BNPB Pasang Sistem Peringatan Dini Banjir di Desa Tupa Gorontalo
loading...
A
A
A
JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan pemasangan fasilitasi penguatan sistem peringatan dini bencana banjir di Desa Tupa, Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, dimulai 28-29 Agustus 2024. Pemasangan sistem itu dilakukan karena beberapa tahun belakangan banjir sering kali merendam wilayah tersebut.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan potensi banjir di wilayah tersebut dapat berdampak terhadap 900 penduduk Desa Tupa. Maka itu, BNPB menginisiasi pemasangan sistem peringatan dini banjir atau yang disebut Flood Early Warning System.
"Secara instrumen, perangkat tersebut dilengkapi dengan unit sirine, unit pancar ulang (repeater) dan pengendali yang dapat diaktivasi melalui Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) BPBD Kabupaten Bone Bolango maupun secara manual oleh masyarakat," ujar Abdul dalam keterangan, Minggu (1/9/2024).
Setelah instrumen peringatan dini terpasang, BNPB kemudian memberikan dukungan untuk penguatan respon masyarakat dengan membentuk fasilitator daerah (fasda), tim siaga bencana yang dilengkapi serangkaian kegiatan pembuatan SOP peringatan dini yang berbasis masyarakat itu sendiri.
"BPBD Kabupaten Bone Bolango juga terlibat dan tentunya memiliki peran penting dalam menyelaraskan bentuk ikhtiar yang diinisiasi Pemerintah Pusat melalui BNPB tersebut," sambungnya.
Dia menjelaskan, upaya penguatan sistem peringatan dini ini bukan hanya instrumen diseminasi berupa sirine saja, tetapi juga mengedepankan peningkatan kapasitas manusianya. Masyarakat yang tergabung sebagai tim siaga bencana turut menjadi pelaku dalam peringatan dini.
"Melalui penguatan ini diharapkan seluruh unsur memiliki rasa tanggungjawab dan kepemilikan bersama terhadap instrumen dan SOP yang telah dibuat dan disepakati, sehingga masyarakat dapat lebih siap dan waspada dalam menghadapi potensi banjir," tuturnya.
Sebagai informasi, secara topografi, Desa Tupa berada di perbukitan dan lembah sungai. Pola permukiman penduduknya memanjang sejajar dengan alur sungai.
Desa Tupa merupakan wilayah pertemuan dua sungai besar yaitu sungai Dulamayo dan Sungai Bolango. Sungai-sungai tersebut sekaligus menjadi urat nadi kehidupan bagi 1.170 penduduk Desa Tupa bedasarkan sensus 2023, yang mayoritas adalah petani.
Tiap musim penghujan, Desa Tupa selalu diselimuti nuansa hijau dari hutan-hutan perbukitan dan pertanian yang subur. Akan tetapi, dalam beberapa tahun belakangan, keindahan lanskap Desa Tupa sedikit terganggu setelah banjir dan tanah longsor melanda wilayah itu.
Selain faktor cuaca, pemicu kejadian bencana hidrometeorologi basah di Desa Tupa juga dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya; rusaknya tanggul dan bronjong sungai, penyempitan aliran sungai, sedimentasi sungai hingga pembukaan lahan baru enam desa di Kecamatan Bulangu Ulu.
Menurut catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bone Bolango, peristiwa banjir dan tanah longsor di Desa Tupa terjadi hingga 4-5 kali dalam setahun. Meski tidak dilaporkan adanya korban jiwa, namun bencana itu telah mengganggu kehidupan dan penghidupan para penduduk Desa Tupa.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan potensi banjir di wilayah tersebut dapat berdampak terhadap 900 penduduk Desa Tupa. Maka itu, BNPB menginisiasi pemasangan sistem peringatan dini banjir atau yang disebut Flood Early Warning System.
"Secara instrumen, perangkat tersebut dilengkapi dengan unit sirine, unit pancar ulang (repeater) dan pengendali yang dapat diaktivasi melalui Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) BPBD Kabupaten Bone Bolango maupun secara manual oleh masyarakat," ujar Abdul dalam keterangan, Minggu (1/9/2024).
Setelah instrumen peringatan dini terpasang, BNPB kemudian memberikan dukungan untuk penguatan respon masyarakat dengan membentuk fasilitator daerah (fasda), tim siaga bencana yang dilengkapi serangkaian kegiatan pembuatan SOP peringatan dini yang berbasis masyarakat itu sendiri.
"BPBD Kabupaten Bone Bolango juga terlibat dan tentunya memiliki peran penting dalam menyelaraskan bentuk ikhtiar yang diinisiasi Pemerintah Pusat melalui BNPB tersebut," sambungnya.
Dia menjelaskan, upaya penguatan sistem peringatan dini ini bukan hanya instrumen diseminasi berupa sirine saja, tetapi juga mengedepankan peningkatan kapasitas manusianya. Masyarakat yang tergabung sebagai tim siaga bencana turut menjadi pelaku dalam peringatan dini.
"Melalui penguatan ini diharapkan seluruh unsur memiliki rasa tanggungjawab dan kepemilikan bersama terhadap instrumen dan SOP yang telah dibuat dan disepakati, sehingga masyarakat dapat lebih siap dan waspada dalam menghadapi potensi banjir," tuturnya.
Sebagai informasi, secara topografi, Desa Tupa berada di perbukitan dan lembah sungai. Pola permukiman penduduknya memanjang sejajar dengan alur sungai.
Desa Tupa merupakan wilayah pertemuan dua sungai besar yaitu sungai Dulamayo dan Sungai Bolango. Sungai-sungai tersebut sekaligus menjadi urat nadi kehidupan bagi 1.170 penduduk Desa Tupa bedasarkan sensus 2023, yang mayoritas adalah petani.
Tiap musim penghujan, Desa Tupa selalu diselimuti nuansa hijau dari hutan-hutan perbukitan dan pertanian yang subur. Akan tetapi, dalam beberapa tahun belakangan, keindahan lanskap Desa Tupa sedikit terganggu setelah banjir dan tanah longsor melanda wilayah itu.
Selain faktor cuaca, pemicu kejadian bencana hidrometeorologi basah di Desa Tupa juga dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya; rusaknya tanggul dan bronjong sungai, penyempitan aliran sungai, sedimentasi sungai hingga pembukaan lahan baru enam desa di Kecamatan Bulangu Ulu.
Menurut catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bone Bolango, peristiwa banjir dan tanah longsor di Desa Tupa terjadi hingga 4-5 kali dalam setahun. Meski tidak dilaporkan adanya korban jiwa, namun bencana itu telah mengganggu kehidupan dan penghidupan para penduduk Desa Tupa.
(rca)