Resesi di Depan Mata, Said Iqbal: Stop Mengeluh, Kita Harus Kreatif
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dampak pandemi Covid-19 yang telah dirasakan dunia diyakini sedang membentuk tatanan baru. Dalam situasi inilah, kreativitas sangat diperlukan.
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan International Labour Organization tengah membahas kepastian kerja karena terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran di seluruh dunia.
Saat ini sejulah negara maju sudah mengalami resesi. Sementara ekonomi Indonesia tercatat minus 5,32 persen pada kuartal II/2020. Secara teori, bila pada kuartal III/2020 pertumbuhan nasional kembali minus, maka Indonesia sudah masuk jurang resesi. Dampaknya, Said menyatakan bakal akan ada gelombang PHK lagi.
(Baca: Pemerintah Diminta Fokus Jaga Stabilitas Ekonomi dan Cegah PHK Massal)
“ILO memprediksi 30.000 jam kerja hilang, akan muncul orang miskin baru. China sebagai raksasa dunia, pertumbuhan ekonominya turun. Orang yang bekerja dan tetap miskin diprediksi berjumlah 18 juta,” tuturnya dalam diskusi daring dengan tema “Pemenuhan Hak Atas Pekerjaan Pada Masa Pandemi Covid-19”, Rabu (19/8/2020).
Said Iqbal menerangkan pemerintah, pengusaha, dan serikat pekerja harus mendiskusikan tentang PHK dan kepastian kerja. KSPI meminta pemerintah adil dalam bersikap ketika menghadapi kontraksi ekonomi.
Dampak Covid-19 ini ada yang memprediksi lebih besar dari great depression. Amerika Serikat, menurutnya, baru bisa mengakhiri great depression pada perang dunia II. “Kita tidak ingin itu terjadi. Yang terdampak itu buruh dan teman-teman pengusaha,” ucapnya.
ILO juga membahas mengenai kepastian upah bagi pekerja. Ini merupakan salah satu instrumen daya beli dan konsumsi yang menopang perekonomian. Salah satu penyebab perekonomian Indonesia minus adalah turunnya konsumsi masyarakat.
(Baca: Tolak RUU Cipta Kerja, Buruh Demo Besar-besaran 25 Agustus 2020)
Said mengkritik pemerintah, terutama Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) yang selalu mendengar keluhan kalangan pengusaha. Dia meminta semua pihak stop mengeluh. “Kita harus kreatif, dunia usaha harus terbuka, UMKM harus dilindungi, dan buruh dijaga,” katanya.
KSPI juga menyayangkan kenaikan iuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Iuran itu harusnya diturunkan karena banyak pekerja yang terkena PHK.
“Kami menggugat mencari keseimbangan. Pemerintah, pengusaha, dan buruh susah. Karena itu, mari berbagi menempatkan sesuai proporsinya,” ujar dia.
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan International Labour Organization tengah membahas kepastian kerja karena terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran di seluruh dunia.
Saat ini sejulah negara maju sudah mengalami resesi. Sementara ekonomi Indonesia tercatat minus 5,32 persen pada kuartal II/2020. Secara teori, bila pada kuartal III/2020 pertumbuhan nasional kembali minus, maka Indonesia sudah masuk jurang resesi. Dampaknya, Said menyatakan bakal akan ada gelombang PHK lagi.
(Baca: Pemerintah Diminta Fokus Jaga Stabilitas Ekonomi dan Cegah PHK Massal)
“ILO memprediksi 30.000 jam kerja hilang, akan muncul orang miskin baru. China sebagai raksasa dunia, pertumbuhan ekonominya turun. Orang yang bekerja dan tetap miskin diprediksi berjumlah 18 juta,” tuturnya dalam diskusi daring dengan tema “Pemenuhan Hak Atas Pekerjaan Pada Masa Pandemi Covid-19”, Rabu (19/8/2020).
Said Iqbal menerangkan pemerintah, pengusaha, dan serikat pekerja harus mendiskusikan tentang PHK dan kepastian kerja. KSPI meminta pemerintah adil dalam bersikap ketika menghadapi kontraksi ekonomi.
Dampak Covid-19 ini ada yang memprediksi lebih besar dari great depression. Amerika Serikat, menurutnya, baru bisa mengakhiri great depression pada perang dunia II. “Kita tidak ingin itu terjadi. Yang terdampak itu buruh dan teman-teman pengusaha,” ucapnya.
ILO juga membahas mengenai kepastian upah bagi pekerja. Ini merupakan salah satu instrumen daya beli dan konsumsi yang menopang perekonomian. Salah satu penyebab perekonomian Indonesia minus adalah turunnya konsumsi masyarakat.
(Baca: Tolak RUU Cipta Kerja, Buruh Demo Besar-besaran 25 Agustus 2020)
Said mengkritik pemerintah, terutama Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) yang selalu mendengar keluhan kalangan pengusaha. Dia meminta semua pihak stop mengeluh. “Kita harus kreatif, dunia usaha harus terbuka, UMKM harus dilindungi, dan buruh dijaga,” katanya.
KSPI juga menyayangkan kenaikan iuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Iuran itu harusnya diturunkan karena banyak pekerja yang terkena PHK.
“Kami menggugat mencari keseimbangan. Pemerintah, pengusaha, dan buruh susah. Karena itu, mari berbagi menempatkan sesuai proporsinya,” ujar dia.
(muh)