Peta Perdamaian Baru, dari Riyanto hingga Paus Fransiskus
loading...
A
A
A
Deklarasi Jakarta-Vatikan berisi komitmen anak muda Indonesia untuk menyerukan Pancasila sekaligus seruan bagi anak muda seluruh dunia untuk menggerakkan energi posistif peradaban dunia yang damai, utamanya dalam hal membangun masyarakat dunia yang penuh toleransi, soliditas dan gotong royong.
Selain kepada Paus Fransikus, kelompok anak muda lintas iman ini akan terus mengampanyekan ke seluruh dunia. Mereka akan bertemu dengan para tokoh-tokoh berpengaruh, termasuk peraih nobel perdamaian dunia hingga membentuk poros anak muda Asia-Pasifik, sebagai komitmen untuk mengorbitkan api perdamaian.
Ini menjadi angin segar dalam upaya perdamaian dunia. Keterlibatan anak muda sangat penting menggerakkan seruan-seruan perdamaian dan kampanye menghentikan permusahan. Jumlah penduduk kaum muda yang mencapai 1,2 miliar menjadi potensi besar apabila dikonfigurasikan dengan isu-isu perdamaian dalam konteks global.
Tentu saja Paus Frasiskus menyambut baik ikhtiar sekelompok anak muda dari Indonesia ini. Banyak literatur yang mengatakan bahwa beliau menyukai anak muda. Anak muda baginya adalah penerus masa depan.
Dalam Seruan Apolistik Paus Fransiskus, ia mengeluarkan Christus Vivit yang di dalamnya berisi transformasi anak muda. Terbit pada tahun 2019, 5 bulan setelah Sidang Umum Biasa kelima belas Sinode Para Uskup tentang Orang Muda, Iman dan Penegasan Panggilan Sukacita, Paus Fransiskus mendorong anak muda berkomitmen membangun dunia yang lebih baik. Terbukti, dengan kemurahan hatinya, Paus Fransiskus dengan segera menandatangai Deklarasi Jakarta-Vatikan. Satu padanan yang mungkin tepat ditamsilkan sebagai dukungan kepada anak muda sebagai ‘protagonis perubahan’.
Peristiwa ini menjadi pemicu peta baru menuju perdamaian dunia. Paus Fransiskus tentu dan sudah pasti mempunyai pengaruh yang sangat besar untuk mendudukkan perdamaian yang bisa dirasakan seluruh umat.
Bagi Ansor, langkah ini menjadi titik tolak dari manifestasi penciptaan peradaban baru yang damai, sebagaimana gencar dicanangkan oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, organisasi induk yang melahirkan Ansor.
Sebagai pandu, Ansor telah meneruskan tidak hanya cita-cita, tetapi juga metode perumusan perdamaian. Apabila ini terwujud berkelanjutan, bukan tidak mungkin perjalanan sekelompok anak muda ini akan menjadi peta baru dalam perumusan perdamaian. Sekaligus memudahkan mereka untuk membangun komunikasi dengan tokoh-tokoh dunia yang mempunyai pengaruh besar untuk mendudukkan dialog sebagai ujung tombak perwujudan perdamaian dunia.
Dengan cara membangun hubungan melalui dialog, mengatur perjumpaan-perjumpaan entitas perbedaan, serta berkelanjutan menarasikan ajakan perdamaian, Ansor bisa menjadi kreator kemanusiaan yang meluhurkan martabat setiap manusia baik di Indonesia hingga dunia global.
Seperti apa yang dikatakan Addin Jauharudin (2024) mengutip Paus Fransikus kepada Ansor: La mia benedizione per il movimento dei giovani Ansor … che possa essere sempre nella prima linea nel promuovere la fraternita tra le persone in Indonesia e anche al livello mondiale.
Selain kepada Paus Fransikus, kelompok anak muda lintas iman ini akan terus mengampanyekan ke seluruh dunia. Mereka akan bertemu dengan para tokoh-tokoh berpengaruh, termasuk peraih nobel perdamaian dunia hingga membentuk poros anak muda Asia-Pasifik, sebagai komitmen untuk mengorbitkan api perdamaian.
Ini menjadi angin segar dalam upaya perdamaian dunia. Keterlibatan anak muda sangat penting menggerakkan seruan-seruan perdamaian dan kampanye menghentikan permusahan. Jumlah penduduk kaum muda yang mencapai 1,2 miliar menjadi potensi besar apabila dikonfigurasikan dengan isu-isu perdamaian dalam konteks global.
Tentu saja Paus Frasiskus menyambut baik ikhtiar sekelompok anak muda dari Indonesia ini. Banyak literatur yang mengatakan bahwa beliau menyukai anak muda. Anak muda baginya adalah penerus masa depan.
Dalam Seruan Apolistik Paus Fransiskus, ia mengeluarkan Christus Vivit yang di dalamnya berisi transformasi anak muda. Terbit pada tahun 2019, 5 bulan setelah Sidang Umum Biasa kelima belas Sinode Para Uskup tentang Orang Muda, Iman dan Penegasan Panggilan Sukacita, Paus Fransiskus mendorong anak muda berkomitmen membangun dunia yang lebih baik. Terbukti, dengan kemurahan hatinya, Paus Fransiskus dengan segera menandatangai Deklarasi Jakarta-Vatikan. Satu padanan yang mungkin tepat ditamsilkan sebagai dukungan kepada anak muda sebagai ‘protagonis perubahan’.
Peristiwa ini menjadi pemicu peta baru menuju perdamaian dunia. Paus Fransiskus tentu dan sudah pasti mempunyai pengaruh yang sangat besar untuk mendudukkan perdamaian yang bisa dirasakan seluruh umat.
Makna bagi Ansor
Bagi Ansor, langkah ini menjadi titik tolak dari manifestasi penciptaan peradaban baru yang damai, sebagaimana gencar dicanangkan oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, organisasi induk yang melahirkan Ansor.
Sebagai pandu, Ansor telah meneruskan tidak hanya cita-cita, tetapi juga metode perumusan perdamaian. Apabila ini terwujud berkelanjutan, bukan tidak mungkin perjalanan sekelompok anak muda ini akan menjadi peta baru dalam perumusan perdamaian. Sekaligus memudahkan mereka untuk membangun komunikasi dengan tokoh-tokoh dunia yang mempunyai pengaruh besar untuk mendudukkan dialog sebagai ujung tombak perwujudan perdamaian dunia.
Dengan cara membangun hubungan melalui dialog, mengatur perjumpaan-perjumpaan entitas perbedaan, serta berkelanjutan menarasikan ajakan perdamaian, Ansor bisa menjadi kreator kemanusiaan yang meluhurkan martabat setiap manusia baik di Indonesia hingga dunia global.
Seperti apa yang dikatakan Addin Jauharudin (2024) mengutip Paus Fransikus kepada Ansor: La mia benedizione per il movimento dei giovani Ansor … che possa essere sempre nella prima linea nel promuovere la fraternita tra le persone in Indonesia e anche al livello mondiale.
(msf)