Ahmad Gaus Luncurkan 10 Video Pemikiran Denny JA tentang Agama di Era AI
loading...
A
A
A
Gaus menilai Denny JA belajar dan mengambil banyak dari renungan-renungan ulama, penyair, sufi Jalaluddin Rumi yang memandang hati sebagai rumah Tuhan dan diri sebagai semesta sehingga lahir kesadaran mengenai rasa menyatu (oneness) dengan keseluruhan.
"Berbeda dengan Spiritualitas Gerakan New Age yang skeptis terhadap sains dan agama, Denny JA justru mengembangkan jenis spiritualitas yang didasarkan pada riset sains. Itulah yang disebutnya Spiritualitas Baru Abad 21 yang sepenuhnya narasi pengetahuan," jelasnya.
"Dan dia mengambil intisari agama yang bersifat universal tanpa mereduksi keunikan setiap agama, apalagi mencampakkannya," imbuhnya.
Dia menambahkan agama tumbuh dalam budaya yang berbeda-beda di setiap negara dan berdasarkan itu muncul tafsir yang sesuai dengan kebutuhan kontekstual. Berdasarkan itu, Denny JA menyerukan agar umat Islam Indonesia, misalnya mengembangkan tafsir mereka sendiri yang sesuai kebutuhan. Sebagaimana umat Islam di Eropa yang mengembangkan tafsir mereka sendiri.
"Dari sepuluh tema yang ditayangkan dalam video buku ini, benang merahnya dapat ditarik dari gagasan utama Denny JA yaitu “Agama-agama adalah warisan kultural milik bersama umat manusia”," kata dia.
"Gagasan Denny JA ini menjadi kontribusi terpenting bagi perdamaian dunia, setelah gagasan Hans Kung mengenai dialog agama, dan gagasan Nurcholish Madjid mengenai pluralisme agama (agama-agama itu banyak, tapi satu)," pungkas Gaus.
"Berbeda dengan Spiritualitas Gerakan New Age yang skeptis terhadap sains dan agama, Denny JA justru mengembangkan jenis spiritualitas yang didasarkan pada riset sains. Itulah yang disebutnya Spiritualitas Baru Abad 21 yang sepenuhnya narasi pengetahuan," jelasnya.
"Dan dia mengambil intisari agama yang bersifat universal tanpa mereduksi keunikan setiap agama, apalagi mencampakkannya," imbuhnya.
Dia menambahkan agama tumbuh dalam budaya yang berbeda-beda di setiap negara dan berdasarkan itu muncul tafsir yang sesuai dengan kebutuhan kontekstual. Berdasarkan itu, Denny JA menyerukan agar umat Islam Indonesia, misalnya mengembangkan tafsir mereka sendiri yang sesuai kebutuhan. Sebagaimana umat Islam di Eropa yang mengembangkan tafsir mereka sendiri.
"Dari sepuluh tema yang ditayangkan dalam video buku ini, benang merahnya dapat ditarik dari gagasan utama Denny JA yaitu “Agama-agama adalah warisan kultural milik bersama umat manusia”," kata dia.
"Gagasan Denny JA ini menjadi kontribusi terpenting bagi perdamaian dunia, setelah gagasan Hans Kung mengenai dialog agama, dan gagasan Nurcholish Madjid mengenai pluralisme agama (agama-agama itu banyak, tapi satu)," pungkas Gaus.
(kri)