Gen Z Indonesia Against The World
loading...
A
A
A
Gen Z perlu memiliki dana darurat yang cukup. Untuk mengatasi persoalan ini, mereka perlu menetapkan dana darurat, menyisihkan sebagian penghasilan setiap bulan untuk dana darurat. Lalu, hal yang dirasa cukup crucial yaitu menghindari dan mengurangi hutang. Menghindari dan mengurangi hutang yang tidak perlu dan melunasi hutang yang ada sesegera mungkin agar persoalan ini tidak menjadikan sebuah persoalan baru bagi para Gen Z di kemudian hari.
Gen Z Perlu Memahami Situasi Politik
Berbicara mengenai hal ini, masih banyak Gen Z yang buta terhadap politik dan tidak mau terlibat aktif dalam proses politik. Jika mengacu pada apa yang disampaikan oleh Bertolt Brecht, Buta terburuk adalah Buta Politik. Maka dari itu, Gen Z perlu terlibat aktif dalam proses politik dengan meningkatkan kesadaran politik dengan mengikuti berita seputar politik dan memahami isu-isu yang sedang dibahas dan menjadi persoalan. Tingkat kesadaran politik Gen Z perlu diperkuat.
Dalam hal ini Gen Z perlu yang namanya pendidikan politik di sekolah. Dengan mendorong adanya pendidikan politik di sekolah dapat meningkatkan pemahaman tentang segala hal yang berkaitan dengan politik. Tidak hanya itu, sebagai Gen Z, diskusi dan pembicaraan mengenai politik sudah sepatutnya mulai dibangun dan dijadikan sebagai kebiasaan. Hal ini dapat dilakukan melalui diskusi komunitas, diskusi sekolah maupun kampus, atau bahkan di lingkup forum yang kecil seperti teman-teman nongkrong. Dengan begitu, kesadaran dan partisipasi Gen Z terhadap politik tidak menjadi abai dan tentunya secara indeks juga dapat meningkat.
Kemudian, kita baru saja melewati proses pemilihan elektoral atau Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia pada Februari 2024 lalu. Dalam hal ini Gen Z dapat mulai berpartisipasi dalam pemilu dengan menggunakan hak pilih mereka dan terlibat dalam kampanye politik, serta mengawal segala kebijakan dan proses kepemimpinan dalam 5 tahun yang akan datang siapa pun presiden dan wakil presidennya yang terpilih.
Gen Z juga perlu memahami mengenai pengaruh ekonomi–politik dan bagaimana mengatasinya. Seperti yang sudah di katakan sebelumnya, mereka perlu mengawasi kebijakan publik, mengikuti perkembangan kebijakan publik dan memberikan masukan atau kritikan melalui jalur yang tersedia. Gen Z juga perlu mendukung dan mendorong transparansi dan akuntabilitas di pemerintahan melalui partisipasi aktif dalam organisasi masyarakat sipil agar hal seperti penyalahgunaan kekuasaan, korupsi, atau tindakan destruktif lainnya yang merugikan bagi masyarakat dapat diminimalisir atau dihindari. Oleh karena itu, Gen Z perlu berperan dalam melawan korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, dan tindakan destruktif lainnya dengan cara melaporkan tindakan korupsi misalnya, kepada pihak berwenang dan mendukung inisiatif anti–korupsi. Gen Z juga harus mendukung hukum dan keadilan, dengan mendorong penegakan hukum yang adil dan transparan.
Pada salah satu pembahasan diatas, kita sudah membahas mengenai perkembangan teknologi. Dalam bahasan kali ini perkembangan teknologi juga berperan penting terhadap proses politik. Bagaimana tidak, Gen Z dapat menggunakan teknologi untuk melawan penyalahgunaan politik melalui cara-cara seperti, menyebarkan Informasi dengan benar, menggunakan media sosial untuk menyebarkan informasi yang benar dan mendukung transparansi, menggunakan teknologi untuk pemberdayaan masyarakat, dan mendorong partisipasi dalam proses politik.
Jadi Inisiator dan Berani Hadapi Krisis Iklim
Dalam menghadapi krisis iklim penggunaan teknologi tidak dapat dipungkiri. Gen Z dapat menggunakan media sosial untuk menyebarkan kesadaran tentang perubahan iklim. Kampanye mengenai lingkungan di media sosial, membuat kampanye lingkungan di platform media sosial untuk meningkatkan kesadaran. Mengedukasi teman-teman mereka tentang solusi berkelanjutan dan tindakan yang dapat diambil untuk mengurangi dampak lingkungan. Gen Z memiliki kesadaran yang lebih besar terhadap lingkungan melalui cara-cara seperti terlibat dalam aksi lingkungan seperti pembersihan pantai, penanaman pohon, dan pengurangan limbah plastik, membeli produk ramah lingkungan dan mendukung perusahaan yang memiliki praktik berkelanjutan.
Gen Z juga perlu mengatasi hambatan politik dan ekonomi dalam upaya lingkungan. Untuk mengatasi ini, mereka perlu mengadvokasi kebijakan lingkungan dengan cara melakukan lobbying atau negosiasi dengan pemerintah dan perusahaan untuk mengadopsi kebijakan yang lebih berkelanjutan dan mencari pendanaan untuk proyek lingkungan melalui crowdfunding atau hibah.
Gen Z Perlu Memahami Situasi Politik
Berbicara mengenai hal ini, masih banyak Gen Z yang buta terhadap politik dan tidak mau terlibat aktif dalam proses politik. Jika mengacu pada apa yang disampaikan oleh Bertolt Brecht, Buta terburuk adalah Buta Politik. Maka dari itu, Gen Z perlu terlibat aktif dalam proses politik dengan meningkatkan kesadaran politik dengan mengikuti berita seputar politik dan memahami isu-isu yang sedang dibahas dan menjadi persoalan. Tingkat kesadaran politik Gen Z perlu diperkuat.
Dalam hal ini Gen Z perlu yang namanya pendidikan politik di sekolah. Dengan mendorong adanya pendidikan politik di sekolah dapat meningkatkan pemahaman tentang segala hal yang berkaitan dengan politik. Tidak hanya itu, sebagai Gen Z, diskusi dan pembicaraan mengenai politik sudah sepatutnya mulai dibangun dan dijadikan sebagai kebiasaan. Hal ini dapat dilakukan melalui diskusi komunitas, diskusi sekolah maupun kampus, atau bahkan di lingkup forum yang kecil seperti teman-teman nongkrong. Dengan begitu, kesadaran dan partisipasi Gen Z terhadap politik tidak menjadi abai dan tentunya secara indeks juga dapat meningkat.
Kemudian, kita baru saja melewati proses pemilihan elektoral atau Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia pada Februari 2024 lalu. Dalam hal ini Gen Z dapat mulai berpartisipasi dalam pemilu dengan menggunakan hak pilih mereka dan terlibat dalam kampanye politik, serta mengawal segala kebijakan dan proses kepemimpinan dalam 5 tahun yang akan datang siapa pun presiden dan wakil presidennya yang terpilih.
Gen Z juga perlu memahami mengenai pengaruh ekonomi–politik dan bagaimana mengatasinya. Seperti yang sudah di katakan sebelumnya, mereka perlu mengawasi kebijakan publik, mengikuti perkembangan kebijakan publik dan memberikan masukan atau kritikan melalui jalur yang tersedia. Gen Z juga perlu mendukung dan mendorong transparansi dan akuntabilitas di pemerintahan melalui partisipasi aktif dalam organisasi masyarakat sipil agar hal seperti penyalahgunaan kekuasaan, korupsi, atau tindakan destruktif lainnya yang merugikan bagi masyarakat dapat diminimalisir atau dihindari. Oleh karena itu, Gen Z perlu berperan dalam melawan korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, dan tindakan destruktif lainnya dengan cara melaporkan tindakan korupsi misalnya, kepada pihak berwenang dan mendukung inisiatif anti–korupsi. Gen Z juga harus mendukung hukum dan keadilan, dengan mendorong penegakan hukum yang adil dan transparan.
Pada salah satu pembahasan diatas, kita sudah membahas mengenai perkembangan teknologi. Dalam bahasan kali ini perkembangan teknologi juga berperan penting terhadap proses politik. Bagaimana tidak, Gen Z dapat menggunakan teknologi untuk melawan penyalahgunaan politik melalui cara-cara seperti, menyebarkan Informasi dengan benar, menggunakan media sosial untuk menyebarkan informasi yang benar dan mendukung transparansi, menggunakan teknologi untuk pemberdayaan masyarakat, dan mendorong partisipasi dalam proses politik.
Jadi Inisiator dan Berani Hadapi Krisis Iklim
Dalam menghadapi krisis iklim penggunaan teknologi tidak dapat dipungkiri. Gen Z dapat menggunakan media sosial untuk menyebarkan kesadaran tentang perubahan iklim. Kampanye mengenai lingkungan di media sosial, membuat kampanye lingkungan di platform media sosial untuk meningkatkan kesadaran. Mengedukasi teman-teman mereka tentang solusi berkelanjutan dan tindakan yang dapat diambil untuk mengurangi dampak lingkungan. Gen Z memiliki kesadaran yang lebih besar terhadap lingkungan melalui cara-cara seperti terlibat dalam aksi lingkungan seperti pembersihan pantai, penanaman pohon, dan pengurangan limbah plastik, membeli produk ramah lingkungan dan mendukung perusahaan yang memiliki praktik berkelanjutan.
Gen Z juga perlu mengatasi hambatan politik dan ekonomi dalam upaya lingkungan. Untuk mengatasi ini, mereka perlu mengadvokasi kebijakan lingkungan dengan cara melakukan lobbying atau negosiasi dengan pemerintah dan perusahaan untuk mengadopsi kebijakan yang lebih berkelanjutan dan mencari pendanaan untuk proyek lingkungan melalui crowdfunding atau hibah.