Denny JA Pandang Pentingnya Lakukan Universalisasi Ajaran Agama

Sabtu, 15 Juni 2024 - 15:42 WIB
loading...
A A A
Kedua, penyesuaian dengan prinsip hak asasi manusia. Pesan agama harus disesuaikan dengan prinsip hak asasi manusia yang sudah menjadi pegangan dunia modern.

Ini memastikan bahwa prinsip-prinsip yang diambil dari satu agama tidak konfrontatif dengan ajaran agama lain. Ia dapat diterapkan oleh semua pemeluk agama. Dengan demikian, pesan pencerahan agama dapat diterima secara luas tanpa menimbulkan konflik antaragama.

Ketiga, diterangi oleh sains modern. Pesan agama juga harus dilengkapi dengan sentuhan sains modern. Misalnya, Jon Kabat-Zinn dan Chade-Meng Tan menggunakan riset untuk memvalidasi efek meditasi pada psikologi manusia.

Riset-riset dari bidang neuroscience membantu menerangi dan memvalidasi prinsip-prinsip spiritual dengan data ilmiah, membuatnya lebih diterima di dunia modern.

Keempat, penyesuaian dengan prinsip zaman dan entrepreneurship. Universalisasi juga harus disesuaikan dengan prinsip zaman yang kuat akan entrepreneurship.

Contohnya, program meditasi di University of Michigan dan Google tidak hanya meningkatkan kesejahteraan tetapi juga memberikan kontribusi ekonomi. Meditasi mengurangi biaya kesehatan yang berhubungan dengan stres, sehingga memberikan manfaat ekonomi baik untuk universitas maupun perusahaan.

Ini pula yang menjadi alasan kita membangun Forum Esoterika, yang pada dasarnya semangat kita adalah menjadikan agama-agama yang ada sekarang ini sebagai warisan kultural milik kita bersama.

Dengan demikian, setiap ajaran agama dan berkahnya bisa dirasakan oleh mereka yang tidak menganut agama tersebut. Agama adalah warisan kultural milik kita bersama yang memperkaya batin kita.

"Di Esoterika, kita sengaja merayakan hari-hari besar agama manapun yang hidup di Indonesia. Kepercayaan apapun yang hidup di Indonesia, kita rayakan bersama secara lintas iman," ujar Ketua Esoterika Forum Spiritualitas, Denny JA.

Tentu saja, perayaan ini terbatas pada social gathering, pertemuan warga saja, tanpa masuk ke dalam ritus-ritus teologis khas agama tersebut. "Kita mencari denominasi bersama bahwa warga negara yang meyakini satu agama juga adalah bagian dari sebuah bangsa, sebuah negara," tuturnya.

"Kita perlu mengakrabkan diri sebagai warga negara apapun agama kita. Salah satu cara paling efektif adalah bersama-sama merayakan hari-hari besar agama yang juga diyakini oleh teman-teman kita," sambungnyaa.

Di Esoterika, Lanjut Denny, pihaknya merayakan hari besar berbagai agama seperti Islam, Kristen, Bahá'í, Ahmadiyya, Brahma Kumaris, dan lainnya. Misalnya, merayakan Waisak dari agama Buddha beberapa waktu lalu.

"Dengan melakukan hal ini, kita memperkuat rasa kebersamaan dan toleransi antarumat beragama di Indonesia, menciptakan harmoni yang bermanfaat bagi seluruh masyarakat," papar dia.

Dia menambahkan yang menjadi spirit Estorika dalam perayaan Waisak adalah "biarkan semua makhluk bahagia." Ini adalah prinsip yang sejalan dengan universalisasi ajaran agama bahwa kebahagiaan yang kita dapatkan dari Waisak ini tidak hanya untuk mereka yang meyakini agama Buddha.

Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1868 seconds (0.1#10.140)
pixels