Banyak Suara Hilang di Pemilu 2024, Ahmad Rofiq: Perindo Partai yang Dikorbankan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sekretaris Jenderal Partai Perindo, Ahmad Rofiq mengaku banyak suara Partai Perindo yang hilang pada Pemilu 2024. Ia menyebut bahwa partai besutan Ketua Umum Hary Tanoesoedibjo itu menjadi partai yang dikorbankan.
"Partai Perindo itu termasuk partai korban atau partai yang dikorbankan karena memang upaya yang selama ini dilakukan oleh KPU itu tidak menunjukkan hasil," ujar Rofiq dalam tayangan iNews Today, Rabu (28/2/2024).
Padahal, kata dia, laporan mengenai suara hilang itu sudah dilakukan di akar rumput. Rofiq lantas tak setuju ketika ada pernyataan bahwa suara hilang itu merupakan ketidakmungkinan.
"Mungkin penyelenggara menyatakan bahwa tidak mungkin suara hilang, tapi dalam sistem politik yang carut-marut ini yang sangat ugal-ugalan, enggak ada norma segala macam itu semua bisa terjadi," jelasnya.
Sistem politik ini, kata dia, bisa membuat kelompok tertentu mengambil suara bahkan berbuat apa saja. Belum lagi, tindakan ini dimuluskan oleh penyelenggara yang tidak transparan.
"Semua bisa mengurangi dan semua bisa mengambil dan bisa berbuat apa saja, karena memang transparansi dan kompetensi di dalam penyelenggara itu sama sekali tidak nampak," tutupnya.
"Partai Perindo itu termasuk partai korban atau partai yang dikorbankan karena memang upaya yang selama ini dilakukan oleh KPU itu tidak menunjukkan hasil," ujar Rofiq dalam tayangan iNews Today, Rabu (28/2/2024).
Padahal, kata dia, laporan mengenai suara hilang itu sudah dilakukan di akar rumput. Rofiq lantas tak setuju ketika ada pernyataan bahwa suara hilang itu merupakan ketidakmungkinan.
"Mungkin penyelenggara menyatakan bahwa tidak mungkin suara hilang, tapi dalam sistem politik yang carut-marut ini yang sangat ugal-ugalan, enggak ada norma segala macam itu semua bisa terjadi," jelasnya.
Sistem politik ini, kata dia, bisa membuat kelompok tertentu mengambil suara bahkan berbuat apa saja. Belum lagi, tindakan ini dimuluskan oleh penyelenggara yang tidak transparan.
"Semua bisa mengurangi dan semua bisa mengambil dan bisa berbuat apa saja, karena memang transparansi dan kompetensi di dalam penyelenggara itu sama sekali tidak nampak," tutupnya.
(kri)