Memotret Wajah ASN Indonesia: Sebuah Pendekatan Teori Organisasi Birokrasi Max Weber

Minggu, 15 September 2024 - 07:12 WIB
loading...
A A A
Weber juga mensyaratkan bahwa sebuah organisasi birokrasi harus memiliki aturan atau rule of the game yang ditaati dan dijalankan bersama untuk mencapai tujuan. Secara teoritis, kalau berbicara aturan, sudah banyak produk keputusan formal yang mengatur keberadaan ASN di Indonesia.

Namun banyaknya aturan dan tata tertib yang dibuat ternyata tidak berbanding lurus dengan perilaku dan budaya disiplin dalam tubuh ASN. Salah satu indikasi rendahnya kualitas PNS salah satunya disebabkan mudahnya para PNS melakukan pelanggaran disiplin.

Hal ini menunjukkan bahwa banyak ASN yang tidak mentaati peraturan yang ada. Imbas dari ketidaktaatan terhadap aturan ini menyebabkan kinerja organisasi secara keseluruhan akan terganggu.

Tak cukup sampai di situ, Weber juga menyebutkan bahwa sebuah organisasi birokrasi ideal adalah yang menerapkan prinsip spesialisasi. Memperkerjakan orang atau anggota organisasi dalam bidang dan sub sistem yang tepat atau proper. Kalau dalam bahasa sekarang hal ini dikenal sebagai prinsip profesionalisme dalam organisasi manajemen modern.

Jadi ketika menempatkan seseorang dalam jabatan di organisasi nmor satu yang dikedepankan adalah keahlian atau kemampuannya. Lagi-lagi, melihat realitas ASN kita, hal itu juga masih banyak yang jauh dari harapan.

Banyak ASN yang tidak memiliki kompetensi memadai untuk menjalankan tugas mereka. Kondisi obyektif ini selaras dengan temuan Lembaga Administrasi Negara (LAN) yang menemukan 37% ASN tidak bekerja sesuai dengan bidang keahlian atau kompetensinya.

Selain kompetensi, organisasi birokrasi yang ideal dalam pandangan Weber juga harus menganut prinsip impersonal. Aturan yang dijalankan di organisasi pada prinsipnya sama untuk semua anggota organisasi, menjunjung prinsip kesetaraan, keadilian serta mengharamkan adanya pembedaan atau diskriminasi.

Bagaimana penerapan prinsip impersonal dalam birokrasi ASN di Indonesia? Realitasnya, kultur birokrasi di Tanah Air seringkali dipengaruhi oleh patronage dan privilège, yang dapat menganggu prinsip impersonal.

Kultur birokrasi yang kental sistem paternalistik ini pada perkembanganya menjadi lading subur bagi tumbuhnya budaya KKN yang pada gilirannya membuat sebuah organisasi tidak bisa efektif dan efisien dalam mewujudkan tujuannya.

Setelah membedah struktur organisasi birokrasi ASN di Indonesia dengan merujuk pada teori birokrasi Weber maka salah satu kesimpulannya adalah bahwa wajah birokrasi ASN kita masih bopeng alias belum ideal.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1403 seconds (0.1#10.140)