Memotret Wajah ASN Indonesia: Sebuah Pendekatan Teori Organisasi Birokrasi Max Weber

Minggu, 15 September 2024 - 07:12 WIB
loading...
Memotret Wajah ASN Indonesia:...
Mahasiswa S2 Ilmu Komunikasi FISIP UPN Veteran Jakarta, Wahyono. FOTO/DOK.PRIBADI
A A A
Wahyono
Mahasiswa S2 Ilmu Komunikasi FISIP UPN Veteran Jakarta

KESEMPATAN untuk meniti karier sebagai Calon Aparatur Sipil Negara ( CASN ) kembali dibuka pemerintah. Tahun 2024 ini negara membuka lebar-lebar lowongan CASN yang terdiri dari Calon Pegawai Negeri Sipil ( CPNS ) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

Mengutip data Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenpanRB), total kebutuhan ASN tahun 2024 sebanyak 2,3 juta orang. Apabila dibandingkan tahun 2023, kebutuhan ASN tahun ini jumlahnya bisa dikatakan membengkak. Data KemenPAN RB menyebutkan kebutuhan ASN tahun 2023 yakni 1.030.751.

Sementara hingga per 1 Juli 2024, jumlah ASN di Indonesia berjumlah 4.758.730 orang. Jumlah para pegawai 'Ambtenaar' ini meningkat jika dibandingkan periode semester I tahun 2023 di mana jumlahnya 4,28 juta orang.

Itu artinya ada peningkatan kebutuhan ASN secara nasional. Atau dengan kata lain dari segi struktur organisasi, ASN juga mengalami perkembangan seiring dengan hadirnya kebutuhan tersebut.

Apa yang bisa dibaca dari fenomena bertambahnya jumlah ASN tersebut? Selain menjadi kebutuhan objektif nasional, ketika membincangkan ASN selama ini, suka atau tidak suka, selalu disertai pertanyaan efektivitas dan optimalisasi kinerja struktur organisasi ASN.

Singkatnya, pertanyaan soal efektivitas kinerja itu sangat relevan dengan pertanyaan selanjutnya yakni apakah dengan bertumbuh dan bertambahnya jumlah ASN akan berkorelasi dengan output berupa meningkatnya kualitas pelayanan terhadap masyarakat atau publik?

Weber: Birokrasi Harus Jadi Ruh Organisasi Ideal

Meminjam pendekatan teori organisasi birokrasi Max Weber, struktur organisasi modern, termasuk di dalamnya yang sudah diadopsi dalam sistem organisasi ASN saat ini, tak bisa dilepaskan dari model organisasi birokrasi.

Apa itu birokrasi? Weber mendefiniskan organisasi sebagai pengaturan dan penyusunan bagian-bagian tertentu hingga menjadi satu kesatuan yang teratur dan adanya gabungan kerja sama untuk mencapai tujuan tertentu.

Dalam pandangan Weber, birokrasi harus menjadi ruh dari berjalannya sebuah organisasi untuk mencapai tujuan yang efektif, efisien, dan rasional. Birokrasi ideal model Weber juga harus memenuhi sejumlah prinsip dasar untuk bisa menuju goal atau tujuan bersama organisasi.

Prinsip Birokrasi sebagai 'Nyawa' Organisasi

Apa itu prinsip utama birokrasi? Dalam pandangan Weber, sebuah organisasi sekurang-kurangnya harus memenuhi standar minimal berikut agar bisa mencapai tujuan yang dicita-citakan bersama, yakni:

Pertama, birokrasi dari sebuah organisasi memiliki hierarki formal. Nyawa dari sebuah organisasi adalah adanya struktur bersifat vertikal atau hierarkis di mana satu level mengendalikan level atau bagian di bawahnya. Ada struktur bangunan organisasi bersifat top down-bottom up. Sederhananya ada atasan ada bawahan.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1136 seconds (0.1#10.140)