Pelamar Tembus 3 Juta Lebih, PNS Masih Jadi Profesi Menarik

Rabu, 20 November 2019 - 22:14 WIB
Pelamar Tembus 3 Juta Lebih, PNS Masih Jadi Profesi Menarik
Pelamar Tembus 3 Juta Lebih, PNS Masih Jadi Profesi Menarik
A A A
JAKARTA - Pekerjaan sebagai aparatur pemerintah masih menarik di mata masyarakat Indonesia. Hal ini nampak dari besarnya antusiasme masyarakat untuk ikut dalam seleksi calon pegawai negeri sipil (CPNS) . Berdasarkan data Badan Kepegawaian Negara (BKN), sampai pukul 15.43 WIB sebanyak 3.770.401 orang telah membuat akun pendaftaran seleksi CPNS.

"Lalu yang sudah mengisi formulir sebanyak 1.852.618 orang. Dan yang sudah submit dokumen sebanyak 962.808 orang," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Biro (Karo) Humas BKN Paryono, Rabu (20/11/2019).

Paryono mengakui profesi sebagai abdi negara memang masih sangat diminati. Bahkan BKN memprediksi orang yang akan melakukan pendaftaran seleksi CPNS bisa mencapi 4-5 juta pelamar. "Masih tinggi sekali. Kita prediksi yang submit dokumen itu sekitar 4-5 juta. Karena tahun lalu sampai 3,6 juta atau berapa," ungkapnya. (Baca juga: Kualitas CPNS Harus Tetap Prioritas)

Menurutnya ada beberapa faktor yang membuat profesi sebagai PNS menarik di mata masyarakat. Pertama, masalah kesejahteraan yang saat ini sudah cukup terjamin. (Baca juga: Catat! Pendaftaran Penerimaan CPNS Tahun 2019 Mulai Berakhir Minggu Depan)

"Terutama adanya tunjangan kinerja ini, PNS tidak hanya terima gaji saja. Sehingga PNS di kementerian/lembaga sudah sejahtera dibanding jaman dulu. Kemudian yang di pemda-pemda itu ada yang memberikan tunjangan tambahan penghasilan atau tunjangan daerah. Ada yang sangat besar. Dan itu mungkin itu yang membuat tertarik masuk PNS," ujarnya.

Selain itu adanya jaminan di hari tua menjadi daya tarik tersendiri. Seperti diketahui PNS yang masuk usia pensiun dipastikan tetap menerima penghasilan dari pemerintah setiap bulannya. "Lalu juga ada jenjang karir yang panjang ya. Mulai dari masuk sampi nanti bisa menjabat eselon dua, eselon satu. Bisa menjanjikan karir ke puncak," ungkapnya.

Meski begitu Paryono mengakui minat menjadi PNS seringkali terfokus di instansi kota-kota besar. Sementara di daerah terpencil peminatnya tidaklah begitu banyak. "Kalau daerah saya buka instansi seperti Jawa Timur banyak peminatnya. Kemudian Jawa Tengah juga banyak. Tapi kalau yang daerah di luar Jawa itu memang tidak besar," tuturnya.

Lebih lanjut Paryono mengatakan, BKN juga melakukan antisipasi kemungkinan submit dokumen di hari-hari terakhir pendaftaran. Mengingat pendaftaran paling cepat akan ditutup pada 25 November mendatang, sementara baru sekitar 25% dari jumlah akun yang mengunggah dokumen persyaratan.

“Ya kemungkinan yang tutup tanggal 25 itu 300-an instansi. Bandwidth ataupun storagenya sudah kita persiapkan untuk dinaikan jika memang semua menumpuk submit di hari-hari akhir. Tapi tetap kami imbau jika sudah menentukan pilihan akan lebih baik langsung saja mendaftar,” imbaunya.

Ditanyakan terkait Kementerian Pertahanan (Kemhan) yang akan menutup pendaftaran malam ini, Paryono mengaku tengah berkoordinasi. Pasalnya setiap instansi harus membuka pendaftaran minimal 15 hari. “Itu sedang kita koordiansikan dengan instansi-instansi. Karena menurut PP No. 11/2017 tentang Manajemen PNS minimal 15 hari kalender,” ujarnya.

Dia mengaku, terus melakukan pengawasan terkait persyaratan administrasi yang dinilai tidak nyambung dengan jabatan. Pasalnya setiap syarat yang ditetapkan haruslah berkaitan dengan formasi jabatan yang dibuka. Dia mengatakan jangan sampai ada diskriminasi dalam proses seleksi CPNS.

“BKN gencar melakukan pengawasan. Sebelumnya ada daerah yang membuat syarat minimal IPK untuk putra daerah 2,00, sementara di luar daerah minimal 3,5. Itu kan menjadi persahabatan. Termasuk aduan syarat larangan ibu hamil di Kementerian Pertahanan itu juga kita cek ada hubungannya atau tidak dengan jabatan,” katanya.

Sebelumnya Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) Tjahjo Kumolo mengatakan perbaikan seleksi calon pegawai negeri sipil (CPNS) menjadi perhatian pemerintah. Dia menegaskan seleksi kali ini sama sekali tidak menerima tenaga administrasi karena jumlahnya sudah cukup besar. “Untuk tahun ini kami tidak menerima lagi pegawai administrasi. Karena sudah 1,6 juta (pegawai) dari total 4,2 juta PNS," tuturnya.

Lebih lanjut dia mengatakan pemerintah fokus untuk mengangkat tenaga-tenaga berkeahlian untuk ditempatkan di kementerian/lembaga ataupun pemda. Dia juga mengakui bahwa saat ini pemerintah masih kekurangan tenaga-tenaga teknis ahil

"Untuk memenuhi tenaga perawat saja itu engga cukup tiga tahun. Sekarang 10 (diterima) yang pensiun bisa 12. Nah kalau dulu yang pensiun 15, diangkat sepuluh, yang lima honorer. Numpuk akhirnya honorernya," katanya.
(cip)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9265 seconds (0.1#10.140)