Rachmat Gobel: Indonesia Sangat Butuh Air Bersih Ramah Lingkungan

Minggu, 28 April 2024 - 09:18 WIB
loading...
Rachmat Gobel: Indonesia Sangat Butuh Air Bersih Ramah Lingkungan
Wakil Ketua DPR Bidang Korinbang Rachmat Gobel mengungkapkan bahwa Indonesia sangat membutuhkan air bersih yang ramah lingkungan. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Wakil Ketua DPR Bidang Korinbang Rachmat Gobel mengungkapkan bahwa Indonesia sangat membutuhkan air bersih yang ramah lingkungan. Dia melanjutkan, dunia sedang mengalami climate change atau perubahan iklim.

“Sumber-sumber air makin terbatas dan menjadi rebutan, menjadi komoditas yang mahal, dan juga menimbulkan konflik untuk memperebutkan air. Butuh solusi menyeluruh dengan memanfaatkan air laut sebagai sumber air yang berkelanjutan," ujarnya dikutip Minggu (28/4/2024).

Sehari sebelumnya, Jumat, 26 April 2024, Gobel kembali menemui direksi Hidro Filt di Budapest, Hungaria. Ia diterima CEO Hidro Filt, Krisztina Borsos, Direktur International Business Development, Adrian Kiss, dan sejumlah direktur lainnya.



Sedangkan Gobel didampingi Staf Khusus Bidang Luar Negeri Imam Asy’ari dan Wakil CEO Panasonic Manufacturing Indonesia Daniel Suhardiman. Dubes Indonesia untuk Hungaria Dimas Wahab juga mendampingi Gobel.

Pertemuan ini merupakan yang kedua kalinya untuk membahas aspek teknis kerja sama pengolahan air. Hidro Filt memiliki teknologi pengolah air limbah, air sungai, air tanah, dan air laut untuk menjadi air bersih maupun air untuk irigasi.

“Kelebihan teknologi yang dimiliki Hidro Filt adalah ramah lingkungan karena tanpa melalui proses kimia, tak menghasilkan limbah buangan, dan juga menggunakan energi matahari. Selain itu harganya terjangkau,” ujarnya.

Gobel memberikan perhatian khusus pada pengolahan air laut untuk menjadi air untuk kebutuhan sehari-hari serta pengolahan air limbah industri dan limbah pertambangan untuk menjadi air bersih. Dia menuturkan, di tengah climate change dan keterbatasan sumber daya air, saat ini dunia sedang dihadapkan pada konflik perebutan sumber daya air.

“Air mata air, air bawah tanah, dan air tanah kini dieksploitasi besar-besaran untuk kebutuhan air minum maupun air untuk kebutuhan rumah tangga lainnya. Hal ini berdampak pada terkurasnya air oleh pemodal besar sehingga masyarakat desa dan masyarakat miskin mengalami kesulitan untuk mendapatkan air bersih,” tuturnya.

Dia mengatakan, petani juga makin sulit untuk mendapatkan air untuk irigasi karena banyak mata air kini dikuasai pemodal untuk menjadi air kemasan. Hal ini, menurut dia, berdampak pada meningkatnya belanja rumah tangga untuk kebutuhan air dan juga berdampak terhadap keseimbangan lingkungan.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1945 seconds (0.1#10.140)