannya tinggi ya? Kalau misalnya dulu mungkin ada 100 orang diperiksa cuma satu yang positif, kenapa sekarang 100 orang yang diperiksa kenapa sekarang ada 10 orang positif? Ini menjadi catatan kita bersama, lagi-lagi memutus rantai penularan," kata Dewi. ( )
(abd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1889 seconds (0.1#10.140)