Banyak Spesies Indonesia Terancam Punah: Bagaimana Cara Menyelamatkannya?
loading...
A
A
A
Inpres tersebut bersama UU Nomor 32 Tahun 2024 dibuat agar seluruh sektor memperhatikan sebaran atau kantong-kantong habitat dari spesies yang terancam punah agar tidak banyak terjadi konflik. Peraturan tersebut diharapkan juga mampu mengurangi jumlah konflik antara manusia dan Harimau Sumatera.
Badiah menyebut film dokumenter mengenai Taman Nasional Yellowstone di Amerika Serikat sebagai satu contoh yang unik. Film itu menggambarkan bahwa ekosistem Yellowstone yang rusak bisa pulih berkat upaya melepasliarkan 5 serigala.
Rheza Maulana, peneliti dan aktivis lingkungan mengatakan kita semua bisa berperan serta atau ikut berkontribusi dalam menyelamatkan spesies-spesies tersebut dari jurang kepunahan. “Mulai dari diri sendiri dulu. Apa yang bisa kita kerjakan, kita kerjakan. Apa yang bisa kita lakukan, kita lakukan. Walaupun sesederhana belajar,” ujarnya.
Menurut Rheza, kita juga perlu memahami yang mana saja satwa liar yang sebenarnya bukan hewan peliharaan. Pemahaman itu penting agar kita tidak ikut-ikutan membeli dan memelihara satwa liar.
Tidak ikutan nonton konten-konten dari orang-orang yang memelihara satwa liar yang sebenarnya justru mengancam kelestarian satwa tersebut, sehingga kita juga tidak menyebarkan konten tersebut di media sosial.
Hal lainnya yang bisa kita lakukan adalah memberi bantuan materi maupun nonmateri kepada lembaga-lembaga konservasi. “Kita lihat kira-kira kita punya nggak uang lebih. Karena tentunya semua project perlu dana, perlu funding, apakah itu project pemerintah atau project swasta,” ungkapnya.
Kemudian, relawan juga sering dibutuhkan dalam upaya pelepasliaran. “Jadi kadang-kadang pelepasliaran ini, satwanya yang mau dilepasliarkan ada banyak sekali, taruhlah misalkan 40, berarti kan butuh minimal 40 orang untuk bawa. Kita juga bisa jadi relawan di situ,” ucap Rheza.
Badiah menyebut film dokumenter mengenai Taman Nasional Yellowstone di Amerika Serikat sebagai satu contoh yang unik. Film itu menggambarkan bahwa ekosistem Yellowstone yang rusak bisa pulih berkat upaya melepasliarkan 5 serigala.
Rheza Maulana, peneliti dan aktivis lingkungan mengatakan kita semua bisa berperan serta atau ikut berkontribusi dalam menyelamatkan spesies-spesies tersebut dari jurang kepunahan. “Mulai dari diri sendiri dulu. Apa yang bisa kita kerjakan, kita kerjakan. Apa yang bisa kita lakukan, kita lakukan. Walaupun sesederhana belajar,” ujarnya.
Menurut Rheza, kita juga perlu memahami yang mana saja satwa liar yang sebenarnya bukan hewan peliharaan. Pemahaman itu penting agar kita tidak ikut-ikutan membeli dan memelihara satwa liar.
Tidak ikutan nonton konten-konten dari orang-orang yang memelihara satwa liar yang sebenarnya justru mengancam kelestarian satwa tersebut, sehingga kita juga tidak menyebarkan konten tersebut di media sosial.
Hal lainnya yang bisa kita lakukan adalah memberi bantuan materi maupun nonmateri kepada lembaga-lembaga konservasi. “Kita lihat kira-kira kita punya nggak uang lebih. Karena tentunya semua project perlu dana, perlu funding, apakah itu project pemerintah atau project swasta,” ungkapnya.
Kemudian, relawan juga sering dibutuhkan dalam upaya pelepasliaran. “Jadi kadang-kadang pelepasliaran ini, satwanya yang mau dilepasliarkan ada banyak sekali, taruhlah misalkan 40, berarti kan butuh minimal 40 orang untuk bawa. Kita juga bisa jadi relawan di situ,” ucap Rheza.
(jon)