Penyelesaian Kisruh Staf Milenial Presiden Tak Cukup dengan Mundur
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sorotan tajam tengah mengarah pada jajaran staf khusus milenial Presiden Joko Widodo. Penyebabnya, beberapa lini bisnis mereka turut andil dalam program besar pemerintah. Setidaknya ada tiga nama yang tengah menjadi perbincangan di masyarakat luas karena keterlibatan perusahaannya dalam program pemerintah untuk mengatasi pandemi Covid-19, yakni Andi Taufan Garuda Putra, Adamas Belva Syah Devara, dan Billy Mambrasar.
Belva Devara selaku chief executive officer (CEO) Ruangguru diketahui mengundurkan diri dari jabatan staf khusus presiden karena ikut menyedia‎kan pelatihan Kartu Prakerja dalam platform digital berbayarnya tersebut.
Awalnya, kartu ini diberikan untuk meningkatkan kemampuan dan keahlian para pekerja atau calon pekerja. Namun seiring dengan meluasnya wabah virus corona, Kartu Prakerja tersebut beralih fungsi menjadi bantuan sosial untuk para pekerja yang terkena dampak Covid-19.
Program kartu prakerja tersebut akan diberikan untuk 5,6 juta penerima manfaat. Jika lolos verifikasi, penerima manfaat akan mendapatkan insentif senilai Rp3,5 juta. Jumlah itu dibagi dalam beberapa perincian, seperti Rp1 juta untuk membeli satu atau lebih pelatihan di mitra platform digital dan Rp2,5 juta akan diberikan secara bertahap ‎selama empat bulan.
Tidak hanya Belva yang mengundurkan diri sebagai staf khusus milenial presiden, Andi Taufan Garuda Putra selaku CEO PT Amartha juga ikut mengirimkan surat pengunduruan dirinya. Hal ini karena keterlibatannya dalam sosialisasi mengatasi korona dengan menggandeng Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT).
Dikabarkan, dia melakukan kesalahan ‎mengatasnamakan Sekretariat Kabinet dengan mengirimkan surat kepada seluruh camat di Indonesia untuk membantu tim dari perusahaannya dalam menyosialisasikan pencegahan penyebaran virus corona.
Ada juga staf khusus yang bermain di bisnis lain, yaitu Billy Mambrasar. Direktur Utama PT Papua Muda Inspiratif ini menemui Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki untuk mendanai pengusaha muda di Papua. Dalam pertemuan itu, Kemenkop UKM mengeluarkan dana Rp 1,4 miliar untuk 21 pengusaha Papua.
Baik Belva maupun Andi Taufan enggan memberikan responsnya saat dikonfirmasi KORAN SINDO. ‎Lantas, ‎bagaimana sebenarnya para staf khusus ini bisa dengan mudah mendapatkan proyek program pemerintah dengan kucuran dana yang besar? Apakah beberapa perusahaan tersebut harus mengikuti prosedur tender terlebih dahulu?
Untuk kasus Kartu Prakerja yang saat ini telah resmi dikelola oleh ruangguru melalui platform Skill Academy, Direktur Komunikasi Manajemen Pelaksana Prakerja Panji Winanteya Ruky menjelaskan, saat memutuskan kerja sama dengan platform resmi pelatihan Kartu Prakerja tidak ada proses tender, karena tidak ada pengadaan barang dan jasa yang harus dibayar pemerintah pada platform tersebut.
Apa yang dilakukan pemerintah untuk memberikan pelatihan Kartu Prakerja ini semata untuk memberikan bantuan kepada masyarakat. "Pemerintah memberikan bantuan dana kepada masyarakat untuk membeli pelatihan yang disediakan paltform dalam mitra Kartu Prakerja ini. Hal ini sama dengan pemberian bansos sembako, ketika pemerintah memberikan uang maka orang itu bisa belanja beras dan telur ke warung. Jadi bukan warungnya yang kita berikan dana," jelasnya.
Belva Devara selaku chief executive officer (CEO) Ruangguru diketahui mengundurkan diri dari jabatan staf khusus presiden karena ikut menyedia‎kan pelatihan Kartu Prakerja dalam platform digital berbayarnya tersebut.
Awalnya, kartu ini diberikan untuk meningkatkan kemampuan dan keahlian para pekerja atau calon pekerja. Namun seiring dengan meluasnya wabah virus corona, Kartu Prakerja tersebut beralih fungsi menjadi bantuan sosial untuk para pekerja yang terkena dampak Covid-19.
Program kartu prakerja tersebut akan diberikan untuk 5,6 juta penerima manfaat. Jika lolos verifikasi, penerima manfaat akan mendapatkan insentif senilai Rp3,5 juta. Jumlah itu dibagi dalam beberapa perincian, seperti Rp1 juta untuk membeli satu atau lebih pelatihan di mitra platform digital dan Rp2,5 juta akan diberikan secara bertahap ‎selama empat bulan.
Tidak hanya Belva yang mengundurkan diri sebagai staf khusus milenial presiden, Andi Taufan Garuda Putra selaku CEO PT Amartha juga ikut mengirimkan surat pengunduruan dirinya. Hal ini karena keterlibatannya dalam sosialisasi mengatasi korona dengan menggandeng Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT).
Dikabarkan, dia melakukan kesalahan ‎mengatasnamakan Sekretariat Kabinet dengan mengirimkan surat kepada seluruh camat di Indonesia untuk membantu tim dari perusahaannya dalam menyosialisasikan pencegahan penyebaran virus corona.
Ada juga staf khusus yang bermain di bisnis lain, yaitu Billy Mambrasar. Direktur Utama PT Papua Muda Inspiratif ini menemui Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki untuk mendanai pengusaha muda di Papua. Dalam pertemuan itu, Kemenkop UKM mengeluarkan dana Rp 1,4 miliar untuk 21 pengusaha Papua.
Baik Belva maupun Andi Taufan enggan memberikan responsnya saat dikonfirmasi KORAN SINDO. ‎Lantas, ‎bagaimana sebenarnya para staf khusus ini bisa dengan mudah mendapatkan proyek program pemerintah dengan kucuran dana yang besar? Apakah beberapa perusahaan tersebut harus mengikuti prosedur tender terlebih dahulu?
Untuk kasus Kartu Prakerja yang saat ini telah resmi dikelola oleh ruangguru melalui platform Skill Academy, Direktur Komunikasi Manajemen Pelaksana Prakerja Panji Winanteya Ruky menjelaskan, saat memutuskan kerja sama dengan platform resmi pelatihan Kartu Prakerja tidak ada proses tender, karena tidak ada pengadaan barang dan jasa yang harus dibayar pemerintah pada platform tersebut.
Apa yang dilakukan pemerintah untuk memberikan pelatihan Kartu Prakerja ini semata untuk memberikan bantuan kepada masyarakat. "Pemerintah memberikan bantuan dana kepada masyarakat untuk membeli pelatihan yang disediakan paltform dalam mitra Kartu Prakerja ini. Hal ini sama dengan pemberian bansos sembako, ketika pemerintah memberikan uang maka orang itu bisa belanja beras dan telur ke warung. Jadi bukan warungnya yang kita berikan dana," jelasnya.