SBY Wakili Almarhumah Ani Yudhoyono Terima Biodiversity Award

Selasa, 05 November 2019 - 15:00 WIB
SBY Wakili Almarhumah Ani Yudhoyono Terima Biodiversity Award
SBY Wakili Almarhumah Ani Yudhoyono Terima Biodiversity Award
A A A
BOGOR - Konsorsium Biologi Indonesia (Kobi) meluncurkan inisiasi Indonesia Biodiversity Index dan memberikan penganugerahan Biodiversity Award Ke-1 kepada almarhumah Ibu Negara ke-6 Indonesia, Kristiani Herrawati Yudhoyono atau Ani Yudhoyono di Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, Selasa (5/10/2019).

Menurut Ketua Kobi, Budi Setiadi, semasa hidup, perhatian Ani Yudhoyono terhadap lingkungan cukup tinggi.

"Selain sebagai Ibu Negara yang memiliki kepedulian serta concern terhadap lingkungan, juga paling penting bagi KOBI itu adalah karya. Nah ibu Ani sudah membuat dua buku, di antaranya tentang 3.500 spesies Botanic Garden of Indonesia. Serta koleksi tanaman herbal di Istana Cipanas," ungkap Budi.

Dia mengungkapkan, Komisi Kehormatan Kobi menilai Ani layak menerima Indonesia Biodiversity Award ke-1 karena karyanya luar biasa.

"Dia (karya almarhumah-red) akan menjadi rujukan pustaka bagi para peneliti yang ada di KOBI, akademisi dan para mahasiswa sehingga kesadaran akan pentingnya lingkungan hidup untuk dilanjutkan, khususnya di Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional yang bertepatan pada 5 November ini," tuturnya.

Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengapresiasi kepada pihak KOBI yang tulus memberikan penghargaan kepada Almarhumah Ani Yudhoyono.

"Semoga apa yang dilakukan oleh KOBI ini membuka jalan bagi upaya besar kita, melestarikan kehidupan beserta sumber-sumber kehidupan," ujarnya.

Menurut SBY, tugas menjaga keanekaragaman hayati di Indonesia masih menghadapi banyak tantangan dan permasalahan.

"Saya mengucapkan terima kasih kepada para profesor dan guru besar yang berkesempatan menyampaikan terkait kondisi ekosistem dan keanekaragaman hayati Indonesia saat ini. Sebab orang bijak mengatakan kita ini harus lebih sering mendengar sebelum bicara, sama juga dengan harus sering membaca sebelum menulis," tuturnya.

Di tempat terpisah, Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahun Indonesia (Puslit Biologi LIPI) berkomitmen untuk melindungi keanekaragaman hayati Indonesia.

"Adanya pembangunan yang dilakukan secara terus-menerus di Indonesia berdampak terhadap kerusakan lingkungan dan ekosistem yang di dalamnya banyak keanekaragaman hayati," kata Kepala Pusat Penelitian Biologi LIPI, Dr Atit Kinanti saat Simposium Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional: Pengelolaan Kehati Indonesia Menyongsong Revolusi Industri 4.0 dan SDGs, di Gedung Koesnoto, LIPI Bogor, Selasa (5/10/2019).

Simposium ini diselenggarakan pada peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional (HCPSN) 2019 setiap 5 November. (Baca Juga: Ani Yudhoyono, Pecinta Sejarah dan Semangat yang Tak Pernah Pudar)

Menurut Atit Kinanti, keanekaragaman hayati (kehati) ada yang dapat terus-menerus beradaptasi tapi juga ada yang telah punah, apalagi karena adanya kerusakan lingkungan.

"Misalnya, kayu hitam dan harimau Bali, saat ini sudah punah," katanya.

Untuk melestarikan keanekaragaman hayati di Indonesia, baik puspa maupun satwa, menurut Atit, LIPI melestarikannya dalam bentuk sampel awetan yang ditempatkan di museum.

"Untuk awetan puspa disimpan di museum Herbarium Bogoriense dan untuk awetan satwa disimpan di musem Zoologi Bogoriense," katanya.

Atit menjelaskan, kedua museum ini sudah ada sejak sekitar 100 tahun silam. Itu menunjukkan LIPI memberikan kepedulian untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dia mengatakan, Puslit Biologi LIPI secara rutin melakukan simposium dan seminar untuk memberikan kesadaran dan kecintaan terhadap satwa dan puspa. "LIPI juga melakukan penyadaran kepada masyarakat terhadap pentingnya lingkungan hidup," katanya.

Dia menegaskan, pelestarian puspa dan satwa ini sangat penting untuk bekal ilmu pengetahuan bagi generasi penerus. "Nantinya meskipun puspa dan satwa itu sudah punah tapi masih dapat diketahui dan dipelajari oleh generasi penerus melalui sampelnya di museum," paparnya.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7137 seconds (0.1#10.140)