Soal Vaksin COVID-19, Optimisme Vulgar Pejabat Bisa Jadi Bumerang
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), Hermawan Saputra mengingatkan pejabat negara tidak menyampaikan optimise secara vulgar ke publik terkait vaksin COVID-19. Pasalnya, menurut dia vaksin Corona belum tentu bisa langsung digunakan masyarakat pada awal Januari 2021. Masih ada beberapa proses lagi yang harus dilewati sebelum vaksin tersebut bisa diedarkan ke masyarakat.
"Itu sudah dikoreksi oleh Bu Neni (pihak Bio Farma) awal Januari 2021 baru semacam interim analisis bahkan belum menuntaskan keseluruhan karena ada follow up dalam 6 bulan ke depan dari subjek yang sudah diinject (disuntik)," ujar Hermawan dalam diskusi Polemik MNC Trijaya, Sabtu (15/8/2020). (Baca juga: Obat COVID-19 Pertama di Indonesia Tinggal Tunggu Izin Edar BPOM)
Hermawan meminta pejabat negara bisa lebih berhati-hati dalam mengeluarkan pernyataan. Jangan sampai masyarakat menaruh harapan besar padahal kenyataannya belum tentu bisa direalisasikan.
"Karena itu kehati-hatian statment dalam komunikasi publik menjadi sangat penting jangan sampai di masyarakat menaruh harapan padahal nanti pada waktunya belum tentu bisa direalisasikan," tuturnya.
"Kita cukup banyak alami statment seperti ini sejak dahsyatnya efektifnya avigan, klorokuin, rapid, dan seterusnya, optimisme pejabat tidak perlu lah disampaikan secara vulgar ke publik karena bisa jadi bumerang," sambung dia.
Hermawan melihat vaksin COVID-19 tidak akan bisa diedarkan ke publik secepat yang dibayangkan yakni pada awal Januari 2021. Menurut dia, proses ilmiah vaksin Corona itu masih memerlukan waktu cukup panjang.
"Sebenarnya kita mampu menyimpulkan sementara bahwa vaksin ini tidak secepat yang kita bayangkan, kebertahapannya itu pastilah menjadi bagian dari kehati-hatian ilmiah," jelasnya.
Dia menuturkan sebagaimana disampaikan pihak Bio Farma, awal Januari 2021 proses uji klinis tahap tiga vaksin baru sampai interim report dan nantinya harus melewati regulatory review dan approval terlebih dahulu. "Dan setelah itu baru bicara poduksi bila hasil dari interim analisis itu menunjukkan efektivitas dari uji vaksin ini," ungkap dia. (Baca
Oleh sebab itu, Hermawan mengimbau masyarakat tidak terlalu percaya diri bahwa vaksin Corona akan diproduksi pada awal Januari 2021. "Sebagai masyarakat kita tidak boleh terlalu over confident ada vaksin pada awal Januari sekali, tetapi kita tetap berharap dan optimis dengan kita sadar dan sabar dengan berperilaku hidup sehat, itu bagian besar dalam sumbangan kita kendalikan COVID-19," pungkasnya.
"Itu sudah dikoreksi oleh Bu Neni (pihak Bio Farma) awal Januari 2021 baru semacam interim analisis bahkan belum menuntaskan keseluruhan karena ada follow up dalam 6 bulan ke depan dari subjek yang sudah diinject (disuntik)," ujar Hermawan dalam diskusi Polemik MNC Trijaya, Sabtu (15/8/2020). (Baca juga: Obat COVID-19 Pertama di Indonesia Tinggal Tunggu Izin Edar BPOM)
Hermawan meminta pejabat negara bisa lebih berhati-hati dalam mengeluarkan pernyataan. Jangan sampai masyarakat menaruh harapan besar padahal kenyataannya belum tentu bisa direalisasikan.
"Karena itu kehati-hatian statment dalam komunikasi publik menjadi sangat penting jangan sampai di masyarakat menaruh harapan padahal nanti pada waktunya belum tentu bisa direalisasikan," tuturnya.
"Kita cukup banyak alami statment seperti ini sejak dahsyatnya efektifnya avigan, klorokuin, rapid, dan seterusnya, optimisme pejabat tidak perlu lah disampaikan secara vulgar ke publik karena bisa jadi bumerang," sambung dia.
Hermawan melihat vaksin COVID-19 tidak akan bisa diedarkan ke publik secepat yang dibayangkan yakni pada awal Januari 2021. Menurut dia, proses ilmiah vaksin Corona itu masih memerlukan waktu cukup panjang.
"Sebenarnya kita mampu menyimpulkan sementara bahwa vaksin ini tidak secepat yang kita bayangkan, kebertahapannya itu pastilah menjadi bagian dari kehati-hatian ilmiah," jelasnya.
Dia menuturkan sebagaimana disampaikan pihak Bio Farma, awal Januari 2021 proses uji klinis tahap tiga vaksin baru sampai interim report dan nantinya harus melewati regulatory review dan approval terlebih dahulu. "Dan setelah itu baru bicara poduksi bila hasil dari interim analisis itu menunjukkan efektivitas dari uji vaksin ini," ungkap dia. (Baca
Oleh sebab itu, Hermawan mengimbau masyarakat tidak terlalu percaya diri bahwa vaksin Corona akan diproduksi pada awal Januari 2021. "Sebagai masyarakat kita tidak boleh terlalu over confident ada vaksin pada awal Januari sekali, tetapi kita tetap berharap dan optimis dengan kita sadar dan sabar dengan berperilaku hidup sehat, itu bagian besar dalam sumbangan kita kendalikan COVID-19," pungkasnya.
(kri)