Wakil Ketua MPR Ingatkan Waspadai Intervensi Intelijen Asing Jelang Pilpres

Jum'at, 08 Februari 2019 - 21:49 WIB
Wakil Ketua MPR Ingatkan Waspadai Intervensi Intelijen Asing Jelang Pilpres
Wakil Ketua MPR Ingatkan Waspadai Intervensi Intelijen Asing Jelang Pilpres
A A A
TENGGARONG - Intervensi negara asing kepada Indonesia diyakini akan terus meningkat menjelang pemilihan presiden (Pilpres) 2019. Aparat keamanan seperti Badan Intelijen Negara (BIN), Polri, dan TNI diminta lebih meningkatkan kewaspadaan.

Wakil Ketua MPR RI, Mahyudin mengatakan ancaman kepentingan asing harus benar-benar diwaspadai di tahun politik ini. Intervensi asing tidak akan pernah lepas karena kenyataan Indonesia sebagai bangsa yang kaya akan sumber daya alam dan punya potensi pasar yang besar.

Negara asing, menurut dia akan terus mencoba menginfiltrasi Indonesia melalui agen-agen mereka yang ditempatkan di berbagai instansi, baik swasta, maupun lembaga pemerintah, termasuk DPR. Gangguan dan adu domba dilakukan agar bangsa Indonesia terpecah dari dalam.

"Sekarang banyak yang ingin mengail di air keruh. Ini yang harus diwaspadai. Titipan saya kepada BIN, Polri dan tentara agar lebih tingkatkan kinerjanya dalam mengawasi kehidupan kita berbangsa dan bernegara kita. Jangan sampai kecolongan lagi, mahal harganya,", Jumat (8/2/2019).

(Baca juga: Isu Konsultan Asing, Sandiaga Uno: Pernyataan Tidak Bijak)


Aksi adu domba asing ini terutama dilakukan dengan proxy war atau perang proksi. Ini adalah strategi perang ketika lawan menggunakan kekuatan pihak ketiga sebagai penggantinya untuk bertarung dengan pihak lain secara langsung.

Tujuan asing memecah belah Indonesia dengan proxy war karena ingin menguasai atau menjajah bangsa ini. Penjajahan asing, lanjut dia, bisa jadi memang tidak dalam bentuk fisik, namun secara ekonomi atau ideologi.

Salah satu bukti nyata adanya proxy war adalah makin maraknya berita bohong atau hoaks, dan fitnah, terutama di media sosial. Untuk itu sangat penting kembali membangun rasa persatuan dan nasionalisme di tengah bergesernya nilai-nilai luhur dalam berbangsa.

MPR RI, kata dia, ikut mengambil peran itu dengan menyosialisasikan Empat Pilar MPR. Politikus Partai Golkar ini mengimbau masyarakat agar bijak menggunakan media sosial.

"Kita ini ribuan suku yang heterogen. Makanya hoaks jadi ancaman. Karenanya, Pancasila harus jadi perilaku kita dalam berbangsa dan bernegara," kata dia.

(Baca juga: Soal Propaganda Rusia, Tim Prabowo Sarankan Jokowi Bertemu Putin)


Sosialisasi Empat Pilar MPR kemarin diberikan kepada anggota Asosiasi Pengusaha Jasa Boga Indonesia (APJI) Kabupaten Kukar. Sosialisasi kali ini menyasar kaum perempuan karena perannya dinilai penting dalam pendidikan keluarga.

"Harapannya ibu-ibu bisa menularkan ideologi Pancasila dan pilar lainnya kepada anak-anak di rumah," tandasnya.

Rektor Universitas Kutai Kartanegara, Erwinsyah mengatakan peran Empat Pilar MPR sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Semangat Bhinneka Tunggal Ika khususnya disebutnya sudah meluntur sehingga sebagian orang sulit menerima perbedaan. Bahkan ada orang yang sudah tidak cinta negara sehingga mudah menjelekkan bangsa sendiri, termasuk pemimpinnya.

"Padahal pada diri pemimpin itu ada marwah bangsa di dalamnya. Bhinneka Tunggal Ika ini harus dihidupkan karena itu adalah jawaban atas semua pertikaian hari ini," ujarnya pada kesempatan yang sama.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5097 seconds (0.1#10.140)