Menag Cek Hotel dan Dapur Katering di Madinah
loading...
A
A
A
"Saya hari ini juga mengecek kesiapan dapur Meez Mary, salah satu pihak yang akan menyediakan layanan konsumsi jemaah haji Indonesia. Saya lihat dapur bersih dan luas. Tahun lalu kinerja dapur ini baik. Saya juga lihat sudah ada alokasi sendiri untuk menu makanan bagi jemaah lansia. Saya harap dapur ini bisa memberikan layanan terbaik bagi jemaah," papar Gus Men.
Tiba di dapur, Menag disambut pemilik perusahaan katering Meez Mery. Hadir juga Wan Abdurahman, selaku executive chef yang asli warga Cipanas, Bogor. Menag juga akrab berbincang dengan beberapa chef dan asisten chef yang ada di dapur dan kebanyakan juga dari Indonesia.
Kesempatan itu dimanfaatkan Menag untuk menanyakan banyak hal, mulai dari ketersediaan sayuran dan bumbu nusantara, hingga tempe dan tahu. Menurut Gus Men, orang Indonesia suka dengan tempe dan tahu.
Hal tersebur diiyakan Wan Abdurrahman. Tidak hanya saat operasional haji, menu tempe dan tahu juga disukai jemaah umrah. Dalam sehari, dapurnya bisa menghabiskan hingga ratusan papan tempe dan tahu yang juga diproduksi orang Indonesia.
Gus Men tidak lupa menanyakan kesiapan storage dan ketersedian bahan makanan. Wan Abdurrahman mengatakan, dapur ini memiliki enam storage besar sembari menunjukkannya satu per satu. Tampak bahan makanan daging sapi, ayam, ikan, dan telur juga sudah tersedia dalam ruangan berpendingin udara.
"Bumbu Indonesia apa saja yang digunakan?" tanya Gus Men.
Wan Abdurrahman menjelaskan ada cukup banyak jenis, antara lain: sereh, lengkuas, kencur, daun pandan, daun jeruk, salam, santan, ssem, dan kacang tanah.
"Kita terus berupaya menghadirkan yang terbaik buat jemaah. Saya berharap layanan hotel dan konsumsi di Madinah tahun ini lebih baik dan ramah lansia."
Adapun makanan yang disajikan makanan bercita rasa nusantara dengan menu antara lain nasi kuning, ayam goreng saus mentega, telur orak arik, nasi uduk, telur dadar, opor ayam, daging sapi masak habang, ikan tuna cabai hijau, ayam gulai, ikan atin bumbu balado, rendang daging, semur daging, ikan patin goreng, gepuk daging sapi, tahu dan tempe.
Tiba di dapur, Menag disambut pemilik perusahaan katering Meez Mery. Hadir juga Wan Abdurahman, selaku executive chef yang asli warga Cipanas, Bogor. Menag juga akrab berbincang dengan beberapa chef dan asisten chef yang ada di dapur dan kebanyakan juga dari Indonesia.
Kesempatan itu dimanfaatkan Menag untuk menanyakan banyak hal, mulai dari ketersediaan sayuran dan bumbu nusantara, hingga tempe dan tahu. Menurut Gus Men, orang Indonesia suka dengan tempe dan tahu.
Hal tersebur diiyakan Wan Abdurrahman. Tidak hanya saat operasional haji, menu tempe dan tahu juga disukai jemaah umrah. Dalam sehari, dapurnya bisa menghabiskan hingga ratusan papan tempe dan tahu yang juga diproduksi orang Indonesia.
Gus Men tidak lupa menanyakan kesiapan storage dan ketersedian bahan makanan. Wan Abdurrahman mengatakan, dapur ini memiliki enam storage besar sembari menunjukkannya satu per satu. Tampak bahan makanan daging sapi, ayam, ikan, dan telur juga sudah tersedia dalam ruangan berpendingin udara.
"Bumbu Indonesia apa saja yang digunakan?" tanya Gus Men.
Wan Abdurrahman menjelaskan ada cukup banyak jenis, antara lain: sereh, lengkuas, kencur, daun pandan, daun jeruk, salam, santan, ssem, dan kacang tanah.
"Kita terus berupaya menghadirkan yang terbaik buat jemaah. Saya berharap layanan hotel dan konsumsi di Madinah tahun ini lebih baik dan ramah lansia."
Adapun makanan yang disajikan makanan bercita rasa nusantara dengan menu antara lain nasi kuning, ayam goreng saus mentega, telur orak arik, nasi uduk, telur dadar, opor ayam, daging sapi masak habang, ikan tuna cabai hijau, ayam gulai, ikan atin bumbu balado, rendang daging, semur daging, ikan patin goreng, gepuk daging sapi, tahu dan tempe.