Harmonisasi TNI-Polri Mendesak

Senin, 31 Agustus 2020 - 06:14 WIB
loading...
A A A
Trimedya Panjaitan mengatakan, kasus tersebut tidak lepas dari ada hubungan yang kurang harmonis antara TNI-Polri di level bawah. Hal ini terjadi karena sejak era Reformasi ada perubahan paradigma, situasi, dan kondisi di dua instansi ini. Karena itulah, harmonisasi hubungan TNI-Polri ini harus semaksimal mungkin terus disosialisasikan hingga level bawah sehingga tidak ada lagi kecemburuan kekuasaan maupun kecemburuan kesejahteraan.

“Tapi, kan seringkali oknum Polri ini yang sekarang merasa lebih superior dan lebih sejahtera sering arogan di hadapan TNI. Bisa lihat perbedaan dandim dengan kapolres, kapolda dengan pangdam, kan itu jauh betul sekarang itu perbedaannya. UU Polri kan 2002, sekarang 18 tahun, ya kalau masih ada riak-riak kecil kadang-kadang wajar juga,” tuturnya. (Baca juga: Pertanyakan BLT, Warga Aceh Utara Luka Parah Dibacok Kepala Desa)

Dia kemudian menandaskan, dari sisi anggota Polri jangan sampai memancing kecemburuan sosial, apalagi cenderung pada arogansi. Sedangkan dari sisi TNI harus pula bisa menerima perbedaan zaman. “Saya bisa memaklumi, tapi tindak pidananya harus jalan supaya tidak terjadi lagi di kemudian hari. Dan yang paling ditekankan apa motivasi anggota TNI itu sampai membuat hoaks. Harus ada sanksi, masak kantor polsek sampai dirusak,” katanya.

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto memastikan bahwa Prada MI mengalami kecelakaan tunggal dan tidak dikeroyok oleh siapa pun. Kepastian kecelakaan tunggal Prada MI itu setelah melakukan pendalaman dan penyelidikan fakta di lapangan. Di antaranya pemeriksaan saksi dan pemeriksaan rekaman kamera pemantau atau CCTV.

Merespons kasus tersebut, Panglima telah menginstruksikan Pangdam Jaya untuk melakukan pengusutan dan mencari kebenaran terkait kejadian tersebut. ”Saya perlu sampaikan kejadian Sabtu dini hari di wilayah Pasar Rebo dan Ciracas kemarin pagi saya perintahkan pada Komandan Garnisun tetap satu. Dalam hal ini Pangdam Jaya untuk mendalami terkait peristiwa di Pasar Rebo dan Ciracas,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa memohon maaf atas penyerangan Mapolsek Ciracas , Jakarta Timur. Dia mengakui sebagian besar pelaku merupakan prajurit angkatan darat. “Kami mohon maaf atas insiden itu, banyak korban baik dari masyarakat dan Polri. Kami pastikan, kami akan mengganti kerusakannya,” kata Andika di Mabes AD, Jakarta Pusat, kemarin. (Baca juga: Jadi Viral, Ini Kata Komnas PA Soal Larangan Kata Anjay)

Untuk mengungkapkan insiden tersebut, TNI AD telah membentuk tim khusus atau supervisi dipimpin langsung oleh Kapusten Polisi Militer Letjen TNI Eddy Rate Muis. Andika pun menegaskan, prajurit yang terlibat dalam penyerangan Mapolsek Ciracas bakal dipecat.

Dia bahkan mengancam akan memaksa mereka membayar ganti rugi segala kerusakan yang terjadi. “Lebih baik kita kehilangan prajurit yang terlibat, 31 atau berapa pun, daripada Angkatan Darat dibuat malu, tidak sesuai sumpah prajurit,” tegas Andika.

Dia kemudian menandaskan,setiap prajurit yang bersalah tidak akan ditoleransi. Selain dipecat dan dipaksa mengganti rugi, mereka juga dipastikan ditahan sesuai dengan hukum militer yang ada. Terhadap hukum tegas ini, Andika mengharapkan semua prajurit Angkatan Darat mematuhi itu. “Jangan macam-macam di negeri ini. Ini negara hukum,” tegasnya.

Andika juga memastikan Pangdam Jaya akan merampungkan segala inventaris kerugian hingga nilainya. Dari situ hasil kerugian akan dibagikan kepada seluruh prajurit yang terlibat. “Kalau soal tersulut, itu masing-masing prajurit, yang jelas tindakan apa yang dilakukan itu, tanggung jawab. Soal hoaks itu salah sendiri, yang jelas itu risiko mereka,” kata Andika.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1147 seconds (0.1#10.140)