KPU Hentikan Penayangan Diagram di Sirekap, Roy Suryo: Buat Apa Kemarin Dibangga-banggakan?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerhati telematika, multimedia, AI, dan OCB Roy Suryo menyoroti langkah KPU yang menghentikan penayangan diagram perolehan suara di Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap).
Menurut dia, langkah itu telah menjadi bukti sistem Sirekap sangat buruk dan parah. "Memang IT KPU ini sudah sangat parah, bahkan membuat kegaduhan atau perpecahan di masyarakat," ujar Roy, Rabu (6/3/2024).
Hilangnya diagram perolehan suara di situs Sirekap KPU juga turut bersamaan dengan aplikasi Instagram dan Facebook. "Tetapi tidak berhubungan langsung, karena situs tetap bisa diakses hanya data-datanya hilang," ucapnya.
Roy menilai hilangnya diagram data perolehan suara ini tidak ada unsur kesengajaan. Namun, dia mempertanyakan sikap KPU yang sempat membangga-banggakan Sirekap.
"Kalau begini buat apa kemarin-kemarin dibangga-banggakan soal OCR dan OMR yang berbiaya sangat besar. Buang-buang uang, waktu, tenaga, dan masih banyak lagi," kata Roy.
Atas dasar penghentian tampilan diagram perolehan suara itu, dia semakin curiga terhadap KPU. Dia khawatir terjadi penggelembungan suara peserta pemilu tertentu.
"Makanya sejak awal saya terus mendesak audit forensik untuk memastikan apa sebenarnya yang terjadi dan menghindari kecurangan-kecurangan yang akan terjadi," ucapnya.
Tampilan Sirekap KPU mengalami perubahan. Data diagram perolehan suara yang biasanya tertera kini tidak muncul.
Biasanya website KPU menampilkan gambar diagram perolehan suara. Namun, kali ini diagram tidak terlihat.
Jumlah suara pasangan calon (paslon) dan termasuk persentasenya tidak terlihat. Tidak hanya itu, jumlah suara pada Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang telah diinput dari Form C juga tidak diperlihatkan.
Menurut dia, langkah itu telah menjadi bukti sistem Sirekap sangat buruk dan parah. "Memang IT KPU ini sudah sangat parah, bahkan membuat kegaduhan atau perpecahan di masyarakat," ujar Roy, Rabu (6/3/2024).
Hilangnya diagram perolehan suara di situs Sirekap KPU juga turut bersamaan dengan aplikasi Instagram dan Facebook. "Tetapi tidak berhubungan langsung, karena situs tetap bisa diakses hanya data-datanya hilang," ucapnya.
Roy menilai hilangnya diagram data perolehan suara ini tidak ada unsur kesengajaan. Namun, dia mempertanyakan sikap KPU yang sempat membangga-banggakan Sirekap.
"Kalau begini buat apa kemarin-kemarin dibangga-banggakan soal OCR dan OMR yang berbiaya sangat besar. Buang-buang uang, waktu, tenaga, dan masih banyak lagi," kata Roy.
Atas dasar penghentian tampilan diagram perolehan suara itu, dia semakin curiga terhadap KPU. Dia khawatir terjadi penggelembungan suara peserta pemilu tertentu.
"Makanya sejak awal saya terus mendesak audit forensik untuk memastikan apa sebenarnya yang terjadi dan menghindari kecurangan-kecurangan yang akan terjadi," ucapnya.
Tampilan Sirekap KPU mengalami perubahan. Data diagram perolehan suara yang biasanya tertera kini tidak muncul.
Biasanya website KPU menampilkan gambar diagram perolehan suara. Namun, kali ini diagram tidak terlihat.
Jumlah suara pasangan calon (paslon) dan termasuk persentasenya tidak terlihat. Tidak hanya itu, jumlah suara pada Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang telah diinput dari Form C juga tidak diperlihatkan.
(jon)