Program YESS Memperkuat Agribisnis Petani Milenial Melalui Kelembagaan Ekonomi Petani

Minggu, 24 Maret 2024 - 22:05 WIB
loading...
A A A
2. Penguatan Hilirisasi Produk Pertanian
Hilirisasi produk dilakukan untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing, serta nilai ekonomis produk melalui pengelolaan pasca panen dan proses pengolahan hingga tersaji dan dikonsumsi oleh konsumen. Hilirisasi didasarkan pada potensi pasar dan keunikan produk sehingga dapat menyasar pada berbagai segmen konsumen/ pasar.

3. Pengembangan Kelembagaan Ekonomi Petani
Agribisnis petani milenial berbasis kluster komoditas memerlukan sinergitas para pihak untuk mendukung pengelolaan hulu hingga hilir secara terpadu oleh kelembagaan ekonomi petani. Kelembagaan ekonomi petani adalah lembaga yang melaksanakan kegiatan usahatani yang dibentuk oleh, dari, dan untuk petani, guna meningkatkan produktivitas dan efisiensi usahatani, baik yang berbadan hukum maupun yang belum berbadan hukum. Kelembagaan ekonomi petani juga perlu ditingkatkan menjadi kelembagaan yang kuat dan mandiri sehingga berdampak terhadap akselerasi pengembangan sosial ekonomi petani, aksesibilitas pada informasi pertanian, aksesibilitas pada sumber permodalan, infrastruktur dan pasar, adopsi teknologi pertanian, serta jejaring kerjasama kemitraan sehingga berdaya saing, produktif, berkelanjutan dan mampu meningkatkan nilai tawarnya.

Mengacu pada Peraturan Menteri Pertanian Nomor 18 tahun 2020 tentang Pedoman Pengembangan Kawasan Berbasis Korporasi Petani dijelaskan bahwa Kawasan Pertanian adalah gabungan dari sentra-sentra pertanian yang memenuhi batas minimal skala ekonomi pengusahaan dan efektivitas manajemen pembangunan wilayah secara berkelanjutan serta terkait secara fungsional dalam hal potensi sumber daya alam, kondisi sosial budaya, faktor produksi dan keberadaan infrastruktur penunjang. Sedangkan, korporasi petani adalah kelembagaan ekonomi petani berbadan hukum berbentuk koperasi atau badan hukum lain dengan sebagian besar kepemilikan modal dimiliki oleh petani. Dengan demikian penguatan agribisnis petani milenial berbasis kluster komoditas akan dapat menjadi rintisan pengembangan Kawasan Pertanian Berbasis Korporasi Petani yang dikembangkan dengan strategi memberdayakan dan mengkorporasikan petani.

4. Penataan Rantai Pasok dan Perluasan Akses Pasar
Saat ini petani sebagai produsen dihadapkan dengan kondisi konsumen yang cerdas dan sangat kritis terhadap segala sesuatu yang menyangkut pembelian produk. Konsumen menginginkan produk yang dibeli memiliki kualitas yang baik, murah dan cepat (better, cheaper, faster). Keinginan tersebut dapat dipenuhi dengan adanya manajemen yang baik di dalam rantai pasok. Seluruh aktor yang berada di sepanjang rantai pasok harus saling terintegrasi karena persaingan tidak lagi terjadi antara pelaku usaha secara individu, tetapi antar rantai pasok.

Rantai pasok yang dapat bersaing adalah rantai pasok yang dapat memenuhi permintaan konsumen dan memiliki nilai yang tinggi dari keseluruhan rantai pasok. Terdapat tiga hal penting dalam rantai pasok agar dapat memenuhi konsumen akhir yaitu kelancaran aliran produk, aliran finansial, dan aliran informasi. Menjaga kelancaran aliran produk dalam rantai pasok sangat penting karena ketersediaan produk mempengaruhi kelancaran kedua aliran lainnya.

Petani perlu ditingkatkan pengelolaan produknya dengan bersinergi bermitra dengan pelaku usaha di pasar untuk membangun jaringan pemasaran yang utuh dan saling menguntungkan. Pengembangan pasar secara digital perlu dibarengi dengan penataan manajemen produksi di dalam kelompok petani sehingga kelancaran ketersediaan produk dapat terjamin. Kemampuan akses pasar dalam negeri maupun luar negeri sangat dipengaruhi oleh jaminan mutu produk.

5. Akses Permodalan
Pembiayaan agribisnis petani milenial dapat berasal dari investasi, corporate social responsibility (CSR), Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan model pembiayaan lainnya. Sektor perbankan maupun korporasi yang tertarik untuk mengembangkan usaha, misalnya agribisnis hortikultura, perlu disertakan dalam pengembangan hortikultura di setiap aspek yang dipandang komersial bagi petani dan memiliki potensi keberlanjutan yang sangat besar. Optimasi pembiayaan dari non-reguler didukung oleh pendampingan kepada petani agar petani dapat meningkatkan skala usaha dan perekonomian wilayah mendapat manfaat positif dari pengembangan hortikultura.

Petani milenial perlu mendapat bimbingan dalam mengakses berbagai skema ini dan perlu meningkatkan kemampuan manajerialnya untuk dapat memenuhi standar mitra usaha pendanaan. Penguatan kelembagaan ekonomi petani dilakukan secara berjenjang menurut kondisi dan kapasitas petani sehingga mampu dan memenuhi syarat untuk membentuk badan usaha yang berbadan hukum.

Agribisnis petani milenial berbasis kluster komoditas akan mendorong pembentukan kelembagaan ekonomi petani agar memiliki nilai tawar dan berkemampuan mengakses informasi, sumber permodalan, serta akses pasar. Koperasi petani milenial pada Program YESS menjadi salah satu leason learned penguatan agribisnis petani milenial melalui korporasi petani.

Penguatan agribisnis petani milenial berbasis kluster komoditas akan dapat menjadi rintisan pengembangan Kawasan Pertanian Berbasis Korporasi Petani yang dikembangkan dengan strategi memberdayakan dan mengkorporasikan petani. Sinergi pemerintah, akademisi/lembaga riset, mitra usaha/industri, asosiasi, komunitas, lembaga pembiayaan, dan media sangat diperlukan untuk mengakselerasi pertumbuhan agribisnis petani milenial.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1658 seconds (0.1#10.140)