Frekuensi Radio Jadi SDA Penting di F1H20 UIM World Championship 2024
loading...
A
A
A
BALIGE - Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas I Medan (Balmon Medan) yang didukung oleh Direktorat Pengendalian SDPPI, Balmon Surabaya, dan Balmon Bandung menerjunkan tim pendukung pengawasan penggunaan spektrum frekuensi radio dalam penyelenggaraan F1H20 UIM World Championship 2024 di Balige, Sumatra Utara.
Tim tersebut terdiri dari enam tim bergerak (mobile) yang menggunakan unit perangkat jinjing dan dua tim statis menggunakan unit stasiun monitoring bergerak.
Spektrum frekuensi radio merupakan sumber daya alam terbatas dan penggunaannya harus diatur sebaik-baiknya, sehingga dapat digunakan untuk layanan telekomunikasi yang optimal tanpa menimbulkan gangguan yang menyebabkan penurunan layanan telekomunikasi.
Sumber daya alam spektrum frekuensi radio dalam ajang F1H20 UIM World Championship 2024 ini digunakan oleh Race Control F1H20 untuk mengatur jalannya balapan, serta komunikasi peserta tim pembalap dari beberapa negara.
Pembalap dengan tim pengarahnya menggunakan perangkat walkie talky untuk layanan suara (voice) pada pita frekuensi radio 400 MHz. Selain penggunaan untuk layanan suara pada pita 400 MHz, keberlangsungan balapan juga bergantung pada frekuensi radio untuk layanan timing pada pita 5.8 GHz. Timing sangat penting untuk pencatatan waktu dan penentuan pemenang.
Layanan broadcasting (penyiaran) memanfaatkan frekuensi radio untuk mengirimkan data multimedia secara live ke layar televisi atau melalui layanan over the top melalui streaming ke para penonton di seluruh dunia. Layanan penyiaran ini memanfaatkan pita frekuensi radio 2.2 GHz dan pita frekuensi radio 5.8 GHz.
Pita frekuensi 2.2 GHz ini digunakan untuk Onboard Camera Unit (OBCU) yang terletak pada kapal pembalap dan pita frekuensi radio 5.8 GHz digunakan untuk wireless camera. Pita frekuensi 2.2 GHz sangat berdekatan dengan pita 2.3 GHz yang diperuntukkan untuk layanan seluler 5G.
Penonton di sekitar Balige dapat menikmati internet cepat 5G salah satunya karena terdapat layanan 5G pada pita frekuensi 2.3 GHz. Dalam penyelenggaraan event internasional, pita 2.3 GHz ini sering terdampak gangguan dari 2.2 GHz atau sebaliknya, pita 2.2 GHz terdampak gangguan dari pita 2.3 GHz.
Gangguan ini tentunya akan menyebabkan layanan telekomunikasi berupa tangkapan kamera ataupun layanan 5G yang tidak bisa dinikmati oleh masyarakat dengan baik.
Disamping pemanfaataan kamera yang terpasang di boat dan kamera statis pada posisi tertentu, broadcaster F1H20 memanfaatkan drone (pesawat udara tanpa awak, PUTA) yang dikendalikan menggunakan frekuensi radio. Pada izin kelas di pita 2.4 GHz dan 5.8 GHz, pengaturan posisi drone juga bergantung pada GPS pada pita frekuensi 1.5 GHz.
Tim tersebut terdiri dari enam tim bergerak (mobile) yang menggunakan unit perangkat jinjing dan dua tim statis menggunakan unit stasiun monitoring bergerak.
Spektrum frekuensi radio merupakan sumber daya alam terbatas dan penggunaannya harus diatur sebaik-baiknya, sehingga dapat digunakan untuk layanan telekomunikasi yang optimal tanpa menimbulkan gangguan yang menyebabkan penurunan layanan telekomunikasi.
Sumber daya alam spektrum frekuensi radio dalam ajang F1H20 UIM World Championship 2024 ini digunakan oleh Race Control F1H20 untuk mengatur jalannya balapan, serta komunikasi peserta tim pembalap dari beberapa negara.
Pembalap dengan tim pengarahnya menggunakan perangkat walkie talky untuk layanan suara (voice) pada pita frekuensi radio 400 MHz. Selain penggunaan untuk layanan suara pada pita 400 MHz, keberlangsungan balapan juga bergantung pada frekuensi radio untuk layanan timing pada pita 5.8 GHz. Timing sangat penting untuk pencatatan waktu dan penentuan pemenang.
Layanan broadcasting (penyiaran) memanfaatkan frekuensi radio untuk mengirimkan data multimedia secara live ke layar televisi atau melalui layanan over the top melalui streaming ke para penonton di seluruh dunia. Layanan penyiaran ini memanfaatkan pita frekuensi radio 2.2 GHz dan pita frekuensi radio 5.8 GHz.
Pita frekuensi 2.2 GHz ini digunakan untuk Onboard Camera Unit (OBCU) yang terletak pada kapal pembalap dan pita frekuensi radio 5.8 GHz digunakan untuk wireless camera. Pita frekuensi 2.2 GHz sangat berdekatan dengan pita 2.3 GHz yang diperuntukkan untuk layanan seluler 5G.
Penonton di sekitar Balige dapat menikmati internet cepat 5G salah satunya karena terdapat layanan 5G pada pita frekuensi 2.3 GHz. Dalam penyelenggaraan event internasional, pita 2.3 GHz ini sering terdampak gangguan dari 2.2 GHz atau sebaliknya, pita 2.2 GHz terdampak gangguan dari pita 2.3 GHz.
Gangguan ini tentunya akan menyebabkan layanan telekomunikasi berupa tangkapan kamera ataupun layanan 5G yang tidak bisa dinikmati oleh masyarakat dengan baik.
Disamping pemanfaataan kamera yang terpasang di boat dan kamera statis pada posisi tertentu, broadcaster F1H20 memanfaatkan drone (pesawat udara tanpa awak, PUTA) yang dikendalikan menggunakan frekuensi radio. Pada izin kelas di pita 2.4 GHz dan 5.8 GHz, pengaturan posisi drone juga bergantung pada GPS pada pita frekuensi 1.5 GHz.