Marwan Jafar: Saatnya Nahdliyin Punya Badan Usaha Milik Nahdlatul Ulama
loading...
A
A
A
JAKARTA - Koordinator The Independent Community for Peace and Hummanity, Marwan Jafar menegaskan pandemi COVID-19 hendaknya menjadi momentum berharga bagi seluruh kekuatan sosial keagamaan dan organisasi besar seperti Nahdlatul Ulama (NU) untuk membangkitkan semangat kebersamaan dalam konteks membangun ekonomi umat dan masyarakat berbasis kelembagaan.
Hal tersebut dinilai sangat penting, disamping sebagai pengejawantahan spirit gerakan Nahlatut Tujjar yang menjadi cikal bakal lahirnya NU, juga menjadi kebutuhan mendesak bagi umat nahdliyin yang mayoritas di pedesaan dan miskin. (Baca juga: AHY Satu-satunya Ketum Parpol Non-Pejabat di Sidang Tahunan MPR)
Menurut Marwan yang juga Anggota DPR RI ini, spirit Nahdlatut Tujjar atau Kebangkitan Saudagar yang digelorakan oleh Hadratusy Syaikh Hasyim Asy'ari sebelum lahirnya NU, masih sangat relevan untuk diteruskan dan diimplementasikan oleh NU sebagai alat gerakan konsolidasi ekonomi masyarakat.
"NU harus bikin semacam Badan Usaha Milik NU yang bergerak bidang ekonomi, semacam Holding dan dikelola secara kelembagaan NU untuk menjawab problem ekonomi umat dan masyarakat," ujar Mantan Menteri Desa ini kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (15/08/2020).
Marwan sangat prihatin atas keberadaan ekonomi warga Nahdliyin khususnya dan masyarakat yang mayoritas kelas menengah ke bawah, kaum tani, buruh, pelaku UMKM dan tinggal di pedesaan. Mereka belum beranjak dari garis kemiskinan, apalagi ditambah kondisi pandemi COVID-19 mendera negeri ini. (Baca juga: Jelang Deklarasi, Dukungan kepada Koalisi Din Syamsuddin dkk Muncul)
"Dengan adanya lembaga ekonomi milik NU yang nantinya menyebar hingga ke Desa-desa, menjadi wadah efektif untuk melakukan konsolidasi umat dan masyarakat, sekaligus memberdayakan ekonomi mereka", pungkasnya.
Hal tersebut dinilai sangat penting, disamping sebagai pengejawantahan spirit gerakan Nahlatut Tujjar yang menjadi cikal bakal lahirnya NU, juga menjadi kebutuhan mendesak bagi umat nahdliyin yang mayoritas di pedesaan dan miskin. (Baca juga: AHY Satu-satunya Ketum Parpol Non-Pejabat di Sidang Tahunan MPR)
Menurut Marwan yang juga Anggota DPR RI ini, spirit Nahdlatut Tujjar atau Kebangkitan Saudagar yang digelorakan oleh Hadratusy Syaikh Hasyim Asy'ari sebelum lahirnya NU, masih sangat relevan untuk diteruskan dan diimplementasikan oleh NU sebagai alat gerakan konsolidasi ekonomi masyarakat.
"NU harus bikin semacam Badan Usaha Milik NU yang bergerak bidang ekonomi, semacam Holding dan dikelola secara kelembagaan NU untuk menjawab problem ekonomi umat dan masyarakat," ujar Mantan Menteri Desa ini kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (15/08/2020).
Marwan sangat prihatin atas keberadaan ekonomi warga Nahdliyin khususnya dan masyarakat yang mayoritas kelas menengah ke bawah, kaum tani, buruh, pelaku UMKM dan tinggal di pedesaan. Mereka belum beranjak dari garis kemiskinan, apalagi ditambah kondisi pandemi COVID-19 mendera negeri ini. (Baca juga: Jelang Deklarasi, Dukungan kepada Koalisi Din Syamsuddin dkk Muncul)
"Dengan adanya lembaga ekonomi milik NU yang nantinya menyebar hingga ke Desa-desa, menjadi wadah efektif untuk melakukan konsolidasi umat dan masyarakat, sekaligus memberdayakan ekonomi mereka", pungkasnya.
(kri)