Surya Paloh Sindir Partai Nasionalis, Pengamat Duga Ditujukan ke PDIP

Sabtu, 09 November 2019 - 14:18 WIB
Surya Paloh Sindir Partai Nasionalis, Pengamat Duga Ditujukan ke PDIP
Surya Paloh Sindir Partai Nasionalis, Pengamat Duga Ditujukan ke PDIP
A A A
JAKARTA - Ketua Umum DPP Partai Nasdem, Surya Paloh sempat melontarkan ucapan bernada sindiran dalam pidatonya di Kongres II Partai Nasdem, Jumat 8 November 2019 malam. Surya Paloh menyebut ada partai yang mengaku nasionalis tetapi suka mengajak berkelahi.

Analis politik asal Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menduga ucapan Paloh itu ditujukan kepada partai yang juga anggota partai politik pendukung Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

"Yang di maksud ya PDIP. Itu bukan rahasia umum," kata Ujang kepada SINDOnews, Sabtu (9/11/2019).

Menurut Ujang, situasi hubungan anggota koalisi Jokowi akan mengalami panas-dingin, perang dingin, dan akan saling jegal demi mengamankan diri masing-masing menuju 2024. (Baca Juga: Ramai di Medsos, Video Megawati Cuekin Surya Paloh saat Pelantikan DPR)

Ujang menilai sikap yang ditunjukan Surya Paloh menunjukkan adanya kekecewaan mendalam. "Walaupun pernyataan-pernyataannya berbentuk sindiran dan tidak menyebutkan partai apa yang disindir, namun secara implisit, Surya Paloh sedang menyindir PDIP dan Megawati," tuturnya. (Baca Juga: Surya Paloh: Ngakunya Partai Nasionalis, tapi Ngajak Berkelahi)

Dia menegaskan, sindiran-sindiran tersebut mengarah pada PDIP. Karena bagi Surya Paloh dan Nasdem, PDIP yang merupakan biang keladi Nasdem tak nyaman berada di koalisi Jokowi.

Ujang menilai, Nasdem merasa dirugikan dalam banyak hal, terutama hilangnya Jaksa Agung dari kader Nasdem dan diambil alih oleh PDIP.

"Mendapat tiga kursi menteri yang tidak strategis dalam Kabinet Jokowi," ujar Direktur Eksekutif Indonesia Political Review itu.

Di sisi lain, lanjut Ujang, masuknya Gerindra dalam koalisi Jokowi telah membuat peta koalisi internal Jokowi berubah. Dalam hal ini telah membuat Nasdem tak enjoy dan tak nyaman. Sindiran-sindiran Nasdem kepada PDIP sebagai bentuk perang urat syaraf dengan PDIP.

Ujang menganggap tak ada asap jika tak ada api. Tak ada sindiran jika tak ada masalah. Jadi sesungguhnya masalah utama Nasdem adalah dengan PDIP.

"PDIP mungkin saja iri. Karena kenaikan suara Nasdem di Pileg 2019 yang lalu berlipat-lipat.Saat ini Nasdem menjadi partai 4 besar. Jika dibiarkan, tentu di 2024 akan makin naik. Oleh karena itu, PDIP mengunci laju Nasdem dengan mengambil alih posisi Jaksa Agung," tuturnya.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6038 seconds (0.1#10.140)