BNPB Sebut Hampir 80 Persen Wilayah Jawa Krisis Air Bersih
loading...
A
A
A
JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan hampir 80 persen kabupaten atau kota di seluruh provinsi di Pulau Jawa saat ini mengalami krisis air bersih. Bahkan, pemerintah setempat mulai mendistribusikan air bersih untuk masyarakat.
"Jawa sekarang ini udah krisis air bersih ini hampir 70-80 persen kabupaten kota di semua provinsi di Jawa itu sudah mulai mendistribusikan air bersih pada masyarakat," ungkap Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam Disaster Briefing, dikutip Selasa (17/10/2023).
Lebih lanjut, Aam sapaan akrab Abdul Muhari mengatakan, memasuki minggu ketiga bulan Oktober bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) masih dominan.
"Tetapi sekali lagi meski kita ada di musim kemarau tapi Indonesia itu meskipun kita ada pengaruh El Nino kemaraunya cukup kering," jelasnya.
Dia menjelaskan, pihaknya selama ini tidak pernah yang seluruh kawasan itu benar-benar kering secara keseluruhan, tetap ada banjir di Aceh, banjir di Sumatera Barat.
Sehingga ini juga menjadikan pola-pola penanganan kita di samping kita diploy atau atensi konsentrasi kita di 6 provinsi prioritas tapi ada juga bencana kekeringan di Jawa," kata Aam.
"Ini di minggu ketiga tanggal 9 sampai 15 Oktober kita masih dominan di karhutla, tetapi meski intensitas hujan di beberapa provinsi nanti kita lihat cukup signifikan dibanding Minggu sebelumnya tetapi jumlah kejadian banjir yang dilaporkan ke BNPB itu menurun dari minggu sebelumnya, hanya tiga kejadian tapi cukup signifikan," tambahnya.
Secara spasial kata Aam, Pulau Sumatera dominan kekeringan dan karhutla, Jawa kekeringan dan kebakaran lahan.
"Kemudian Sulawesi ada banjir ini yang saya bilang meskipun kita dominannya itu kering tetapi tetap ada bencana-bencana hidrometeorologi basah, baik itu di apa Pasaman kemudian di Aceh, Sumatera Utara, dan Sulawesi secara spasial," tutupnya.
"Jawa sekarang ini udah krisis air bersih ini hampir 70-80 persen kabupaten kota di semua provinsi di Jawa itu sudah mulai mendistribusikan air bersih pada masyarakat," ungkap Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam Disaster Briefing, dikutip Selasa (17/10/2023).
Lebih lanjut, Aam sapaan akrab Abdul Muhari mengatakan, memasuki minggu ketiga bulan Oktober bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) masih dominan.
"Tetapi sekali lagi meski kita ada di musim kemarau tapi Indonesia itu meskipun kita ada pengaruh El Nino kemaraunya cukup kering," jelasnya.
Dia menjelaskan, pihaknya selama ini tidak pernah yang seluruh kawasan itu benar-benar kering secara keseluruhan, tetap ada banjir di Aceh, banjir di Sumatera Barat.
Sehingga ini juga menjadikan pola-pola penanganan kita di samping kita diploy atau atensi konsentrasi kita di 6 provinsi prioritas tapi ada juga bencana kekeringan di Jawa," kata Aam.
"Ini di minggu ketiga tanggal 9 sampai 15 Oktober kita masih dominan di karhutla, tetapi meski intensitas hujan di beberapa provinsi nanti kita lihat cukup signifikan dibanding Minggu sebelumnya tetapi jumlah kejadian banjir yang dilaporkan ke BNPB itu menurun dari minggu sebelumnya, hanya tiga kejadian tapi cukup signifikan," tambahnya.
Secara spasial kata Aam, Pulau Sumatera dominan kekeringan dan karhutla, Jawa kekeringan dan kebakaran lahan.
"Kemudian Sulawesi ada banjir ini yang saya bilang meskipun kita dominannya itu kering tetapi tetap ada bencana-bencana hidrometeorologi basah, baik itu di apa Pasaman kemudian di Aceh, Sumatera Utara, dan Sulawesi secara spasial," tutupnya.
(maf)